Banda Aceh (ANTARA) - Dosen Ilmu Biologi dari Fakultas MIPA Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh, Wira Dharma menyatakan maraknya pemasangan alat peraga kampanye (APK) dengan cara memaku di pepohonan dapat berpotensi merusak lingkungan hidup.
"Paku yang digunakan untuk memasang alat kampanye bisa merusak kulit pohon, menghambat transportasi air dan nutrisi," kata Wira Dharma, di Banda Aceh, Selasa.
Dia menyampaikan, pemasangan paku di pohon dalam jangka panjang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan pohon, serta berisiko meningkatnya infeksi dan penyakit.
"Ketika ditancapkan paku ke pohon, jaringan luar yang ada di batang pohon yang seharusnya berguna untuk melindungi jaringan dalam pohon, lama-kelamaan bisa membuat bakteri masuk," ujarnya.
Akibatnya, pohon kemudian bisa mati karena jaringan dalamnya rusak, dan tidak dapat menyalurkan zat hara yang terdapat dalam tanah serta tidak bisa berfotosintesis secara baik.
"Ketika pohon mati yang terdampak juga manusia, karena tidak mendapat lagi oksigen dari pohon serta banyak manfaat lain seperti menyerap emisi gas karbon," katanya.
Di sisi lain, Wira sangat menyayangkan maraknya kampanye caleg di pohon. Perbuatan itu menunjukkan masih banyak caleg yang tidak paham etika lingkungan (environmental ethic).
"Padahal, pengetahuan dasar kalau memaku pohon bisa merusak lingkungan. Artinya, para caleg ini tidak punya pengetahuan etika lingkungan," ujarnya.
Baca juga: Mutiara Baswedan ajak Gen Z gunakan hak suaranya
Baca juga: Survei JRC: elektabilitas Prabowo-Gibran tembus 50,3 persen
Dalam kesempatan ini, dia juga menyarankan agar masyarakat tidak memilih para caleg yang memasangkan alat peraga kampanye (APK) di pohon, karena turut andil merusak lingkungan.
"Jangan pilih mereka (caleg) yang tidak mempunyai etika lingkungan," tegas Wira Dharma.
"Paku yang digunakan untuk memasang alat kampanye bisa merusak kulit pohon, menghambat transportasi air dan nutrisi," kata Wira Dharma, di Banda Aceh, Selasa.
Dia menyampaikan, pemasangan paku di pohon dalam jangka panjang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kesehatan pohon, serta berisiko meningkatnya infeksi dan penyakit.
"Ketika ditancapkan paku ke pohon, jaringan luar yang ada di batang pohon yang seharusnya berguna untuk melindungi jaringan dalam pohon, lama-kelamaan bisa membuat bakteri masuk," ujarnya.
Akibatnya, pohon kemudian bisa mati karena jaringan dalamnya rusak, dan tidak dapat menyalurkan zat hara yang terdapat dalam tanah serta tidak bisa berfotosintesis secara baik.
"Ketika pohon mati yang terdampak juga manusia, karena tidak mendapat lagi oksigen dari pohon serta banyak manfaat lain seperti menyerap emisi gas karbon," katanya.
Di sisi lain, Wira sangat menyayangkan maraknya kampanye caleg di pohon. Perbuatan itu menunjukkan masih banyak caleg yang tidak paham etika lingkungan (environmental ethic).
"Padahal, pengetahuan dasar kalau memaku pohon bisa merusak lingkungan. Artinya, para caleg ini tidak punya pengetahuan etika lingkungan," ujarnya.
Baca juga: Mutiara Baswedan ajak Gen Z gunakan hak suaranya
Baca juga: Survei JRC: elektabilitas Prabowo-Gibran tembus 50,3 persen
Dalam kesempatan ini, dia juga menyarankan agar masyarakat tidak memilih para caleg yang memasangkan alat peraga kampanye (APK) di pohon, karena turut andil merusak lingkungan.
"Jangan pilih mereka (caleg) yang tidak mempunyai etika lingkungan," tegas Wira Dharma.