Jakarta (ANTARA) - PT Astra Daihatsu Motor (ADM) sukses menjalankan kegiatan Daihatsu Terios 7 Wonders dalam menaklukkan kondisi jalan yang berada di Ternate- hingga Halmahera Maluku Utara, sejauh 390 km tanpa adanya kendala sedikitpun pada 14-19 Januari 2024.
"Daerah yang kita pilih untuk perjalanan Daihatsu Terios 7 Wonders memang sesuai dengan karakteristik dari Daihatsu Terios sebagai kendaraan SUV. Dan pasar di sini juga cukup besar terlebih dengan medan yang cukup menantang," kata Promotion Departement Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Hari Wicaksono dalam keterangan resminya, Senin.
Dalam perjalanan uji ketahanan dari kendaraan Terios ini, "Sahabat Petualang" menjelajah berbagai destinasi bersejarah, situs budaya, kearifan lokal, serta mengeksplorasi keindahan alam yang memiliki potensi sebagai lokasi wisata.
Perjalanan yang dilakukan dalam beberapa hari itu, tidak hanya ingin membuktikan ketangguhan kendaraan tersebut, melainkan mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai daerah yang dikunjungi seperti ketika rombongan berada di kota Ternate dengan mengunjungi tempat bersejarah Kesultanan Ternate yang terletak di lereng Gunung Gamalama.
Di lokasi ini, rombongan Daihatsu Terios 7 Wonders diajak untuk melihat jejak sejarah berupa bangunan Kesultanan Ternate yang selama ini dikenal dengan nama Kedaton Ici atau Kedaton Kecil yang umurnya telah mencapai 50 tahun.
Selain itu, rombongan juga melihat langsung warisan budaya Benteng Tolukko yang dibangun pada abad ke-17. Di mana bangunan bersejarah ini sekaligus menjadi pusat perdagangan rempah pada masanya.
Hari berikutnya, petualangan ala Daihatsu berlanjut mengunjungi tempat wisata Hutan Mangrove Guraping di Sofifi, Maluku Utara. Hutan Mangrove Guraping dengan keragaman hayati di dalamnya baik flora maupun fauna, biota darat maupun biota lautnya, menjadi destinasi wisata alam yang menjadi tujuan Daihatsu Terios 7 Wonders.
Daihatsu Terios 7 Wonders jelajah Ternate - Halmahera berlanjut mengunjungi Desa Naga, Kecamatan Ibu, yang merupakan desa terujung di Kabupaten Halmahera Barat. Pada perjalanan kali ini, para peserta Daihatsu Terios 7 Wonders diajak untuk menggali potensi wisata dan budaya yang ada. Di mana nama Desa Naga diambil dari bahasa suku Tabaro, Naga yang berarti 'Ada'.
Untuk bisa mencapai Desa tersebut, para rombongan harus terlebih dahulu menaklukkan perjalanan sejauh hampir 150 kilometer. Medan menuju Desa Naga sangat menantang dan berbeda dari sebelumnya, di mana peserta harus melintasi jalan berlumpur berpadu tanjakan yang sedikit curam.
Hal ini sekaligus membuktikan performa dari Daihatsu Terios dapat diandalkan di berbagai medan. Namun, lelahnya perjalanan terbayar dengan pemandangan Sungai Gaongo dengan air yang jernih dan tampak masih sangat asri.
Gaongo merupakan sebutan masyarakat sekitar, yang artinya tempat mandi (di sungai). Sebab dulu, orang desa Naga sering sekali mandi di sungai (Gaongo), sehingga sampai sekarang orang-orang menyebutnya sungai Gaongo.
Selanjutnya, masyarakat sekitar turut melihat pertunjukan seni bela diri tradisi adat Dodengo dari Desa Talaga. Tradisi adat Dodengo adalah teknik dan seni kemampuan dalam seni bela diri asli Gamkonara yang merupakan pertunjukan satu lawan satu.
Untuk menampilkan pertunjukan seni beli diri ini, para pemain telah mempersiapkan segala sesuatunya sejak 1 minggu sebelum. Hal itu meliputi material seperti Gaba, Salawaku, Gong, Tifa, dan tempat khusus untuk memainkan Dodengo.
Baca juga: Penggunaan kendaraan listrik di Indonesia kian masif
Baca juga: MG Motor Indonesia ungkap harga mobil listrik produksi lokal MG 4EV dan New ZS EV
Perjalanan Daihatsu Terios 7 Wonders ditutup dengan menikmati keindahan pantai Tuada di Desa Tuada Kecamatan Jailolo. Yang membuat pantai ini indah adalah pasir putihnya, air laut yang jernih, dan ditambah hijau pegunungan di sekelilingnya.
Kegiatan menantang yang menggunakan Daihatsu Terios ini telah memasuki tahun ke-11 setelah sebelumnya sukses menjelajahi Sumatera pada 2012, disusul Jawa (2013), Sulawesi (2014), Kalimantan (2015), Flores (2016), Maluku Utara (2017), Maluku Selatan (2018), Bengkulu, Pontianak, dan Kolaka (2019), serta Kalimantan Timur, Sumba, dan Baubau (2022), Lombok, Nusa Tenggara Barat (2023).
"Daerah yang kita pilih untuk perjalanan Daihatsu Terios 7 Wonders memang sesuai dengan karakteristik dari Daihatsu Terios sebagai kendaraan SUV. Dan pasar di sini juga cukup besar terlebih dengan medan yang cukup menantang," kata Promotion Departement Head PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Hari Wicaksono dalam keterangan resminya, Senin.
Dalam perjalanan uji ketahanan dari kendaraan Terios ini, "Sahabat Petualang" menjelajah berbagai destinasi bersejarah, situs budaya, kearifan lokal, serta mengeksplorasi keindahan alam yang memiliki potensi sebagai lokasi wisata.
Perjalanan yang dilakukan dalam beberapa hari itu, tidak hanya ingin membuktikan ketangguhan kendaraan tersebut, melainkan mendapat kesempatan untuk mengeksplorasi berbagai daerah yang dikunjungi seperti ketika rombongan berada di kota Ternate dengan mengunjungi tempat bersejarah Kesultanan Ternate yang terletak di lereng Gunung Gamalama.
Di lokasi ini, rombongan Daihatsu Terios 7 Wonders diajak untuk melihat jejak sejarah berupa bangunan Kesultanan Ternate yang selama ini dikenal dengan nama Kedaton Ici atau Kedaton Kecil yang umurnya telah mencapai 50 tahun.
Selain itu, rombongan juga melihat langsung warisan budaya Benteng Tolukko yang dibangun pada abad ke-17. Di mana bangunan bersejarah ini sekaligus menjadi pusat perdagangan rempah pada masanya.
Hari berikutnya, petualangan ala Daihatsu berlanjut mengunjungi tempat wisata Hutan Mangrove Guraping di Sofifi, Maluku Utara. Hutan Mangrove Guraping dengan keragaman hayati di dalamnya baik flora maupun fauna, biota darat maupun biota lautnya, menjadi destinasi wisata alam yang menjadi tujuan Daihatsu Terios 7 Wonders.
Daihatsu Terios 7 Wonders jelajah Ternate - Halmahera berlanjut mengunjungi Desa Naga, Kecamatan Ibu, yang merupakan desa terujung di Kabupaten Halmahera Barat. Pada perjalanan kali ini, para peserta Daihatsu Terios 7 Wonders diajak untuk menggali potensi wisata dan budaya yang ada. Di mana nama Desa Naga diambil dari bahasa suku Tabaro, Naga yang berarti 'Ada'.
Untuk bisa mencapai Desa tersebut, para rombongan harus terlebih dahulu menaklukkan perjalanan sejauh hampir 150 kilometer. Medan menuju Desa Naga sangat menantang dan berbeda dari sebelumnya, di mana peserta harus melintasi jalan berlumpur berpadu tanjakan yang sedikit curam.
Hal ini sekaligus membuktikan performa dari Daihatsu Terios dapat diandalkan di berbagai medan. Namun, lelahnya perjalanan terbayar dengan pemandangan Sungai Gaongo dengan air yang jernih dan tampak masih sangat asri.
Gaongo merupakan sebutan masyarakat sekitar, yang artinya tempat mandi (di sungai). Sebab dulu, orang desa Naga sering sekali mandi di sungai (Gaongo), sehingga sampai sekarang orang-orang menyebutnya sungai Gaongo.
Selanjutnya, masyarakat sekitar turut melihat pertunjukan seni bela diri tradisi adat Dodengo dari Desa Talaga. Tradisi adat Dodengo adalah teknik dan seni kemampuan dalam seni bela diri asli Gamkonara yang merupakan pertunjukan satu lawan satu.
Untuk menampilkan pertunjukan seni beli diri ini, para pemain telah mempersiapkan segala sesuatunya sejak 1 minggu sebelum. Hal itu meliputi material seperti Gaba, Salawaku, Gong, Tifa, dan tempat khusus untuk memainkan Dodengo.
Baca juga: Penggunaan kendaraan listrik di Indonesia kian masif
Baca juga: MG Motor Indonesia ungkap harga mobil listrik produksi lokal MG 4EV dan New ZS EV
Perjalanan Daihatsu Terios 7 Wonders ditutup dengan menikmati keindahan pantai Tuada di Desa Tuada Kecamatan Jailolo. Yang membuat pantai ini indah adalah pasir putihnya, air laut yang jernih, dan ditambah hijau pegunungan di sekelilingnya.
Kegiatan menantang yang menggunakan Daihatsu Terios ini telah memasuki tahun ke-11 setelah sebelumnya sukses menjelajahi Sumatera pada 2012, disusul Jawa (2013), Sulawesi (2014), Kalimantan (2015), Flores (2016), Maluku Utara (2017), Maluku Selatan (2018), Bengkulu, Pontianak, dan Kolaka (2019), serta Kalimantan Timur, Sumba, dan Baubau (2022), Lombok, Nusa Tenggara Barat (2023).