Praya, Lombok Tengah (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), menyatakan Sangkep Warige atau musyawarah penentuan waktu ajang Bau Nyale, tradisi menangkap cacing laut, di Pantai Seger akan digelar pada pekan kedua Januari 2024.
"Sangkep Warige untuk penentuan puncak tradisi Bau Nyale itu di awal Januari 2024," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah, H Lendek Jayadi di Praya, Rabu.
Ia mengatakan ajang Bau Nyale di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalia itu, telah masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2024.
Landek mengatakan dari lima kuota kegiatan pariwisata di NTB, salah satunya yang masuk KEN 2024 adalah Bau Nyale. Dengan demikian kegiatan tradisi menangkap cacing laut Suku Sasak itu telah telah masuk KEN itu untuk tiga kalinya, kecuali pada saat pandemi COVID-19.
Dengan masukan Bau Nyale dalam KEN 2024, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke NTB, khususnya ke Lombok Tengah.
"Jika ditetapkan masuk KEN, maka ada dukungan untuk ajang tersebut," katanya.
Untuk bisa masuk dalam KEN, menurutnya, ada persyaratan dan verifikasi yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), sehingga tidak semua kegiatan pariwisata bisa masuk masuk KEN. "Kurasi tetap dilakukan," katanya.
Ia mengatakan setelah Sangkep Warige Bau Nyale ditetapkan, baru kemudian dilakukan pembahasan rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dalam mendukung ajang itu.
"Untuk rangkaian kegiatan Bau Nyale 2024 difokuskan di KEK Mandalika," katanya.
Bau Nyale merupakan pesta atau upacara. Kata Bau berasal dari Bahasa Sasak yang berarti menangkap, sedangkan kata Nyale berarti cacing laut yang hidup di lubang-lubang batu karang di bawah permukaan laut.
Tradisi tersebut muncul dari legenda tentang Putri Mandalika yang rela berkorban untuk kepentingan masyarakat, sehingga masyarakat mempercayai nyale adalah jelmaan dari Putri Mandalika. Sebagai bentuk penghormatan, maka diadakan ritual adat setiap tanggal 20 pada bulan 10 menurut Kalender Sasak.
"Sangkep Warige untuk penentuan puncak tradisi Bau Nyale itu di awal Januari 2024," kata Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lombok Tengah, H Lendek Jayadi di Praya, Rabu.
Ia mengatakan ajang Bau Nyale di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalia itu, telah masuk dalam Karisma Event Nusantara (KEN) 2024.
Landek mengatakan dari lima kuota kegiatan pariwisata di NTB, salah satunya yang masuk KEN 2024 adalah Bau Nyale. Dengan demikian kegiatan tradisi menangkap cacing laut Suku Sasak itu telah telah masuk KEN itu untuk tiga kalinya, kecuali pada saat pandemi COVID-19.
Dengan masukan Bau Nyale dalam KEN 2024, kata dia, diharapkan dapat meningkatkan kunjungan wisatawan ke NTB, khususnya ke Lombok Tengah.
"Jika ditetapkan masuk KEN, maka ada dukungan untuk ajang tersebut," katanya.
Untuk bisa masuk dalam KEN, menurutnya, ada persyaratan dan verifikasi yang dilakukan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), sehingga tidak semua kegiatan pariwisata bisa masuk masuk KEN. "Kurasi tetap dilakukan," katanya.
Ia mengatakan setelah Sangkep Warige Bau Nyale ditetapkan, baru kemudian dilakukan pembahasan rangkaian kegiatan yang dilakukan untuk dalam mendukung ajang itu.
"Untuk rangkaian kegiatan Bau Nyale 2024 difokuskan di KEK Mandalika," katanya.
Bau Nyale merupakan pesta atau upacara. Kata Bau berasal dari Bahasa Sasak yang berarti menangkap, sedangkan kata Nyale berarti cacing laut yang hidup di lubang-lubang batu karang di bawah permukaan laut.
Tradisi tersebut muncul dari legenda tentang Putri Mandalika yang rela berkorban untuk kepentingan masyarakat, sehingga masyarakat mempercayai nyale adalah jelmaan dari Putri Mandalika. Sebagai bentuk penghormatan, maka diadakan ritual adat setiap tanggal 20 pada bulan 10 menurut Kalender Sasak.