Pamekasan (ANTARA) - Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilu (Mappilu) Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pamekasan, mendorong Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) setempat menjaga marwah demokrasi dengan mengusut tuntas kasus dugaan politik uang yang diduga dilakukan oleh pendukung salah satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia.

"Ini penting kami sampaikan, karena pemilu yang kita inginkan adalah pemilu yang berkualitas, bebas dari berbagai jenis pelanggaran dan kecurangan, berlangsung secara jujur, adil dan demokratis," kata Ketua Mappilu PWI Pamekasan Moh Ridwan dalam diskusi terbatas bertajuk 'Mengawal Pemilu Demokratis Tanpa Politik Uang' di Pamekasan, Jawa Timur, Rabu malam.

Ridwan mengatakan, pihaknya berkepentingan untuk ikut menyuarakan agar lembaga pengawas pemilu bertindak cepat mengusut kasus itu, karena jika dibiarkan akan merusak kepercayaan masyarakat kepada institusi pengawas.

Opini publik bahwa lembaga pengawas pemilu memihak pada pasangan calon tertentu akan terbangun, karena rekanan video tentang aksi bagi-bagi uang tersebut kini telah viral di sejumlah platform media sosial, seperti whatsApp dan Tiktok.

"Ini tentu juga merupakan kesempatan bagi Bawaslu Kabupaten Pamekasan dalam menunjukkan integritas, karena dugaan politik uang yang terjadi melibatkan pendakwah kondang dan pengusaha tembakau tembakau lokal di Pamekasan ini," katanya.

Sebelumnya video berdurasi 1 menit 29 detik yang berisi aksi bagi-bagi oleh penceramah Miftah Maulana Habiburrahman alias Gus Miftah di sebuah gudang rokok milik Hairul Umam alias Haji Her di Kabupaten Pamekasan viral beredar di platform media sosial.

Aksi bagi-bagi uang oleh penceramah yang juga pimpinan Pondok Pesantren Ora Aji, Sleman, Yogyakarta viral, karena yang bersangkutan dikenal sebagai pendukung salah satu pasangan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden RI untuk Pemilu 2024.

Dalam video itu, Gus Miftah nampak membagi-bagikan uang kepada masyarakat antara Rp50 ribu hingga Rp100 ribuan yang mengantri di sebuah ruangan.

Satu persatu warga yang kebanyakan perempuan maju dan langsung menerima uang sambil mencium tangan sang penceramah ini. "Nomor dua, nomor dua", demikian teriakan yang terdengar dalam suara video itu, lalu kamera menyorot kerumunan warga di bagian belakang yang juga antre dan memperlihatkan seseorang yang menggunakan baju hitam bergambar capres nomor urut 2, yakni Prabowo Subianto.

Sementara, terkait tuntutan Mappilu PWI Pamekasan itu, Ketua Bawaslu Pamekasan Sukma Umbara Tirta Firdaus menyatakan, pihaknya telah menggelar rapat internal dan telah mengumpulkan bukti awal sebagai bahan penelitian.

"Mulai tanggal 5 Januari 2024 ini, tim kami akan bergerak melakukan penyelidikan, yakni melakukan olah data lapangan, dan memanggil sejumlah pihak yang diduga terlibat dalam kasus itu," katanya per telepon, Rabu malam.

Baca juga: KPU dan PWI Jabar meminta masyarakat cek kebenaran informasi di medsos
Baca juga: Jimmy Endey Resmi Jabat Ketua Pokja MA PWI Jaya

Sukma juga menyampaikan ucapan terima kasih atas dukungan semua pihak yang peduli terhadap kinerja Bawaslu Pamekasan. Ia berjanji akan mengusut kasus dugaan bagi-bagi uang tersebut hingga tuntas.

Sementara itu, Gus Miftah telah membuat klarifikasi mengenai aksi bagi-bagi uang di Pamekasan itu, Ia menjelaskan, bahwa uang yang dibagikan itu milik pengusaha tembakau bernama 'Haji Her' bukan dari tim Prabowo-Gibran.
 

 

Pewarta : Abd Aziz
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024