Beijing (ANTARA) - Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Wang Wenbin mempertanyakan sikap para politisi Amerika Serikat karena tampak terus menyalahkan perusahaan Tiongkok yang disebut mengancam keamanan nasional AS.
"Saya ingin bertanya kepada para politisi ini, mengapa mereka terus menyalahkan perusahaan China dengan mengatakan mengancam keamanan nasional AS meski mereka tidak memiliki bukti? Mengapa industri Tiongkok selalu menjadi sasaran 'ancaman' terhadap keamanan nasional AS?" kata Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, pada Senin.
Wang Wenbin menyampaikan hal tersebut terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan dua komite dari parlemen AS soal hubungan perusahaan multinasional ABB dengan BUMN milik China yang menurut parlemen AS menimbulkan "kekhawatiran signifikan".
ABB asal Swis dan Swedia di bidang robotika, listrik, peralatan listrik berat dan teknologi otomasi yang beroperasi di lebih dari 100 negara.
"Mengapa AS memaksa negara lain untuk melarang perusahaan China beroperasi? Padahal negara-negara tersebut sama sekali tidak merasa terancam oleh produk China?" tambah Wang Wenbin.
Wang Wenbin pun menyebut sejumlah tindakan AS yang dinilai menyalahkan industri China.
"Mulai dari menuduh produsen teknologi China membuat 'celah keamanan' pada produk mereka hingga menyebut derek China sebagai 'kuda Troya' yang mengumpulkan informasi intelijen, dan menyalahkan kendaraan listrik produksi China karena membahayakan keamanan nasional AS, beberapa politisi AS telah menimbulkan gelembung 'ancaman China'," ungkap Wang Wenbin.
Padahal menurut Wang Wenbin, tindakan politisi AS itu sebenarnya adalah untuk menekan perkembangan China namun ditutupi sebagai "ancaman keamanan nasional".
"Kepada para politisi AS tersebut, semua kemajuan China dapat menjadi 'ancaman' dan harus dihentikan dengan segala cara. Mungkin hanya kemeja dan kaus kaki menjadi produk ekspor China yang tidak mengancam AS. Ini hanyalah penindasan dan hegemonisme," tegas Wang Wenbin.
Wang Wenbin juga menyebut para politisi AS itu berbicara tentang aturan dan persaingan yang sehat, namun apa yang mereka lakukan hanyalah melanggar aturan, berbuat curang terhadap kompetitor dan merampas hak negara lain untuk melakukan pembangunan.
Dua komite dari parlemen AS telah mengirimkan surat kepada petinggi ABB untuk menghadiri sidang dengar pendapat agar mengklarifikasi hubungan perusahaan tersebut dengan BUMN China, Shanghai Zhenhua Heavy Industries (ZPMC).
Baca juga: Presiden Jokowi saksikan kesepakatan kerja sama PLN dengan 9 perusahaan di ICBF China 2023
Baca juga: Biden berencana batasi investasi perusahaan AS teknologi China
Undangan tersebut dikirimkan karena dua komite di Parlemen AS itu ingin menyelidiki potensi "risiko keamanan siber, ancaman intelijen asing, dan kerentanan rantai pasokan di pelabuhan-pelabuhan di AS". ZPMC adalah salah satu produsen mesin pelabuhan terbesar di dunia
China adalah pasar terbesar kedua ABB yaitu sebanyak 16 persen penjualan tahunannya, sedangkan pasar terbesar adalah Amerika Serikat yang menghasilkan 24 persen pendapatan perusahaan tersebut.
"Saya ingin bertanya kepada para politisi ini, mengapa mereka terus menyalahkan perusahaan China dengan mengatakan mengancam keamanan nasional AS meski mereka tidak memiliki bukti? Mengapa industri Tiongkok selalu menjadi sasaran 'ancaman' terhadap keamanan nasional AS?" kata Wang Wenbin saat menyampaikan keterangan kepada media di Beijing, pada Senin.
Wang Wenbin menyampaikan hal tersebut terkait dengan pemeriksaan yang dilakukan dua komite dari parlemen AS soal hubungan perusahaan multinasional ABB dengan BUMN milik China yang menurut parlemen AS menimbulkan "kekhawatiran signifikan".
ABB asal Swis dan Swedia di bidang robotika, listrik, peralatan listrik berat dan teknologi otomasi yang beroperasi di lebih dari 100 negara.
"Mengapa AS memaksa negara lain untuk melarang perusahaan China beroperasi? Padahal negara-negara tersebut sama sekali tidak merasa terancam oleh produk China?" tambah Wang Wenbin.
Wang Wenbin pun menyebut sejumlah tindakan AS yang dinilai menyalahkan industri China.
"Mulai dari menuduh produsen teknologi China membuat 'celah keamanan' pada produk mereka hingga menyebut derek China sebagai 'kuda Troya' yang mengumpulkan informasi intelijen, dan menyalahkan kendaraan listrik produksi China karena membahayakan keamanan nasional AS, beberapa politisi AS telah menimbulkan gelembung 'ancaman China'," ungkap Wang Wenbin.
Padahal menurut Wang Wenbin, tindakan politisi AS itu sebenarnya adalah untuk menekan perkembangan China namun ditutupi sebagai "ancaman keamanan nasional".
"Kepada para politisi AS tersebut, semua kemajuan China dapat menjadi 'ancaman' dan harus dihentikan dengan segala cara. Mungkin hanya kemeja dan kaus kaki menjadi produk ekspor China yang tidak mengancam AS. Ini hanyalah penindasan dan hegemonisme," tegas Wang Wenbin.
Wang Wenbin juga menyebut para politisi AS itu berbicara tentang aturan dan persaingan yang sehat, namun apa yang mereka lakukan hanyalah melanggar aturan, berbuat curang terhadap kompetitor dan merampas hak negara lain untuk melakukan pembangunan.
Dua komite dari parlemen AS telah mengirimkan surat kepada petinggi ABB untuk menghadiri sidang dengar pendapat agar mengklarifikasi hubungan perusahaan tersebut dengan BUMN China, Shanghai Zhenhua Heavy Industries (ZPMC).
Baca juga: Presiden Jokowi saksikan kesepakatan kerja sama PLN dengan 9 perusahaan di ICBF China 2023
Baca juga: Biden berencana batasi investasi perusahaan AS teknologi China
Undangan tersebut dikirimkan karena dua komite di Parlemen AS itu ingin menyelidiki potensi "risiko keamanan siber, ancaman intelijen asing, dan kerentanan rantai pasokan di pelabuhan-pelabuhan di AS". ZPMC adalah salah satu produsen mesin pelabuhan terbesar di dunia
China adalah pasar terbesar kedua ABB yaitu sebanyak 16 persen penjualan tahunannya, sedangkan pasar terbesar adalah Amerika Serikat yang menghasilkan 24 persen pendapatan perusahaan tersebut.