Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika Nezar Patria mengatakan kolaborasi menjadi cara yang tepat guna menyebarkan edukasi pada generasi muda mengenali, memahami, dan menguasai artificial intelligence (AI/teknologi kecerdasan buatan).
Salah satu contoh kolaborasi yang telah diwujudkan dan patut diapresiasi mengenai hal itu seperti yang dilakukan oleh Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh bersama Kementerian Kominfo serta satu perusahaan raksasa teknologi global.
"Saya kira ini program yang sangat bagus untuk terus dikembangkan untuk bisa menyerap lebih banyak talenta AI terutama generasi-generasi muda kita," kata Nezar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menurut Nezar kerja sama antara Kementerian Kominfo dengan USK memungkinkan mahasiswa dapat mempelajari tentang pengembangan talenta digital di bidang AI dengan lebih optimal. Langkah kolaborasi menjadi tepat mengingat potensi penggunaan AI sebagai solusi di Indonesia besar, namun, masih sedikit yang memiliki kompetensi untuk mengembangkannya.
“Apalagi pengembangan AI telah menjadi fokus perhatian negara-negara di dunia. Dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. China sudah lebih di atas 50 persen, Amerika juga, Eropa juga. Namun, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia masih kurang 10 persen dari total PDB. Dan saya kira kita memang harus bekerja keras," kata Nezar.
Da berpesan setidaknya ada lima kompetensi utama yang penting dimiliki seseorang seiring dengan luasnya pemanfaatan AI. Lima kompetensi itu ialah kemampuan berpikir kreatif, pola pikir analitis, literasi teknologi, berpikir sistematis, serta operasionalisasi AI dan big data (mahadata).
Dia berharap lewat kolaborasi yang dihadirkan Pemerintah, swasta, dan institusi pendidikan, maka para generasi muda bisa memiliki dasar dan semakin terasah kompetensinya mengenai AI.
“Ini lima skill (keterampilan) utama yang setidaknya harus dimiliki oleh generasi di abad 21 ini. Oleh karena itu dibutuhkan re-skilling dan up-skiling untuk membuka peluang karier baru di era disrupsi AI ini," ujar Nezar.
Baca juga: Pos Indonesia mengukuhkan komitmen penuhi kebutuhan logistik pemerintah
Baca juga: Kemenkominfo pastikan layanan logistik Pemilu 2024 optimal
Kolaborasi yang dimaksud ialah kerja sama antara Badan Pengembangan SDM Kemenkominfo, bersama dengan USK Banda Aceh, serta Microsoft. Para pihak melakukan penandatanganan kerja sama terkait dengan pengembangan talenta digital khususnya pada bidang AI.
Penandatanganan itu berlangsung pada Senin (26/2) dan dinilai Wamenkominfo sebagai momentum untuk membuka lembaran baru program pengembangan talenta digital Kementerian Kominfo pada 2024.
Salah satu contoh kolaborasi yang telah diwujudkan dan patut diapresiasi mengenai hal itu seperti yang dilakukan oleh Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh bersama Kementerian Kominfo serta satu perusahaan raksasa teknologi global.
"Saya kira ini program yang sangat bagus untuk terus dikembangkan untuk bisa menyerap lebih banyak talenta AI terutama generasi-generasi muda kita," kata Nezar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa.
Menurut Nezar kerja sama antara Kementerian Kominfo dengan USK memungkinkan mahasiswa dapat mempelajari tentang pengembangan talenta digital di bidang AI dengan lebih optimal. Langkah kolaborasi menjadi tepat mengingat potensi penggunaan AI sebagai solusi di Indonesia besar, namun, masih sedikit yang memiliki kompetensi untuk mengembangkannya.
“Apalagi pengembangan AI telah menjadi fokus perhatian negara-negara di dunia. Dibandingkan dengan negara-negara maju lainnya. China sudah lebih di atas 50 persen, Amerika juga, Eropa juga. Namun, pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia masih kurang 10 persen dari total PDB. Dan saya kira kita memang harus bekerja keras," kata Nezar.
Da berpesan setidaknya ada lima kompetensi utama yang penting dimiliki seseorang seiring dengan luasnya pemanfaatan AI. Lima kompetensi itu ialah kemampuan berpikir kreatif, pola pikir analitis, literasi teknologi, berpikir sistematis, serta operasionalisasi AI dan big data (mahadata).
Dia berharap lewat kolaborasi yang dihadirkan Pemerintah, swasta, dan institusi pendidikan, maka para generasi muda bisa memiliki dasar dan semakin terasah kompetensinya mengenai AI.
“Ini lima skill (keterampilan) utama yang setidaknya harus dimiliki oleh generasi di abad 21 ini. Oleh karena itu dibutuhkan re-skilling dan up-skiling untuk membuka peluang karier baru di era disrupsi AI ini," ujar Nezar.
Baca juga: Pos Indonesia mengukuhkan komitmen penuhi kebutuhan logistik pemerintah
Baca juga: Kemenkominfo pastikan layanan logistik Pemilu 2024 optimal
Kolaborasi yang dimaksud ialah kerja sama antara Badan Pengembangan SDM Kemenkominfo, bersama dengan USK Banda Aceh, serta Microsoft. Para pihak melakukan penandatanganan kerja sama terkait dengan pengembangan talenta digital khususnya pada bidang AI.
Penandatanganan itu berlangsung pada Senin (26/2) dan dinilai Wamenkominfo sebagai momentum untuk membuka lembaran baru program pengembangan talenta digital Kementerian Kominfo pada 2024.