Mataram (ANTARA) - Dinas Kesehatan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) melatih 47 orang dai di kota itu menjadi dai kesehatan sebagai upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Emirald Isfihan di Mataram, Selasa, mengatakan dai yang dilatih ini merupakan penceramah umum dari enam kecamatan se-Kota Mataram.
"Sebanyak 47 dai kesehatan, kita berikan bekal tentang kesehatan selama tiga hari (4-6 Desember 2023), agar dai bisa menyelipkan pesan kesehatan dalam setiap ceramahnya," katanya.
Selain itu, tambahnya, dalam pelatihan yang dilaksanakan selama sehari ini, para dai diberikan pemahaman tentang program-program kesehatan pemerintah agar dapat membantu pemerintah kota untuk mensosialisasikan program kesehatan dalam upaya promotif dan preventif guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Dengan pengetahuan tentang kesehatan yang dimiliki, para dai mampu membantu mempromosikan kesehatan bagi masyarakat. "Para dai juga jadi contoh dan panutan di tengah masyarakat, Insya Allah akan diikuti oleh masyarakat untuk berperilaku hidup sehat," katanya.
Apalagi, saat ini terjadi anomali cuaca yang dapat berdampak pada kesehatan masyarakat, salah satunya demam berdarah dengue (DBD) melalui gigitan nyamuk aedes aegypt, sehingga perlu diantisipasi.
Menurutnya, jumlah kasus DBD di Kota Mataram selama tahun 2023, tercatat sebanyak 376 kasus dengan nol kasus kematian.
Karenanya, dai kesehatan memiliki peran penting dalam upaya mensosialisasikan dan edukasi masyarakat agar mau menggencarkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) plus.
"PSN efektif membunuh jentik nyamuk pada genangan air hujan yang tersisa di sekitar rumah," katanya.
Sementara untuk pemberantasan nyamuk dewasa, Dinkes aktif melakukan pengasapan (fogging) fokus pada lokasi temuan kasus. Namun, jentik nyamuk tidak bisa mati meskipun sudah dilakukan pengasapan.
"Harapan kita melalui dukungan dai kesehatan untuk melaksanakan kegiatan PSN plus, tidak ada lagi tambahan kasus dan kasus kematian akibat DBD bisa tetap nihil," katanya.
Plt Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Mataram Emirald Isfihan di Mataram, Selasa, mengatakan dai yang dilatih ini merupakan penceramah umum dari enam kecamatan se-Kota Mataram.
"Sebanyak 47 dai kesehatan, kita berikan bekal tentang kesehatan selama tiga hari (4-6 Desember 2023), agar dai bisa menyelipkan pesan kesehatan dalam setiap ceramahnya," katanya.
Selain itu, tambahnya, dalam pelatihan yang dilaksanakan selama sehari ini, para dai diberikan pemahaman tentang program-program kesehatan pemerintah agar dapat membantu pemerintah kota untuk mensosialisasikan program kesehatan dalam upaya promotif dan preventif guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Dengan pengetahuan tentang kesehatan yang dimiliki, para dai mampu membantu mempromosikan kesehatan bagi masyarakat. "Para dai juga jadi contoh dan panutan di tengah masyarakat, Insya Allah akan diikuti oleh masyarakat untuk berperilaku hidup sehat," katanya.
Apalagi, saat ini terjadi anomali cuaca yang dapat berdampak pada kesehatan masyarakat, salah satunya demam berdarah dengue (DBD) melalui gigitan nyamuk aedes aegypt, sehingga perlu diantisipasi.
Menurutnya, jumlah kasus DBD di Kota Mataram selama tahun 2023, tercatat sebanyak 376 kasus dengan nol kasus kematian.
Karenanya, dai kesehatan memiliki peran penting dalam upaya mensosialisasikan dan edukasi masyarakat agar mau menggencarkan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) plus.
"PSN efektif membunuh jentik nyamuk pada genangan air hujan yang tersisa di sekitar rumah," katanya.
Sementara untuk pemberantasan nyamuk dewasa, Dinkes aktif melakukan pengasapan (fogging) fokus pada lokasi temuan kasus. Namun, jentik nyamuk tidak bisa mati meskipun sudah dilakukan pengasapan.
"Harapan kita melalui dukungan dai kesehatan untuk melaksanakan kegiatan PSN plus, tidak ada lagi tambahan kasus dan kasus kematian akibat DBD bisa tetap nihil," katanya.