Kota Bogor (ANTARA) - Dinas Kesehatan Bogor, Jawa Barat menyediakan vaksin rotavirus (RV) sebagai pencegahan diare pada anak bayi yang dapat mengganggu tumbuh kembang yang di antaranya penyebab kekerdilan atau biasa disebut stunting.
"Tersedia vaksin yang aman dan efektif, serta meningkatkan kualitas hidup anak bangsa, maka perlu dilakukan pemberian imunisasi RV sebagai upaya komprehensif pencegahan diare pada bayi di Indonesia," kata Kadinkes Kota Bogor, Sri Nowo Retno di Kota Bogor, Sabtu.
Retno mengumumkan bahwa pelaksanaan pemberian imunisasi rotavirus dengan sasaran bayi akan dimulai tanggal 15 Agustus 2023. Sasaran imunisasi rotavirus di Kota Bogor sejumlah 17.769 bayi dengan target capaiannya 100 persen.
Berdasarkan data dari Indonesian Rotavirus Surveillance Network (IRSN), Rotavirus sebagai penyebab utama diare cair akut pada balita diare yang dirawat inap, tahun 2001-2008 sebesar 58 persen, tahun 2009-2011 sebesar 52 persen dan pada tahun 2012-2016 sebesar 45 persen. Selain itu 9,8 persen kematian pada bayi kurang dari 12 bulan dan 4,55 persen kematian pada anak balita 12-59 bulan di Indonesia disebabkan oleh diare.
Di Kota Bogor kasus diare Tahun 2022 sebanyak 685 atau 6,4 persen kasus. Diare juga dapat menimbulkan masalah stunting pada anak karena zat mikro yang dibutuhkan oleh tubuh untuk tumbuh hilang karena infeksi diare yang berulang.
Retno menyampaikan, pemberian vaksin rotavirus sebanyak tiga dosis dengan dosis pertama untuk bayi usia 2 bulan terhitung bayi lahir mulai 16 Mei 2023 dosis kedua usia 3 bulan dan dosis ketiga usia 3 bulan. Imunisasi ini dilakukan di 981 posyandu yang ada di Kota Bogor dan bisa didapatkan di 25 puskesmas di Kota Bogor. "Perlukan dukungan dari semua pihak untuk menyukseskan introduksi vaksin baru ke dalam Program Imunisasi Nasional," ujar Retno.
Retno mengungkapkan imunisasi rotavirus penting untuk mencegah stunting dan kematian pada bayi akibat diare berat. Dia menerangkan, keamanan vaksin rotavirus secara rutin ditelaah oleh Global Advisory Committee for Vaccine Safety (GACVS) dan vaksin menunjukkan bahwa tidak terdapat masalah keamanan yang serius. Imunisasi/suntikan ganda juga aman diberikan pada anak, karena melindungi anak, meningkatkan efisiensi, dan menyebabkan keseluruhan kunjungan vaksinasi lebih sedikit.
Berbagai upaya telah dilakukan dalam mengatasi permasalahan diare ini, di antaranya melalui perbaikan higiene dan sanitasi lingkungan serta penanganan diare dengan oralit dan zink, tetapi belum memberikan hasil yang maksimal.
Baca juga: Garut targetkan 43 ribu anak dapat vaksin diare
Baca juga: BRIN rancang vaksin oral untuk hepatitis
"Dengan mempertimbangkan tinggi beban penyakit diare dan telah ada beberapa studi tentang diare yang disebabkan oleh rotavirus serta rekomendasi dari WHO dan Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI), maka pemberian vaksin RV penting untuk bayi," katanya.