Jakarta (ANTARA) - Dari dinding-dinding yang menjulang di arena Kejuaraan Panjat Tebing Provinsi DKI Jakarta 2023 terpancar semangat regenerasi atlet panjat tebing di wilayah Ibukota.
 

Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) DKI Jakarta membuka babak baru dalam penemuan bakat dengan menyelenggarakan Kejuaraan Panjat Tebing Provinsi DKI Jakarta 2023. Inilah panggung magis yang mengundang para atlet muda berbakat untuk mengukir kisah gemerlap menuju PON 2024 di Aceh.

Semangat kompetisi dalam Kejuaraan Panjat Tebing Provinsi DKI Jakarta 2023 adalah sebuah panggung penting menuju gemerlap PON 2024 di Aceh.

Muhammad Sulaiman, Ketua Harian FPTI DKI Jakarta, memandang kejuaraan ini sebagai langkah penting dalam kaderisasi dan persiapan atlet.

"Jadi, ini menjadi cara bagi para pelatih untuk menjaring atlet-atlet, yang mungkin saja bisa lebih baik dibandingkan atlet yang saat ini sudah ada," ujar Sulaiman dengan semangat saat menyaksikan Kejuprov DKI Jakarta di International Climbing Wall Park, Cakung, Jakarta, Kamis (30/11).

Ketua Pelaksana Yurizal Martin menegaskan bahwa kegiatan ini adalah bagian integral dari pembinaan atlet panjat tebing DKI Jakarta.

Kolaborasi dengan KONI DKI Jakarta, Dinas Olahraga Pemprov DKI, dan Girigajana Indonesia memperkuat komitmen FPTI dalam mencari bibit baru dan mengejar prestasi tinggi.

Seiring dinding-dinding yang terpancang di Jakarta International Climbing Wall Park, Cakung, Jakarta Timur, terbit pula cerita atlet muda dan harapan masa depan yang mengkilap dalam dunia panjat tebing Indonesia.

Di kota Jakarta, terdapat para atlet muda panjat tebing yang tengah dipoles menjadi bintang-bintang masa depan. Mereka tidak hanya dipersiapkan sebagai bibit unggul, tetapi juga sebagai pahlawan yang akan mengharumkan nama besar DKI Jakarta.

Dalam setiap gerakan mereka, terukir kisah semangat dan kegigihan yang menantang batas-batas prestasi, membawa energi segar dalam dunia panjat tebing. Berikut sosoknya.
 

Salma Ashyuri Gunawan

Salma Ashyuri Gunawan, sang atlet muda panjat tebing kelahiran Depok, menjadi perwakilan Jakarta Selatan dengan perjalanan olahraga yang luar biasa.

Pada usianya yang menginjak 17 tahun, Salma mencatat prestasi gemilang dengan kemenangan pada pra Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 dengan membawa medali perak pada nomor Lead Putri yang membuatnya semakin bersemangat dan berdedikasi dalam dunia panjat tebing.

Melalui perbincangan santai, Salma membagikan pengalamannya dalam cabang olahraga panjat tebing yang mulai ia tekuni sejak 7 tahun silam.

Salma menjelaskan bahwa kecintaannya terhadap panjat tebing bermula secara tidak sengaja, karena ikut ajakan teman sang ayah untuk menjajal cabang olahraga tersebut. Tanpa disangka dirinya merasa senang dan ketagihan untuk memanjat.

Tidak ada kesulitan yang berarti bagi Salma saat menekuni bidang panjat tebing itu, karena kunci utamanya adalah menyemangati diri sendiri, bahkan ketika rasa bosan melanda.

Selain itu, Salma tidak pernah merasa kesulitan untuk membagi waktu antara latihan dan sekolahnya. Dispensasi dari sekolah memungkinkan Salma untuk fokus pada latihan panjat tebing yang membutuhkan dedikasi dan kedisiplinan tinggi.

Intensitas latihan yang dijalaninya terbilang cukup padat, yakni dengan pola latihan 3-4 kali seminggu, bahkan mencapai 5 kali seminggu dalam program tertentu, bahkan Salma menjelaskan dapat mencapai 10 sesi.

Dengan intensitas latihan yang dijalani, maka tak heran jika pada umur yang terbilang masih muda, Salma sudah mampu membawa nama harum DKI Jakarta pada tingkat nasional.

“Tidak setiap hari workout karena kalo lagi capek istirahat, cuma kalo lagi ada tenaga tambahan biasanya aku latihan tambahan,” kata Salma kepada ANTARA usai mengikuti Kejuaraan Provinsi DKI Jakarta Panjat Tebing 2023 di Jakarta, Kamis (30/11).

Saat ini, Salma tengah fokus berlatih untuk mempersiapkan diri ke kejuaraan nasional PON 2024 yang akan dilangsungkan di Aceh.

Nama Atlet Panjat Tebing Widya Fujianti alias Wiwi muncul sebagai sosok panutan yang diidolakan Salma dalam dunia panjat tebing. Keuletan dan keteguhan Wiwi ternyata mampu memotivasi Salma untuk terus berkembang dan mengejar impian besarnya.

Dengan seluruh pencapaian yang sudah digapai, Salma kini memandang lebih jauh. Impiannya tidak terbatas pada tingkat nasional, ia bercita-cita untuk bersaing di kejuaraan internasional seperti International Federation of Sport Climbing (IFSC) atau Olimpiade.

Salma memiliki tekad kuat untuk membawa nama Indonesia bersinar di dunia panjat tebing, dan melalui semangat dan dedikasinya, ia siap untuk mengejar medali emas dalam panggung olahraga dunia.

 

Aninda Qalbi Asyillah

Atlet muda berusia 16 tahun asal Jakarta, Aninda Qalbi Asyillah,  menjadi wakil kontingen Jakarta Selatan dalam cabang olahraga panjat tebing.

Meski tertarik sejak kecil, Aninda awalnya tidak diperbolehkan oleh ayahnya untuk mengejar cintanya pada panjat tebing, karena olahraga ini dianggap terlalu berisiko untuk perempuan. Sehingga, pada usia 14 tahun, Aninda baru mendapat izin dan mulai memasuki dunia panjat tebing.

Motivasi Aninda terhadap panjat tebing tak dapat disangkal. Baginya, olahraga ini seperti hidup dan mati, sebuah cinta sejatinya yang sudah melekat sejak kecil. Meskipun baru saja memulainya, Aninda dengan serius terjun ke dunia panjat tebing dan ia berhasil membuktikan ketertarikannya.

Meskipun baru mencatat prestasi pada pra Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 dengan peringkat 4 di nomor Speed Beregu, Aninda yakin bahwa langkahnya ini adalah awal dari perjalanan yang lebih besar.

“Prestasi sejauh ini baru kemarin pra pon di speed saya dan tim dapet peringkat 4. Meskipun belum naik podium, jadi juara. Alhamdulillah kita bisa lolosin dan insyaAllah kita ikut PON 2024 nanti,” kata Aninda kepada ANTARA.

Meski saat itu persiapannya serba mendadak, Aninda bersyukur karena mendapat dukungan dan kesempatan untuk berlatih bersama tim pelatihan daerah (Pelatda). Dengan tekad kuat, dia berharap dapat mewakili DKI Jakarta pada kejuaraan PON 2024.

Aninda juga mengungkapkan tantangan dalam panjat tebing, dimana kecepatan menjadi fokus utamanya. Ia bercita-cita bisa menjadi atlet tercepat dan membawa nama bangsanya dengan harum. Dalam menghadapi tantangan ini, Aninda menegaskan bahwa lawan terberat baginya adalah dirinya sendiri.

Untuk menjaga stamina, Aninda menjaga pola makannya dengan mengonsumsi makanan sehat dan menghindari makanan yang berminyak. Protein dari dada ayam, putih telur, susu harian, dan suplemen vitamin menjadi bagian penting dari pola makannya.

Latihan rutin 5 kali dalam seminggu juga menjadi kunci keberhasilannya. Dengan target yang ambisius, Aninda menatap PON 2024 dan kejuaraan internasional sebagai langkah-langkah selanjutnya dalam karirnya sebagai atlet panjat tebing. Dengan semangat dan dedikasinya, dia siap menghadapi setiap tantangan yang muncul di masa depan.

 

Titan Cahaya Samesta

Awal karier yang tak terduga, dimulai oleh seorang atlet muda bernama Titan Cahaya Samesta yang bermula dari kebetulan dan kini menjadi sosok yang benar-benar menekuni dunia panjat tebing.

Perjalanannya dimulai saat sang guru teater mengajaknya memanjat tebing, dan tanpa disangka, Titan menemukan cintanya pada olahraga ini. Ibunya pun mendukung penuh keputusannya untuk menekuni bidang panjat tebing.

Berusia 15 tahun, Titan memberikan penekanan pada persiapan mental lebih dari fisik saat akan bertanding. Baginya, mental yang kuat memiliki pengaruh besar terhadap performa dalam setiap kompetisi.

“Persiapan tanding biasanya lebih banyak menyiapkan mental daripada fisik, karena menurut saya mental lebih penting dan dapat berpengaruh terhadap peforma saat tanding,” kata Titan saat ditemui ANTARA.

Dalam membagi waktunya dengan sekolah, Titan menjalani latihan sejak pukul 6 hingga 8 pagi, dilanjutkan dengan kegiatan sekolah dari 08:30 hingga 11:50 siang. Meskipun jadwal di luar sekolah cukup padat, Titan tetap berusaha menjaga keseimbangan, termasuk menyelesaikan tugas-tugas pada malam hari, ataupun saat masa rest.

Dengan tekad yang kuat, Titan memiliki target besar untuk meraih emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024. Dia menyadari bahwa latihan yang lebih keras akan menjadi kunci untuk mencapai tujuannya.

Baca juga: Menpora Dito apresiasi capaian tiket olimpiade panjat tebing
Baca juga: Pemanjat tebing Amanda urai penyebab gagal di small final

Seiring dengan rekan setimnya, seperti Aninda, Titan menjalani latihan panjat tebing 5 kali dalam seminggu. Titan merupakan rekan se-tim Aninda yang berhasil meraih peringkat 4 dalam kompetisi pra PON nomor speed putri beregu dan menjadi sebuah prestasi yang membanggakan baginya. Dengan semangat juangnya, Titan Cahaya Samesta menghadapi masa depannya dengan tekad untuk meraih lebih banyak pencapaian dan membawa pulang emas pada PON 2024.

 


 

 


Pewarta : Putri Hanifa
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024