Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria menilai kolaborasi menjadi kunci dalam memperkuat ekosistem digital.

Wamenkominfo Nezar, dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Kamis, mengajak akademisi, pelaku industri, dan pemangku kepentingan untuk terlibat dalam kegiatan literasi digital, seiring kebutuhan sembilan juta talenta digital untuk mengisi lapangan kerja di tahun 2030.

"Kebutuhan keahlian digital tersebut, berbanding lurus dengan potensi ekonomi digital suatu negara. Kami tentu terbuka untuk beragam inisiatif untuk memperkuat ekosistem digital kita," kata Wamenkominfo Nezar.

Indonesia memiliki potensi ekonomi dari sektor ekonomi digital yang dapat mencapai 303,4 miliar dolar AS (Rp4,7 kuadriliun) pada tahun 2030. Oleh karena itu, Kementerian Kominfo berupaya mengoptimalkan potensi dan merespons kebutuhan talenta digital dengan pengembangan SDM bidang digital.

Menurut Wamenkominfo Nezar, Kementerian Kominfo menginisiasi Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang bertujuan meningkatkan kecakapan digital masyarakat. Melalui kegiatan literasi digital, kata dia, anak-anak dapat memahami bagaimana cara agar tetap aman ketika menggunakan teknologi digital.

"Selain itu, dalam digital parenting, kami menyampaikan materi bagaimana orang tua dapat mendampingi anak-anak menggunakan internet," ujar Wamekominfo Nezar.

Di samping itu, lewat Program Digital Talent Scholarship (DTS), Kementerian Kominfo memberikan kesempatan mengembangkan kompetensi teknologi digital yang dibutuhkan industri seperti keamanan siber, kecerdasan buatan, komputasi awan, dan pemasaran digital.

Baca juga: Keahlian promosi digital tak dapat dihindari UMKM
Baca juga: Pekalongan ajak IKM berinovasi pasarkan produk secara digital

Nezar mengatakan pelatihan tersebut merupakan bekal penting bagi orang-orang yang memiliki ketertarikan berkarir di bidang industri teknologi atau menjadi inventor digital muda.

Kementerian Kominfo juga memfasilitasi pelatihan kepemimpinan digital bagi para C-level, pimpinan, dan pengambil kebijakan dari sektor privat maupun publik melalui Program Digital Leadership Academy (DLA). Program itu bekerja sama dengan delapan kampus ternama dunia, antara lain National University of Singapore, Oxford Internet Institute, University of Cambridge, dan lainnya.

"Saya mendorong agar dapat memanfaatkan program ini, sebagai wujud pengembangan diri dalam merespon dinamika disrupsi digital yang terjadi," kata Nezar.



 

Pewarta : Fathur Rochman
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024