Jakarta (ANTARA) - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk mencatat kinerja positif pada Unit Usaha Syariah (UUS) BTN atau BTN Syariah dengan laba bersih yang dibukukan Rp702,3 miliar pada 2023 atau melonjak 110,5 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Labanya tumbuh luar biasa, lebih double. Laba bersih Unit Usaha Syariah BTN melonjak 110 persen pertumbuhannya. Perbaikan yang kami lakukan 4 hingga 5 tahun terakhir mulai terlihat hasilnya," kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Pada tahun 2022, laba bersih yang dicapai BTN Syariah sebesar Rp333,6 miliar. Angka tersebut juga lebih tinggi dibanding perolehan tahun 2021 yang mencapai Rp185,2 miliar.
Menurut perseroan, capaian positif BTN Syariah pada tahun 2023 ditopang oleh peningkatan penyaluran pembiayaan di unit usaha tersebut menjadi Rp37,1 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp31,6 triliun atau naik sebesar 17,4 persen.
"Pembiayaan Syariah tumbuhnya 17,4 persen. Ini very strong. Mudah-mudahan di Syariah ini juga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia sehingga kreditnya menjadi Rp37,1 triliun (pada 2023)," kata Nixon.
Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BTN juga melesat 20,7 persen menjadi Rp41,8 triliun pada tahun 2023, dari tahun sebelumnya sebesar Rp34,64 triliun.
Baca juga: Perumahan bisa jadi motor ekonomi dorong 173 sektor turunan
Baca juga: BTN proyeksikan penjualan rumah tumbuh 12 persen
Kinerja positif dari sisi penyaluran pembiayaan dan perolehan DPK tersebut pun membuat posisi aset BTN Syariah pada tahun 2023 mengalami lonjakan sebesar 19,79 persen. Aset BTN Syariah mencapai Rp45,3 triliun pada tahun 2022, kemudian meningkat menjadi Rp54,3 triliun pada tahun 2023.
"Jadi kami upayakan akan tumbuh terus. Mudah-mudahan tahun ini (aset BTN Syariah) bisa hit ke angka Rp60 triliun. Karena KPR yang minta diakadkan secara syariah secara presentase terus tumbuh di beberapa bagian di Indonesia seperti Jawa Barat, Mataram, Aceh, dan Sumatera," kata Nixon.
"Labanya tumbuh luar biasa, lebih double. Laba bersih Unit Usaha Syariah BTN melonjak 110 persen pertumbuhannya. Perbaikan yang kami lakukan 4 hingga 5 tahun terakhir mulai terlihat hasilnya," kata Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu dalam konferensi pers di Jakarta, Senin.
Pada tahun 2022, laba bersih yang dicapai BTN Syariah sebesar Rp333,6 miliar. Angka tersebut juga lebih tinggi dibanding perolehan tahun 2021 yang mencapai Rp185,2 miliar.
Menurut perseroan, capaian positif BTN Syariah pada tahun 2023 ditopang oleh peningkatan penyaluran pembiayaan di unit usaha tersebut menjadi Rp37,1 triliun dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp31,6 triliun atau naik sebesar 17,4 persen.
"Pembiayaan Syariah tumbuhnya 17,4 persen. Ini very strong. Mudah-mudahan di Syariah ini juga membantu mendorong pertumbuhan ekonomi di Indonesia sehingga kreditnya menjadi Rp37,1 triliun (pada 2023)," kata Nixon.
Sementara itu, total dana pihak ketiga (DPK) yang dihimpun BTN juga melesat 20,7 persen menjadi Rp41,8 triliun pada tahun 2023, dari tahun sebelumnya sebesar Rp34,64 triliun.
Baca juga: Perumahan bisa jadi motor ekonomi dorong 173 sektor turunan
Baca juga: BTN proyeksikan penjualan rumah tumbuh 12 persen
Kinerja positif dari sisi penyaluran pembiayaan dan perolehan DPK tersebut pun membuat posisi aset BTN Syariah pada tahun 2023 mengalami lonjakan sebesar 19,79 persen. Aset BTN Syariah mencapai Rp45,3 triliun pada tahun 2022, kemudian meningkat menjadi Rp54,3 triliun pada tahun 2023.
"Jadi kami upayakan akan tumbuh terus. Mudah-mudahan tahun ini (aset BTN Syariah) bisa hit ke angka Rp60 triliun. Karena KPR yang minta diakadkan secara syariah secara presentase terus tumbuh di beberapa bagian di Indonesia seperti Jawa Barat, Mataram, Aceh, dan Sumatera," kata Nixon.