Jakarta (ANTARA) - Di era modern ini, penggunaan lensa kontak telah menjadi pilihan yang sangat digemari di kalangan masyarakat sebagai solusi praktis untuk masalah mata rabun dan minus. Hal ini terlihat dari peningkatan penjualan lensa kontak di seluruh dunia yang mencapai 6 persen setiap tahunnya.

Meskipun begitu, penggunaan lensa kontak tidak bisa dipandang sebelah mata. Pengetahuan dan perilaku yang baik menjadi kunci utama untuk mendukung penggunaan lensa kontak dengan aman dan nyaman.

Berdasarkan penelitian sebelumnya, tingkat ketidakpatuhan dalam penggunaan lensa kontak berkisar antara 50 hingga 91 persen. Tingkat ketidakpatuhan seperti ini meningkatkan risiko terjadinya berbagai komplikasi, mulai dari yang ringan hingga yang dapat berujung pada kehilangan penglihatan.

Oleh karena itu, memiliki pemahaman yang baik tentang penggunaan lensa kontak dan menerapkan perilaku yang benar sangat penting. Pengetahuan dan perilaku yang baik bukan hanya kunci untuk mendapatkan kenyamanan menggunakan lensa kontak, tetapi juga merupakan langkah preventif dalam menghindari komplikasi yang mungkin terjadi.

Salah satu aspek penting adalah pemilihan jenis lensa kontak yang sesuai dengan kebutuhan dan kondisi mata kita.

Lensa kontak adalah lempengan plastik tipis transparan yang digunakan pada kedua mata untuk meningkatkan fungsi penglihatan penderita gangguan penglihatan. Namun dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan lensa kontak juga dikembangkan untuk kepentingan kosmetik.

Lensa kontak dibedakan menjadi dua jenis, berdasarkan bahan penyusunnya, yaitu lensa kontak keras dan lensa kontak lunak.

Lensa kontak keras lebih bermanfaat bagi penderita astigmatisme (pengguna lensa kacamata dengan silinder) dan keratoconus (penonjolan kornea seperti kerucut) karena memberikan penglihatan yang lebih jelas pada kelengkungan kornea yang tidak rata.

Sementara lensa kontak lunak bersifat lebih nyaman dan memiliki variasi yang lebih banyak dibandingkan lensa kontak keras. Lensa kontak lunak terbagi menjadi beberapa kategori berdasarkan waktu penggunaannya, yaitu lensa kontak harian, extended (bulanan, per-3 bulan, per-6 bulan), dan lensa kontak dekoratif (kosmetik).

Selain  jenis lunsk dan keras, di Indonesia, terdapat beberapa jenis lensa kontak yang jarang diketahui oleh masyarakat, yaitu lensa kontak hybrid dan lensa kontak skleral.

Lensa kontak harus nyaman digunakan dan mampu mengantarkan oksigen dari lingkungan ke permukaan kornea. Lingkungan berkelembaban rendah menyebabkan peningkatan penguapan air yang terkandung dalam lensa kontak, sehingga lensa akan mudah menjadi kering, dan hal ini menyebabkan ketidaknyamanan penggunaan lensa kontak.

Selain itu, kenyamanan penggunaan lensa kontak dan kemampuan mengantarkan oksigen dipengaruhi oleh jenis material lensa kontak. Jenis material lensa kontak lunak terbagi menjadi dua, yaitu hidrogel dan silikon hidrogel. Pada lensa kontak hidrogel, kemampuan mengantarkan oksigen meningkat seiring dengan meningkatnya kandungan air dalam lensa kontak, sedangkan lensa kontak berbahan silikon hidrogel telah memiliki kemampuan mengantarkan oksigen yang baik, sehingga tidak membutuhkan kandungan air yang tinggi.

Berdasarkan keterangan di atas, kita bisa melihat bahwa setiap jenis lensa kontak memiliki karakteristik yang berbeda-beda, sehingga akan memberikan keuntungan dan kerugian yang berbeda-beda bagi setiap individu. Oleh karena itu, untuk menentukan pemilihan lensa kontak yang tepat, sebaiknya setiap pengguna lensa kontak, perlu berkonsultasi dengan dokter spesialis mata.

Lensa kontak memiliki berbagai macam fungsi, dimana fungsi yang paling umum adalah menggantikan peran kacamata dalam memperbaiki ketajaman penglihatan pada penderita miopia (rabun jauh), hipermetropia (rabun dekat), astigmatisme (silinder) dan presbiopia (mata tua). Selain itu, lensa kontak juga dapat digunakan pada penderita gangguan mata lain, seperti pandangan ganda, pengecilan iris, dan membantu dalam proses penyembuhan jaringan mata yang rusak.


Pahami sebelum pakai

Sebelum menggunakan lensa kontak, seseorang perlu memahami terlebih dahulu keuntungan dan efek samping yang didapatkan dengan penggunaan lensa kontak.

Efek samping dari lensa kontak yang sering terjadi adalah infeksi pada mata yang berhubungan erat dengan kebersihan, sehingga pengguna lensa kontak harus menjaga kebersihan tangan dan melakukan perawatan lensa kontak dengan baik.

Penggunaan lensa kontak pada kelompok anak dan remaja harus sesuai dengan instruksi dari dokter dan di bawah pengawasan orang dewasa untuk menurunkan risiko infeksi mata.

Secara umum, kondisi yang tidak disarankan untuk penggunaan lensa kontak adalah gangguan yang terjadi pada mata, seperti peradangan, penyakit gangguan pada lapisan mata, kelopak mata, mata kering, alergi, pterigium (selaput pada bagian putih permukaan bola mata), dan glaucoma (tekanan bola mata yang tinggi) yang tidak terkontrol.

Penggunaan lensa kontak semalaman sebaiknya dihindari karena lensa kontak dapat mengganggu fungsi normal dari lapisan air mata, sehingga meningkatkan risiko terjadinya infeksi, namun pada beberapa kasus, dokter mata akan menyarankan untuk pemakaian semalaman untuk jenis lensa kontak atau kasus tertentu.


Efek samping

Efek samping yang paling sering terjadi adalah yang berhubungan dengan kebersihan penggunaan lensa kontak, yaitu infeksi pada kornea (keratitis).

Keratitis dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, maupun parasit lain. Hal ini disebabkan oleh air keran yang meningkatkan risiko bersarangnya infeksi pada lensa kontak.

Contohnya penggunaan lensa kontak pada saat mandi, buruknya kebersihan tangan saat melepas atau memasang lensa kontak, dan penggunaan air keran untuk merendam atau mencuci lensa kontak.

Efek samping lain yang dapat terjadi adalah kerusakan dari lapisan kornea, iritasi pada mata, reaksi alergi dan mata kering. Efek samping tersebut harus diobati oleh dokter spesialis mata secara tepat, sehingga tidak berkembang menjadi penyakit yang berat dan berujung pada kebutaan.

Ada beberapa tips jitu dalam penggunaan lensa kontak, yang dikenal dengan singkatan 3K (konsultasikan, jaga kebersihan, dan kenali tanda bahaya).

Konsultasikan ke dokter spesialis mata untuk memeriksa kondisi mata, sebelum menggunakan dan memilih lensa kontak yang sesuai. Dokter akan mengevaluasi beberapa faktor penting yang berguna untuk lensa kontak, yaitu kekuatan lensa, material lensa kontak (kandungan air, kemampuan mengantarkan oksigen), diameter, ketebalan, dan kelengkungan lensa untuk memberikan kenyamanan saat menggunakan lensa kontak.

Selain itu, lama penggunaan dan waktu pergantian (harian atau bulanan) lensa kontak juga akan disesuaikan dengan kondisi mata pengguna.

Karena itu, jaga kebersihan lensa kontak. Untuk perawatan, tempat lensa kontak hendaknya diganti setiap tiga bulan. Gunakan cairan steril untuk membersihkan wadah lensa kontak, kemudian gosok wadah dengan jari yang bersih dan keringkan dengan udara dalam posisi menghadap ke atas ataupun ke bawah.

Berdasarkan American Optometric Association, penggunaan lensa kontak secara umum harus atas saran dari dokter spesialis mata untuk rekomendasi lama penggunaan lensa kontak dan jadwal penggantian lensa kontak. Lensa kontak hendaknya tidak digunakan semalaman, kecuali disarankan oleh dokter spesialis mata, karena akan meningkatkan risiko efek samping.

Sebelum memegang lensa kontak, cuci tangan dengan sabun tanpa pewangi dan keringkan tangan dengan kain bebas serat, yaitu kain yang terbuat dari 100 persen bahan polyester. Selalu gunakan produk perawatan lensa kontak yang direkomendasikan oleh dokter spesialis mata. Tidak semua jenis cairan lensa kontak sesuai dengan semua jenis lensa kontak. Cairan salin (sebagai contoh: cairan infus) dan obat tetes air mata tidak mensterilkan lensa kontak Anda. Selanjutnya tahapan pembersihan lensa kontak bisa diikuti sesuai dengan yang tertera pada kemasan produk desinfeksi lensa kontak.

Selain itu, hindari mencuci lensa kontak dengan air keran, menggunakan air liur untuk melembabkan lensa kontak, atau menggunakan cairan pembersih lensa kontak yang sudah kedaluwarsa. Jangan gunakan lensa kontak selama berenang, mandi, atau berendam di air.

Segera lepaskan lensa kontak jika mata mengalami kemerahan, terasa nyeri atau jika penglihatan memburuk saat menggunakan lensa kontak dan segera konsultasikan kepada dokter spesialis mata Anda. Sebaiknya kondisi mata rutin diperiksa oleh dokter spesialis mata, minimal satu kali dalam setahun, walaupun tidak memiliki keluhan, untuk mendapatkan lensa kontak dan produk perawatan lensa kontak yang sesuai untuk mata Anda.

Terakhir adalah kenali tanda bahaya. Jika mata Anda terlihat berbeda, seperti mata merah, ada warna putih di tengah mata, tidak dapat melihat dengan baik atau buram, dan mata terasa perih, nyeri, berair, dan silau, maka konsultasikan kondisi Anda ke dokter spesialis mata.

Sambil menunggu waktu pertemuan dengan dokter spesialis mata Anda, maka dapat dilakukan tindakan pertama, yakni meneteskan air mata buatan secara sering (per satu sampai 3 jam) dan kompres dingin.

*) dr. Rina La Distia, Sp.M (K) PhD adalah dokter spesialis mata di RSCM
*) dr. Stefanny Haryady dan dr. Halia Ignatia Hasibuan adalah dokter umum di RSCM

 

Pewarta : dr. Rina La Distia, Sp.M (K) PhD, dr Stefanny H, d
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024