Jakarta (ANTARA) - Dokter spesialis anak Dr. dr. Ariani Dewi Widodo mengatakan, rotavirus adalah penyebab terbanyak kasus diare pada bayi dan anak yang kurang dari dua tahun, yaitu sebanyak 90 persen, dan 10 persen di antaranya karena penyebab lain.
"Sekali kena infeksi rotavirus, diarenya itu lumayan parah, lumayan berat. Jadi dia diare hebat, bisa 15 kali, 20 kali sehari, muntah-muntah hebat, sakit perut, demam," ujar Ariani dalam “Lawan Diare Berat dengan Imunisasi Rotavirus” yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Kamis.
Dia menyebabkan, hal tersebut dapat menyebabkan dehidrasi berat, dan apabila tidak tertolong dapat menyebabkan kematian. Selain pneumonia, katanya, diare adalah penyebab tertinggi kematian anak di Indonesia.
Adapun penyebaran rotavirus, kata dokter itu, adalah melalui kontak fisik dengan tinja yang terinfeksi, atau melalui makanan dan minuman yang tidak bersih. Oleh karena itu, katanya, kalau buang air, sebaiknya di jamban atau toilet, apabila fasilitasnya ada.
"Kemudian harus dibersihkan dengan baik dan jangan lupa setelahnya cuci tangan yang bersih dengan sabun. Ingat, cuci tangan itu enggak boleh cepat-cepat," katanya.
Menurut Ariani, cuci tangan yang benar adalah ketika seluruh tangannya dibersihkan, termasuk di sela-sela kuku. Dia menjelaskan, secara umum, pencegahan infeksi tersebut adalah dengan cara menjaga kebersihan. Akan tetapi, rotavirus memiliki karakteristik tersendiri, di mana virus itu bisa bertahan lebih baik dibanding yang lainnya. Virus itu dapat menempel di mainan, atau benda-benda lain yang digunakan anak.
Baca juga: Batam sosialisasi imunisasi antigen baru ke masyarakat
Baca juga: Kemenkes pastikan imunisasi rutin lengkap dan baik dilaksanakan di Batam
Sebagai buktinya, ujarnya, ternyata angka kasus diare akibat rotavirus di negara maju yang mungkin lebih bersih dibandingkan dengan negara berkembang tidak terlalu jauh berbeda.
"Apakah itu berarti kita tidak usah bersih-bersih? 'Ah, sama aja'. Nggak begitu. Kita tetap harus menjaga kebersihan. Tapi, artinya harus ada usaha lain," katanya.
Cara pencegahan itu, ujarnya, yaitu dengan memberikan vaksin rotavirus. Imunisasi tersebut diberikan saat anak masih bayi, mulai dari usia enam minggu hingga enam bulan.
"Jadi, dosis pertama tidak boleh diberikan lebih dari usia 3 bulan. Dan mulai diberikannya usia 1,5 bulan. Kalau sudah dosis pertama, maka dosis kedua dan ketiga boleh diberikan, sampai dengan usia 6 bulan," ujarnya.
"Sekali kena infeksi rotavirus, diarenya itu lumayan parah, lumayan berat. Jadi dia diare hebat, bisa 15 kali, 20 kali sehari, muntah-muntah hebat, sakit perut, demam," ujar Ariani dalam “Lawan Diare Berat dengan Imunisasi Rotavirus” yang disiarkan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Kamis.
Dia menyebabkan, hal tersebut dapat menyebabkan dehidrasi berat, dan apabila tidak tertolong dapat menyebabkan kematian. Selain pneumonia, katanya, diare adalah penyebab tertinggi kematian anak di Indonesia.
Adapun penyebaran rotavirus, kata dokter itu, adalah melalui kontak fisik dengan tinja yang terinfeksi, atau melalui makanan dan minuman yang tidak bersih. Oleh karena itu, katanya, kalau buang air, sebaiknya di jamban atau toilet, apabila fasilitasnya ada.
"Kemudian harus dibersihkan dengan baik dan jangan lupa setelahnya cuci tangan yang bersih dengan sabun. Ingat, cuci tangan itu enggak boleh cepat-cepat," katanya.
Menurut Ariani, cuci tangan yang benar adalah ketika seluruh tangannya dibersihkan, termasuk di sela-sela kuku. Dia menjelaskan, secara umum, pencegahan infeksi tersebut adalah dengan cara menjaga kebersihan. Akan tetapi, rotavirus memiliki karakteristik tersendiri, di mana virus itu bisa bertahan lebih baik dibanding yang lainnya. Virus itu dapat menempel di mainan, atau benda-benda lain yang digunakan anak.
Baca juga: Batam sosialisasi imunisasi antigen baru ke masyarakat
Baca juga: Kemenkes pastikan imunisasi rutin lengkap dan baik dilaksanakan di Batam
Sebagai buktinya, ujarnya, ternyata angka kasus diare akibat rotavirus di negara maju yang mungkin lebih bersih dibandingkan dengan negara berkembang tidak terlalu jauh berbeda.
"Apakah itu berarti kita tidak usah bersih-bersih? 'Ah, sama aja'. Nggak begitu. Kita tetap harus menjaga kebersihan. Tapi, artinya harus ada usaha lain," katanya.
Cara pencegahan itu, ujarnya, yaitu dengan memberikan vaksin rotavirus. Imunisasi tersebut diberikan saat anak masih bayi, mulai dari usia enam minggu hingga enam bulan.
"Jadi, dosis pertama tidak boleh diberikan lebih dari usia 3 bulan. Dan mulai diberikannya usia 1,5 bulan. Kalau sudah dosis pertama, maka dosis kedua dan ketiga boleh diberikan, sampai dengan usia 6 bulan," ujarnya.