Mataram (Antara NTB) - Kepala Kepolisian Daerah Nusa Tenggara Barat Brigjen Pol Firli, menegaskan bahwa isu tentang penculikan bayi yang sedang marak di tengah masyarakat setempat, hanya kabar "hoax" (bohong).
"Memangnya siapa yang menculik, kabar itu tidak ada," kata Brigjen Pol Firli kepada wartawan di Mataram, Jumat.
Maraknya isu penculikan bayi ini bermula dari perbincangan yang muncul di media sosial. Sejumlah pengguna media sosial "facebook" yang ada di Kota Mataram khususnya, merasa resah karena terpengaruh dengan munculnya kabar penculikan tersebut.
Terkait dengan kabar "hoax" yang menyebar luas di media sosial ini, Polda NTB dikatakan telah menyorotinya. Khusus untuk jenis tindak kejahatan yang terjadi di dunia maya, Polda NTB menugaskan tim "cyber troops".
Untuk itu, Firli menegaskan bahwa Polda NTB dan jajarannya akan menelusuri pelaku atau penyebar isu yang meresahkan masyarakat tersebut.
"Nanti akan kita telusuri," ujarnya.
Saat disinggung apakah kabar ini sengaja digunakan sebagai modus pelaku untuk mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang pesta demokrasi yang akan digelar NTB pada tahun 2018, Firli menyangkalnya.
"Saya yakin tidak ada kaitannya dengan pilkada," kata Firli.
Melainkan, dia kembali menegaskan bahwa pihaknya yang bertugas sebagai lembaga kontrol keamanan masyarakat, tidak akan membiarkan pelaksanaan Pilkada di NTB terganggu dengan modus semacam penculikan bayi ini.
"Tentunya kita ingin pelaksanaan pilkada di NTB bisa berjalan dengan aman tanpa diganggu oleh isu-isu yang dapat meresahkan warga," ujarnya. (*)
"Memangnya siapa yang menculik, kabar itu tidak ada," kata Brigjen Pol Firli kepada wartawan di Mataram, Jumat.
Maraknya isu penculikan bayi ini bermula dari perbincangan yang muncul di media sosial. Sejumlah pengguna media sosial "facebook" yang ada di Kota Mataram khususnya, merasa resah karena terpengaruh dengan munculnya kabar penculikan tersebut.
Terkait dengan kabar "hoax" yang menyebar luas di media sosial ini, Polda NTB dikatakan telah menyorotinya. Khusus untuk jenis tindak kejahatan yang terjadi di dunia maya, Polda NTB menugaskan tim "cyber troops".
Untuk itu, Firli menegaskan bahwa Polda NTB dan jajarannya akan menelusuri pelaku atau penyebar isu yang meresahkan masyarakat tersebut.
"Nanti akan kita telusuri," ujarnya.
Saat disinggung apakah kabar ini sengaja digunakan sebagai modus pelaku untuk mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat menjelang pesta demokrasi yang akan digelar NTB pada tahun 2018, Firli menyangkalnya.
"Saya yakin tidak ada kaitannya dengan pilkada," kata Firli.
Melainkan, dia kembali menegaskan bahwa pihaknya yang bertugas sebagai lembaga kontrol keamanan masyarakat, tidak akan membiarkan pelaksanaan Pilkada di NTB terganggu dengan modus semacam penculikan bayi ini.
"Tentunya kita ingin pelaksanaan pilkada di NTB bisa berjalan dengan aman tanpa diganggu oleh isu-isu yang dapat meresahkan warga," ujarnya. (*)