Lombok Tengah (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah (Lomteng) menetapkan puncak tradisi Bau Nyale (menangkap cacing laut) di Pantai Seger, Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika, 7-8 Februari 2026, setelah tanda-tanda alam mulai terlihat, seperti muncul bintang laut dan kondisi cuaca.
"Tanda-tanda alam Bau Nyale itu telah mulai terlihat," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Lomteng Lalu Sungkul di Lombok Tengah, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Kamis.
Ia mengatakan penetapan puncak Bau Nyale yang merupakan tradisi masyarakat Suku Sasak tersebut, dilakukan berdasarkan hasil sagkep warige (musyawarah) yang telah dilakukan para tokoh budayawan, agama, pemuda, dan masyarakat di Mandalika.
"Ini hasil sangkep warige," katanya.
Baca juga: Perburuan nyale jadi penguat ikatan sosial di Lombok
Ia mengatakan lokasi pelaksanaan tradisi Bau Nyale 2026 tetap di kawasan Pantai Seger, sedangkan untuk rangkaian kegiatan sedang disusun.
Rangkaian kegiatan dalam tradisi itu, seperti pada tahun lalu mulai dari presean, karnaval, dan pemilihan Puteri Mandalika.
"Lokasi kegiatan pra-acara Bau Nyale 2026 belum ditetapkan, nanti dilakukan musyawarah bersama OPD (Organisasi Perangkat Daerah) terkait," katanya.
Baca juga: Penanganan sampah "Bau Nyale" di Mandalika Lombok dilakukan gotong royong
Nyale dalam budaya Suku Sasak, sebagai jelmaan seorang puteri cantik bernama Puteri Mandalika, seorang putri kerajaan memiliki kecantikan luar biasa yang tidak dimiliki para puteri kerajaan pada waktu itu.
Oleh karena kecantikan Puteri Mandalika, banyak pangeran dari berbagai kerajaan menaruh hati dan bersaing meminangnya. Namun, melihat persaingan itu, Puteri Mandalika tidak mau memilih salah satu di antara mereka, karena khawatir terjadi pertumpahan darah. Puteri Mandalika menceburkan diri ke laut dan menjelma menjadi Nyale, agar semua orang bisa mendapatkan.
Masyarakat Suku Sasak percaya bahwa Nyale yang jelmaan Puteri Mandalika itu, muncul setiap bulan ke-10 dalam penanggalan Sasak, atau biasanya jatuh pada Februari. Tradisi menangkap cacing laut bernama Bau Nyale masih dilestarikan mereka hingga saat ini.
Baca juga: Ribuan warga tangkap "Nyale" di laut Mandalika Lombok Tengah
Baca juga: Hidangan cacing laut nan autentik ala Lombok
Baca juga: Pengamanan Bau Nyale melibatkan 477 personel gabungan TNI-Polri
