Mataram (ANTARA) - Dinas Perdagangan Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, akan menggelar kegiatan bazar pasar rakyat untuk memberikan manfaat dan membantu masyarakat berpenghasilan rendah mendapatkan kebutuhan pokok dengan harga lebih murah.
"Kegiatan pasar rakyat kami jadwalkan pada tanggal 27 Februari sampai 7 Maret 2024, di enam kecamatan se-Kota Mataram," kata Kepala Bidang (Kabid) Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Sabtu.
Ia mengatakan, dalam rentan waktu itu kegiatan pasar rakyat dilaksanakan dalam dua tahap yakni tahap pertama tanggal 27-29 Februari 2024 dan tahap kedua tanggal 5-7 Maret 2024.
Pelaksanaan pasar rakyat itu dilaksanakan untuk mendekatkan masyarakat sekaligus menyampaikan informasi terkait stok kebutuhan pokok di Mataram aman dan tercukupi sehingga masyarakat tidak panik.
"Selain itu, masyarakat juga bisa membeli berbagai kebutuhan pokok untuk persiapan menyambut bulan Suci Ramadhan 1445 Hijriah dengan harga lebih murah atau di bawah harga pasar," katanya.
Lebih jauh Sri mengatakan, kegiatan pasar rakyat ini digagas karena melihat perkembangan harga kebutuhan pokok dan komoditas pertanian di pasar tradisional mengalami kenaikan harga.
Seperti harga beras yang mencapai Rp16.000-Rp17.000 per kilogram atau di atas harga eceran tertinggi (HET) beras premium Rp13.900 per kilogram, sedangkan untuk beras medium Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) Bulog masih tetap Rp10.900 per kilogram.
Selain itu, gula pasir saat ini juga naik menjadi Rp18.000 per kilogram, begitu juga dengan cabai rawit yang sebelumnya Rp30.000 per kilogram kini menjadi Rp55.000 per kilogram dan komoditas pertanian lainnya.
Dikatakan, dalam kegiatan pasar rakyat tersebut pihaknya akan melibatkan sekitar 35-40 distributor kebutuhan pokok termasuk eceran modern.
Pelaku usaha eceran modern akan diminta membawa beras jenis premium dengan harga sesuai HET, sehingga masyarakat bisa membuktikan bahwa masih ada beras premium yang dijual sesuai HET.
"Harga beras premium di pasar yang mencapai Rp16.000-Rp17.000 per kilogram adalah beras lokal, namun masih banyak beras premium merek luar yang harganya sesuai HET," katanya.
Di sisi lain, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) yang memiliki petani binaan dari seluruh wilayah di NTB. Baik itu untuk telur, cabai, bawang, dan hortikultura lainnya.
"Dengan demikian harga telur, cabai dan hortikultura lainnya bisa dijual murah," katanya.
Untuk telur misalnya, harga di binaan BI bisa Rp45.000 per 30 butir atau bahkan Rp35.000 per 30 butir, sebab harga di pasar saat ini mencapai Rp56.000-Rp58.000 per 30 butir.
Baca juga: Eks Kepala Disperindag Dompu divonis 1 tahun terkait kasus korupsi metrologi
Baca juga: Disperindag Jabar awasi sentra penjualan parsel
Terkait dengan itu, dia berharap kegiatan pasar rakyat yang akan menyediakan berbagai kebutuhan pokok dengan harga di bawah harga pasar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat dalam menghadapi lonjakan harga kebutuhan pokok.
"Selain BI, kita juga akan gandeng Dinas Pertanian untuk menggelar pasar tani agar dapat menyediakan komoditas pertanian lain dengan harga murah," katanya menambahkan.
"Kegiatan pasar rakyat kami jadwalkan pada tanggal 27 Februari sampai 7 Maret 2024, di enam kecamatan se-Kota Mataram," kata Kepala Bidang (Kabid) Bahan Pokok dan Penting (Bapokting) Dinas Perdagangan (Disdag) Kota Mataram Sri Wahyunida di Mataram, Sabtu.
Ia mengatakan, dalam rentan waktu itu kegiatan pasar rakyat dilaksanakan dalam dua tahap yakni tahap pertama tanggal 27-29 Februari 2024 dan tahap kedua tanggal 5-7 Maret 2024.
Pelaksanaan pasar rakyat itu dilaksanakan untuk mendekatkan masyarakat sekaligus menyampaikan informasi terkait stok kebutuhan pokok di Mataram aman dan tercukupi sehingga masyarakat tidak panik.
"Selain itu, masyarakat juga bisa membeli berbagai kebutuhan pokok untuk persiapan menyambut bulan Suci Ramadhan 1445 Hijriah dengan harga lebih murah atau di bawah harga pasar," katanya.
Lebih jauh Sri mengatakan, kegiatan pasar rakyat ini digagas karena melihat perkembangan harga kebutuhan pokok dan komoditas pertanian di pasar tradisional mengalami kenaikan harga.
Seperti harga beras yang mencapai Rp16.000-Rp17.000 per kilogram atau di atas harga eceran tertinggi (HET) beras premium Rp13.900 per kilogram, sedangkan untuk beras medium Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) Bulog masih tetap Rp10.900 per kilogram.
Selain itu, gula pasir saat ini juga naik menjadi Rp18.000 per kilogram, begitu juga dengan cabai rawit yang sebelumnya Rp30.000 per kilogram kini menjadi Rp55.000 per kilogram dan komoditas pertanian lainnya.
Dikatakan, dalam kegiatan pasar rakyat tersebut pihaknya akan melibatkan sekitar 35-40 distributor kebutuhan pokok termasuk eceran modern.
Pelaku usaha eceran modern akan diminta membawa beras jenis premium dengan harga sesuai HET, sehingga masyarakat bisa membuktikan bahwa masih ada beras premium yang dijual sesuai HET.
"Harga beras premium di pasar yang mencapai Rp16.000-Rp17.000 per kilogram adalah beras lokal, namun masih banyak beras premium merek luar yang harganya sesuai HET," katanya.
Di sisi lain, pihaknya juga akan berkoordinasi dengan Bank Indonesia (BI) yang memiliki petani binaan dari seluruh wilayah di NTB. Baik itu untuk telur, cabai, bawang, dan hortikultura lainnya.
"Dengan demikian harga telur, cabai dan hortikultura lainnya bisa dijual murah," katanya.
Untuk telur misalnya, harga di binaan BI bisa Rp45.000 per 30 butir atau bahkan Rp35.000 per 30 butir, sebab harga di pasar saat ini mencapai Rp56.000-Rp58.000 per 30 butir.
Baca juga: Eks Kepala Disperindag Dompu divonis 1 tahun terkait kasus korupsi metrologi
Baca juga: Disperindag Jabar awasi sentra penjualan parsel
Terkait dengan itu, dia berharap kegiatan pasar rakyat yang akan menyediakan berbagai kebutuhan pokok dengan harga di bawah harga pasar dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk mengurangi beban ekonomi masyarakat dalam menghadapi lonjakan harga kebutuhan pokok.
"Selain BI, kita juga akan gandeng Dinas Pertanian untuk menggelar pasar tani agar dapat menyediakan komoditas pertanian lain dengan harga murah," katanya menambahkan.