Lombok Tengah (ANTARA) - Seorang wanita berinisial S (40) warga Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat tewas diduga dibunuh oleh suaminya sendiri S (41), setelah cekcok akibat cemburu.
"Korban dibunuh suaminya," Kasatreskrim Polres Lombok Tengah, AKP Hizkia Siagian di Praya, Senin.
Dari hasil autopsi korban mengalami luka di bagian kepala, gigi dua rontok dan lebam di bagian pipik, sehingga mengalami pendarahan dan meninggal dunia di tempat.
"Korban tewas dipukul, setelah itu korban di buang ke embung untuk menghilangkan jejak. Karena isu yang berkembang korban tewas dirampok," katanya.
Sebelumnya,Tim Inafis Sat Reskrim Polres Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) penemuan mayat wanita di sebuah embun di Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Jumat (26/1).
"Korban atas nama Irawati usia 40 Tahun ditemukan meninggal dalam keadaan tergeletak di sebuah embung dekat gubuk kecil di persawahan milik korban," kata Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat di Praya, Jumat.
Ia mengatakan, pada Kamis (25/1) sekitar pukul 20.00 WITA korban sebelumnya masih bersama suaminya di gubuk kecil yang ada di persawahan. Kemudian korban menyuruh suami membeli tabung gas dan sekalian menjemput anaknya pulang mengaji.
Setelah suami korban membeli gas dan menjemput anaknya, kemudian mampir di rumah keluarganya di Dusun Sarang Angin Desa Kawo dan pulang ke rumah pukul 23.00 WITA.
"Sesampainya di rumah suaminya tidak menemukan korban di rumahnya. Namun televisi masih menyala," katanya.
Menurut suaminya, korban diperkirakan istrinya masih berada di sawah, karena korban sering ke sawah malam hari. Melihat waktu sudah pukul 01.00 WITA, istrinya masih belum pulang ke rumahnya. Kemudian suami korban mencari ke sawah, namun tidak ditemukan, selanjutnya suami korban kembali ke rumah.
"Suaminya memperkirakan istrinya pulang ke rumah orang tuanya yang ada di Dusun Pengadang Desa Kawo," katanya.
Kemudian hari Jumat (26/1) pukul 08.00 WITA suaminya mencoba menelpon keluarga istri, ditanggapi bahwa korban tidak pernah pulang ke Pengadang
"Suami korban kembali mencari istrinya ke sawah dengan menanyakan warga yang sedang bekerja. Namun warga yang berada di sawah tersebut tidak pernah melihat korban," katanya.
Kemudian suaminya kembali lagi ke rumah sekitar pukul 10.00 WITA dan sesampainya di rumah gubuk kecil tersebut, suaminya melihat korban sudah tergeletak di sebuah empang dengan ke dalam air sekitar 30 centimeter.
"Atas kejadian itu dan laporan dari masyarakat. Anggota langsung turun untuk melakukan olah TKP," katanya.
Ia mengatakan, dari permintaan keluarga untuk sementara korban di bawa ke RS Bhayangkara Mataram untuk dilakukan autopsi guna mengetahui penyebab kematian korban.
"Penyebab kematian korban masih menunggu hasil autopsi," katanya
"Korban dibunuh suaminya," Kasatreskrim Polres Lombok Tengah, AKP Hizkia Siagian di Praya, Senin.
Dari hasil autopsi korban mengalami luka di bagian kepala, gigi dua rontok dan lebam di bagian pipik, sehingga mengalami pendarahan dan meninggal dunia di tempat.
"Korban tewas dipukul, setelah itu korban di buang ke embung untuk menghilangkan jejak. Karena isu yang berkembang korban tewas dirampok," katanya.
Sebelumnya,Tim Inafis Sat Reskrim Polres Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat melaksanakan olah tempat kejadian perkara (TKP) penemuan mayat wanita di sebuah embun di Desa Kawo, Kecamatan Pujut, Jumat (26/1).
"Korban atas nama Irawati usia 40 Tahun ditemukan meninggal dalam keadaan tergeletak di sebuah embung dekat gubuk kecil di persawahan milik korban," kata Kapolres Lombok Tengah AKBP Iwan Hidayat di Praya, Jumat.
Ia mengatakan, pada Kamis (25/1) sekitar pukul 20.00 WITA korban sebelumnya masih bersama suaminya di gubuk kecil yang ada di persawahan. Kemudian korban menyuruh suami membeli tabung gas dan sekalian menjemput anaknya pulang mengaji.
Setelah suami korban membeli gas dan menjemput anaknya, kemudian mampir di rumah keluarganya di Dusun Sarang Angin Desa Kawo dan pulang ke rumah pukul 23.00 WITA.
"Sesampainya di rumah suaminya tidak menemukan korban di rumahnya. Namun televisi masih menyala," katanya.
Menurut suaminya, korban diperkirakan istrinya masih berada di sawah, karena korban sering ke sawah malam hari. Melihat waktu sudah pukul 01.00 WITA, istrinya masih belum pulang ke rumahnya. Kemudian suami korban mencari ke sawah, namun tidak ditemukan, selanjutnya suami korban kembali ke rumah.
"Suaminya memperkirakan istrinya pulang ke rumah orang tuanya yang ada di Dusun Pengadang Desa Kawo," katanya.
Kemudian hari Jumat (26/1) pukul 08.00 WITA suaminya mencoba menelpon keluarga istri, ditanggapi bahwa korban tidak pernah pulang ke Pengadang
"Suami korban kembali mencari istrinya ke sawah dengan menanyakan warga yang sedang bekerja. Namun warga yang berada di sawah tersebut tidak pernah melihat korban," katanya.
Kemudian suaminya kembali lagi ke rumah sekitar pukul 10.00 WITA dan sesampainya di rumah gubuk kecil tersebut, suaminya melihat korban sudah tergeletak di sebuah empang dengan ke dalam air sekitar 30 centimeter.
"Atas kejadian itu dan laporan dari masyarakat. Anggota langsung turun untuk melakukan olah TKP," katanya.
Ia mengatakan, dari permintaan keluarga untuk sementara korban di bawa ke RS Bhayangkara Mataram untuk dilakukan autopsi guna mengetahui penyebab kematian korban.
"Penyebab kematian korban masih menunggu hasil autopsi," katanya