Mataram (ANTARA) - Suryadi Jaya Purnama atau akrab disapa SJP, adalah salah satu calon anggota DPR RI periode 2024-2029 daerah pemilihan (Dapil) NTB II (Pulau Lombok), yang memiliki prestasi akademik yang mengagumkan.
Di tengah-tengah kesibukan kampanye, ia berhasil menyelesaikan studi pascasarjana di Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) dan diterima proposal riset doktoralnya tentang dinamika dan pasang surut investasi untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
SJP merupakan sosok yang dikenal ramah dan tidak pelit informasi oleh kalangan wartawan.
Ia sering menjadi sumber utama kalangan media terkait dinamika pemindahan IKN, yang menjadi salah satu tema penting dalam debat calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024 ini.
Sebagai putra daerah asli Lenek, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, SJP memiliki berbagai gagasan ideal tentang penataan kota dan lingkungan masyarakat untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Ia juga memiliki tupoksi di bidang infrastruktur, perhubungan, dan lain sebagainya sebagai anggota DPR RI.
Ulasannya yang bernas dan mudah dipahami publik semakin meningkat bobot ilmiahnya ketika SJP menjadikan dialektika seputar pemindahan IKN yang ia alami dalam peran legislatif untuk diartikulasikan sebagai riset ilmiah di SKSG UI.
Dalam penelitiannya, SJP menganalisis perilaku pelaku usaha di Jakarta berikut minatnya untuk berinvestasi di IKN Nusantara.
Ia menggunakan metode analisis jalur (path analysis) teknik regresi linier berganda melalui pengolahan data berbasis SPSS 26, yang merupakan analisis statistika tingkat lanjut, analisis data dengan algoritma machine learning, analisis string, serta analisis big data yang dapat diintegrasikan untuk membangun platform data analisis.
Politisi PKS itu juga membandingkan hasil SPSS tersebut dengan model Partial Least Square (PLS). Pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan konsistensi hasil bahwa faktor politik, ekonomi, lingkungan, juga faktor kepercayaan memiliki hubungan yang sesuai dan signifikan terhadap minat investasi di IKN Nusantara.
Sementara itu, faktor kebijakan pemerintah dan faktor sosial tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap minat investasi di IKN Nusantara. Faktor politik, kebijakan pemerintah, sosial, ekonomi, dan lingkungan memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap kepercayaan.
Penelitian ini melibatkan 409 responden yang sebagian besar adalah laki-laki, berusia 31-40 tahun, berpendidikan tinggi, termasuk usaha kecil, dan bergerak di bidang properti.
Temuan penelitian menunjukkan sebanyak 53 persen tidak berminat untuk berinvestasi di IKN Nusantara, sementara 47 persen berminat dengan menyatakan setuju atau sangat setuju untuk berinvestasi di sana.
Kesimpuan penelitian yang akan diperdalam lebih lanjut melalui studi doktoral SJP ini menegaskan diperlukannya langkah-langkah yang meningkatkan Kepercayaan publik, karena berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini, ia dipengaruhi oleh: persepsi publik terhadap kebijakan pemerintah, faktor sosial, faktor ekonomi, faktor lingkungan.
Konsekuensi dari kepercayaan publik yang meningkat maka minat investasi di IKN semakin meningkat. Berikutnya adalah memastikan kondisi politik, ekonomi, lingkungan yang semakin baik, maka minat investasi di IKN Nusantara akan cenderung semakin tinggi.
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Alumni dan akademisi perguruan tinggi sebut Indonesia baik-baik saja
Baca juga: Kemnaker-perguruan tinggi kolaborasi menghadapi tantangan pasar kerja
Semoga gagasan bernas dari SJP berikut kesungguhannya menjadikan kebijakan pemerintah berbasis ilmiah seperti riset yang ia jalani mampu menghadirkan kehidupan masyarakat yang lebih adil, makmur dan Berbahagia dapat segera terwujud serta diberkahi Allah SWT.
Di tengah-tengah kesibukan kampanye, ia berhasil menyelesaikan studi pascasarjana di Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia (SKSG UI) dan diterima proposal riset doktoralnya tentang dinamika dan pasang surut investasi untuk pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
SJP merupakan sosok yang dikenal ramah dan tidak pelit informasi oleh kalangan wartawan.
Ia sering menjadi sumber utama kalangan media terkait dinamika pemindahan IKN, yang menjadi salah satu tema penting dalam debat calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024 ini.
Sebagai putra daerah asli Lenek, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur, SJP memiliki berbagai gagasan ideal tentang penataan kota dan lingkungan masyarakat untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik.
Ia juga memiliki tupoksi di bidang infrastruktur, perhubungan, dan lain sebagainya sebagai anggota DPR RI.
Ulasannya yang bernas dan mudah dipahami publik semakin meningkat bobot ilmiahnya ketika SJP menjadikan dialektika seputar pemindahan IKN yang ia alami dalam peran legislatif untuk diartikulasikan sebagai riset ilmiah di SKSG UI.
Dalam penelitiannya, SJP menganalisis perilaku pelaku usaha di Jakarta berikut minatnya untuk berinvestasi di IKN Nusantara.
Ia menggunakan metode analisis jalur (path analysis) teknik regresi linier berganda melalui pengolahan data berbasis SPSS 26, yang merupakan analisis statistika tingkat lanjut, analisis data dengan algoritma machine learning, analisis string, serta analisis big data yang dapat diintegrasikan untuk membangun platform data analisis.
Politisi PKS itu juga membandingkan hasil SPSS tersebut dengan model Partial Least Square (PLS). Pengujian hipotesis yang dilakukan menunjukkan konsistensi hasil bahwa faktor politik, ekonomi, lingkungan, juga faktor kepercayaan memiliki hubungan yang sesuai dan signifikan terhadap minat investasi di IKN Nusantara.
Sementara itu, faktor kebijakan pemerintah dan faktor sosial tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap minat investasi di IKN Nusantara. Faktor politik, kebijakan pemerintah, sosial, ekonomi, dan lingkungan memiliki hubungan positif yang signifikan terhadap kepercayaan.
Penelitian ini melibatkan 409 responden yang sebagian besar adalah laki-laki, berusia 31-40 tahun, berpendidikan tinggi, termasuk usaha kecil, dan bergerak di bidang properti.
Temuan penelitian menunjukkan sebanyak 53 persen tidak berminat untuk berinvestasi di IKN Nusantara, sementara 47 persen berminat dengan menyatakan setuju atau sangat setuju untuk berinvestasi di sana.
Kesimpuan penelitian yang akan diperdalam lebih lanjut melalui studi doktoral SJP ini menegaskan diperlukannya langkah-langkah yang meningkatkan Kepercayaan publik, karena berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini, ia dipengaruhi oleh: persepsi publik terhadap kebijakan pemerintah, faktor sosial, faktor ekonomi, faktor lingkungan.
Konsekuensi dari kepercayaan publik yang meningkat maka minat investasi di IKN semakin meningkat. Berikutnya adalah memastikan kondisi politik, ekonomi, lingkungan yang semakin baik, maka minat investasi di IKN Nusantara akan cenderung semakin tinggi.
Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Alumni dan akademisi perguruan tinggi sebut Indonesia baik-baik saja
Baca juga: Kemnaker-perguruan tinggi kolaborasi menghadapi tantangan pasar kerja
Semoga gagasan bernas dari SJP berikut kesungguhannya menjadikan kebijakan pemerintah berbasis ilmiah seperti riset yang ia jalani mampu menghadirkan kehidupan masyarakat yang lebih adil, makmur dan Berbahagia dapat segera terwujud serta diberkahi Allah SWT.