Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyiapkan 200 ton beras sebagai cadangan pangan untuk mengantisipasi bencana alam di wilayah itu.
"Untuk antisipasi keadaan bencana, stok beras kita cukup antisipasi 1 tahun sekitar 200 ton," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ahmadi di Mataram, Sabtu.
Ia mengatakan persediaan beras untuk bencana alam, seperti banjir dan lain-lain sudah tersimpan di gudang-gudang.
"Kalau ada bencana, kita tinggal kirim aja ke lokasi," ujarnya.
Baca juga: Bulog: 502.476 keluarga di NTB dapat beras gratis
Baca juga: Sebanyak 382,3 ton beras cadangan pangan didistribusikan di Mataram
Untuk banjir yang terjadi di Kabupaten Sumbawa, pihaknya sudah mengirimkan sebanyak tiga ton beras. Pengiriman beras ini untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir.
"Baham makanan yang kirim ini, karena banyak tanaman padi yang terendam dan hanyut di bawa air sungai," katanya.
Selain beras, pihaknya juga mengirimkan sebanyak 50 dus mie instan, makanan siap saji, selimut, sarung, beras, air minum, pakaian, sabun mandi dan cuci.
Diketahui empat kabupaten dan kota di Pulau Sumbawa, NTB diterjang banjir pada Jumat (9/2). Ada tiga kabupaten dan satu kota, yakni Kabupaten Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima.
"Dugaan penyebabnya macam-macam. Salah satunya hujan yang merata dengan intensitas tinggi sejak siang hingga sore hari kemarin di Pulau Sumbawa," ujarnya.
Selain itu, topografi Pulau Sumbawa yang terdiri dari bukit-bukit dan gunung-gunung menyebabkan air limpasan dari daerah aliran sungai (DAS) semakin mempercepat air menuju hilir yang dihuni warga di daerah perkotaan.
"Belum lagi vegetasi hutan kita yang sudah menipis sehingga tidak lagi bisa menahan air menjadi salah satu faktor penyebab banjir," ungkap Ahmadi.
Untuk wilayah yang terdampak terendam banjir, kebanyakan warga yang selama ini bermukim di bantaran sungai dan wilayah yang berdekatan dengan aliran sungai.
"Saat ini kondisi air sudah surut dan warga yang rumahnya terendam banjir sedang sibuk membersihkan rumah mereka dari lumpur dan sampah," terang Ahmadi.
Namun demikian, dari laporan sementara banjir yang melanda empat kabupaten dan kota di Pulau Sumbawa itu, tidak menimbulkan korban jiwa. Sedangkan jumlah warga yang terdampak juga masih dalam pendataan BPBD kabupaten dana kota.
"Tidak ada korban jiwa, karena masyarakat yang tinggal di bantaran sungai juga sudah banyak yang siap," katanya.
"Untuk antisipasi keadaan bencana, stok beras kita cukup antisipasi 1 tahun sekitar 200 ton," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) NTB, Ahmadi di Mataram, Sabtu.
Ia mengatakan persediaan beras untuk bencana alam, seperti banjir dan lain-lain sudah tersimpan di gudang-gudang.
"Kalau ada bencana, kita tinggal kirim aja ke lokasi," ujarnya.
Baca juga: Bulog: 502.476 keluarga di NTB dapat beras gratis
Baca juga: Sebanyak 382,3 ton beras cadangan pangan didistribusikan di Mataram
Untuk banjir yang terjadi di Kabupaten Sumbawa, pihaknya sudah mengirimkan sebanyak tiga ton beras. Pengiriman beras ini untuk membantu masyarakat yang terdampak banjir.
"Baham makanan yang kirim ini, karena banyak tanaman padi yang terendam dan hanyut di bawa air sungai," katanya.
Selain beras, pihaknya juga mengirimkan sebanyak 50 dus mie instan, makanan siap saji, selimut, sarung, beras, air minum, pakaian, sabun mandi dan cuci.
Diketahui empat kabupaten dan kota di Pulau Sumbawa, NTB diterjang banjir pada Jumat (9/2). Ada tiga kabupaten dan satu kota, yakni Kabupaten Sumbawa, Dompu, Bima dan Kota Bima.
"Dugaan penyebabnya macam-macam. Salah satunya hujan yang merata dengan intensitas tinggi sejak siang hingga sore hari kemarin di Pulau Sumbawa," ujarnya.
Selain itu, topografi Pulau Sumbawa yang terdiri dari bukit-bukit dan gunung-gunung menyebabkan air limpasan dari daerah aliran sungai (DAS) semakin mempercepat air menuju hilir yang dihuni warga di daerah perkotaan.
"Belum lagi vegetasi hutan kita yang sudah menipis sehingga tidak lagi bisa menahan air menjadi salah satu faktor penyebab banjir," ungkap Ahmadi.
Untuk wilayah yang terdampak terendam banjir, kebanyakan warga yang selama ini bermukim di bantaran sungai dan wilayah yang berdekatan dengan aliran sungai.
"Saat ini kondisi air sudah surut dan warga yang rumahnya terendam banjir sedang sibuk membersihkan rumah mereka dari lumpur dan sampah," terang Ahmadi.
Namun demikian, dari laporan sementara banjir yang melanda empat kabupaten dan kota di Pulau Sumbawa itu, tidak menimbulkan korban jiwa. Sedangkan jumlah warga yang terdampak juga masih dalam pendataan BPBD kabupaten dana kota.
"Tidak ada korban jiwa, karena masyarakat yang tinggal di bantaran sungai juga sudah banyak yang siap," katanya.