Jakarta (ANTARA) - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan, bonus demografi yang dimiliki Indonesia saat ini dapat menjadi aset untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045.
Namun adanya bonus demografi juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas SDM yang unggul.
“Bonus demografi ini menjadi penting karena ini seluruh adik-adik yang hadir di sini adalah bagian dari bonus demografi. Nah, bonus demografi ini akan menjadi aset, akan menjadi nilai yang produktif, kalo SDM-nya unggul dan kuat,” kata Menko Airlangga saat memberikan sambutan dalam Kompetensi Ekonomi (KOMPek) di Jakarta, Selasa.
Meski demikian, kata Airlangga, sejumlah tantangan masih harus dihadapi untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 seperti tingkat pendidikan dan produktivitas sumber daya manusia yang masih harus ditingkatkan, perubahan iklim yang berakibat pada mundurnya musim panen raya, dan stabilitas global.
Menko Airlangga juga mengatakan Indonesia perlu mengubah pendekatan dalam membangun masa depan dari reformatif menjadi transformatif melalui tiga area yakni transformasi ekonomi, transformasi sosial, dan transformasi tata kelola.
Dalam acara yang banyak dihadiri juga oleh siswa SMA dari wilayah Jabodetabek, Sumatera, dan Papua tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa saat ini pemerintah terus menggerakkan dan memaksimalkan tiga mesin ekonomi untuk bisa terus berfungsi secara berkesinambungan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Pertama, merevitalisasi dan memperbesar kapasitas mesin ekonomi konvensional sehingga terjadi peningkatan produktivitas yang tinggi. Revitalisasi mesin ini termasuk memperbesar investasi baru dan meningkatkan ekspor.
Kedua, menumbuhkan mesin ekonomi baru yang nantinya berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan di masa depan yang mencakup penerapan aplikasi digital dan kecerdasan buatan (artificial intelligence), pengembangan industri semikonduktor, serta pengembangan ekonomi hijau dan energi terbarukan dalam rangka menciptakan lapangan kerja baru sekaligus mencapai target emisi nol karbon (net zero emission/NZE) di 2060.
Baca juga: Menteri Airlangga beri kepastian pembangunan rumah masyarakat di Pulau Rempang Kepri
Baca juga: GTRA harus meningkatkan perekonomian rakyat berkelanjutan
Ketiga, pemerintah menyempurnakan mesin ekonomi Pancasila yaitu mesin ekonomi yang berkeadilan, dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dan menjaga kesinambungan sosial ekonomi, dengan menjaga aspek kesehatan, pendidikan, pekerjaan yang layak, penyempurnaan program penghapusan kemiskinan ekstrem, pemberian bantuan sosial dan pemberdayaan masyarakat kelas menengah bawah dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
“Nah, kalau ASEAN kita sedang siapkan yang namanya Digital Economy Framework Agreement (DEFA), ekosistem digital ASEAN ada interoperability. Jadi nanti adik-adik semua kalo mau ke luar negeri, kalau sudah punya QR Code bisa belanja pake QR Code, tidak perlu konversi dolar. Nah, itu akan semakin terintegrasi ekonomi di ASEAN. Semuanya juga untuk masa depan adik-adik semua,” ujarnya.
Namun adanya bonus demografi juga harus dibarengi dengan peningkatan kualitas SDM yang unggul.
“Bonus demografi ini menjadi penting karena ini seluruh adik-adik yang hadir di sini adalah bagian dari bonus demografi. Nah, bonus demografi ini akan menjadi aset, akan menjadi nilai yang produktif, kalo SDM-nya unggul dan kuat,” kata Menko Airlangga saat memberikan sambutan dalam Kompetensi Ekonomi (KOMPek) di Jakarta, Selasa.
Meski demikian, kata Airlangga, sejumlah tantangan masih harus dihadapi untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 seperti tingkat pendidikan dan produktivitas sumber daya manusia yang masih harus ditingkatkan, perubahan iklim yang berakibat pada mundurnya musim panen raya, dan stabilitas global.
Menko Airlangga juga mengatakan Indonesia perlu mengubah pendekatan dalam membangun masa depan dari reformatif menjadi transformatif melalui tiga area yakni transformasi ekonomi, transformasi sosial, dan transformasi tata kelola.
Dalam acara yang banyak dihadiri juga oleh siswa SMA dari wilayah Jabodetabek, Sumatera, dan Papua tersebut, Menko Airlangga menyampaikan bahwa saat ini pemerintah terus menggerakkan dan memaksimalkan tiga mesin ekonomi untuk bisa terus berfungsi secara berkesinambungan untuk mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Pertama, merevitalisasi dan memperbesar kapasitas mesin ekonomi konvensional sehingga terjadi peningkatan produktivitas yang tinggi. Revitalisasi mesin ini termasuk memperbesar investasi baru dan meningkatkan ekspor.
Kedua, menumbuhkan mesin ekonomi baru yang nantinya berfungsi sebagai akselerator pertumbuhan di masa depan yang mencakup penerapan aplikasi digital dan kecerdasan buatan (artificial intelligence), pengembangan industri semikonduktor, serta pengembangan ekonomi hijau dan energi terbarukan dalam rangka menciptakan lapangan kerja baru sekaligus mencapai target emisi nol karbon (net zero emission/NZE) di 2060.
Baca juga: Menteri Airlangga beri kepastian pembangunan rumah masyarakat di Pulau Rempang Kepri
Baca juga: GTRA harus meningkatkan perekonomian rakyat berkelanjutan
Ketiga, pemerintah menyempurnakan mesin ekonomi Pancasila yaitu mesin ekonomi yang berkeadilan, dengan meningkatkan partisipasi masyarakat dan menjaga kesinambungan sosial ekonomi, dengan menjaga aspek kesehatan, pendidikan, pekerjaan yang layak, penyempurnaan program penghapusan kemiskinan ekstrem, pemberian bantuan sosial dan pemberdayaan masyarakat kelas menengah bawah dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
“Nah, kalau ASEAN kita sedang siapkan yang namanya Digital Economy Framework Agreement (DEFA), ekosistem digital ASEAN ada interoperability. Jadi nanti adik-adik semua kalo mau ke luar negeri, kalau sudah punya QR Code bisa belanja pake QR Code, tidak perlu konversi dolar. Nah, itu akan semakin terintegrasi ekonomi di ASEAN. Semuanya juga untuk masa depan adik-adik semua,” ujarnya.