Surabaya (ANTARA) - "Congratulations on your election campaign, I saw from the results that you are doing very well. Wishing you all the best" (Selamat atas kampanye pemilu anda, saya melihat dari hasil yang anda lakukan dengan sangat baik. Semoga sukses).
Pesan singkat dari Tom Coghlan, Sekretaris Satu (Bidang Politik) Kedutaan Besar Australia diterima oleh Dr. Lia Istifhama yang sekaligus keponakan Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa.
Bukan tanpa alasan, Kedubes Australia selama ini memang memberikan atensi kepada calon pemimpin di Indonesia. Bagi Ning Lia, tentu ini merupakan kado istimewa.
Terlebih, Dr. Lia Istifhama atau ning Lia, juga mendapatkan kado lagi atas perjuangannya menjalankan proses politik. Perempuan yang selalu mengangkat peran CANTIK (cerdas, inovatif, kreatif) dan tegas menolak beauty privilege tersebut menang mutlak pada pemilihan DPD RI khususnya di Kabupaten Ngawi.
Meraih suara 72.487, keponakan Khofifah jauh melesat meninggalkan calon DPD RI lainnya. Raihan suara signifikan, tak ayal membuat sang Srikandi NU asal Kota Surabaya yang selalu viral dengan segala rekam jejaknya, membuat ucapan spesial untuk sang Bupati, Ony Anwar Harsono.
Hal ini disampaikannya kepada awak media, pada 6/3/2024.
"Subhanallah dan Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dan mensyukuri raihan suara di Ngawi. Dengan ucapan Bismillah, saya menyampaikan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada masyarakat Ngawi, terkhusus Bapak Bupati Ony," kata Ning Lia.
Mengucapkan nama Ony secara khusus, ternyata bukan tanpa alasan. Hal ini disebabkan, bupati Ony adalah Ketua HKTI Jatim, organisasi induk dari Perempuan Tani. Sedangkan ning Lia sendiri, adalah Ketua Perempuan Tani (Pertani) HKTI Jatim.
"Kebetulan Pak Ony memang Ketua saya di HKTI. Selama saya menjadi anak beliau di organisasi. Jujur memang saya lihat beliau ini sosok yang sangat baik. Beliau tidak pernah menunjukkan sikap tersinggung, melainkan selalu memaklumi segala dinamika organisasi," ucapnya.
"Saya sendiri, andai tidak mendapatkan izin dari beliau secara sepenuhnya, pasti kiprah saya di organisasi HKTI sebagai Ketua orsapnya, yaitu Pertani, pasti tidak seluas yang selama ini saya bangun. Jadi, apapun yang saya bina dan lakukan di dalam wadah HKTI, itu tak lepas dari sikap baik pak Ony," kata Ning Lia menambahkan.
Statement ning Lia yang begitu adem, tentu mengingatkan kita tatkala ia memilih memaafkan pelaku pancatutan foto dirinya dalam sebuah kampanye calon senator lainnya, yang berjenis kelamin dengan sama ning Lia.
"Dengan ucapan bismillah, bahwa kasus ini sudah klir dan terhenti dalam pada kalimat mentolerir dan memaafkan. Bahwa kami sangat memahami situasi ini tentu menjadi perbincangan publik, maka harus ada pelurusan fakta. Bahwa yang disampaikan kuasa hukum kami, itu benar, yaitu ini bagian proses edukasi etika berpolitik. Terkait somasi dan pelaporan ke Polda maupun Bawaslu, itu tidak kami lakukan karena kami sudah membuat keputusan memaafkan," ujarnya.
"Etika disini, bahwa siapapun yang menjadi timses atau juru kampanye salah seorang kontestan politik, wajib dan perlu tahu sosok asli yang ia promosikan. Jadi tidak salah ambil foto. Saya berharap fenomena langka dan mungkin pertama kali terjadi di kancah perpolitikan negeri ini, cukup terjadi saat ini saja. Ini semua semoga menjadi hikmah pembelajaran bersama agar tidak terjadi lagi di masa mendatang. Kita wujudkan politik jujur dan bermartabat," ucapnya.
Ning Lia, sapaan akrab Doktoral UINSA tersebut, juga menjelaskan bahwa pihak sebelah yang mencatut fotonya, hingga kini tampak menghilang.
"Akun tiktok tersebut, tidak menampakkan diri sama sekali. Untuk sementara memang nampak penuh misteri, ya. Mengklarifikasi pun tidak, apalagi mengindahkan sebuah permohonan maaf. Sedangkan niat kami, sepenuhnya edukasi dan ini menjaga jangan sampai ada disinformasi, manipulasi, dan segala bentuk hoaks di dalam proses demokrasi. Dan saya yakin, dengan kencangnya berita terkait rencana somasi, pihak terkait sudah mengambil pembelajaran berharga," katanya.
Sedangkan sebagai informasi, akun tiktok yang sempat viral karena kontroversi, disebut-sebut telah berubah sebagai akun online shop, tepatnya berubah nama menjadi Pojok RF.
Pesan singkat dari Tom Coghlan, Sekretaris Satu (Bidang Politik) Kedutaan Besar Australia diterima oleh Dr. Lia Istifhama yang sekaligus keponakan Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa.
Bukan tanpa alasan, Kedubes Australia selama ini memang memberikan atensi kepada calon pemimpin di Indonesia. Bagi Ning Lia, tentu ini merupakan kado istimewa.
Terlebih, Dr. Lia Istifhama atau ning Lia, juga mendapatkan kado lagi atas perjuangannya menjalankan proses politik. Perempuan yang selalu mengangkat peran CANTIK (cerdas, inovatif, kreatif) dan tegas menolak beauty privilege tersebut menang mutlak pada pemilihan DPD RI khususnya di Kabupaten Ngawi.
Meraih suara 72.487, keponakan Khofifah jauh melesat meninggalkan calon DPD RI lainnya. Raihan suara signifikan, tak ayal membuat sang Srikandi NU asal Kota Surabaya yang selalu viral dengan segala rekam jejaknya, membuat ucapan spesial untuk sang Bupati, Ony Anwar Harsono.
Hal ini disampaikannya kepada awak media, pada 6/3/2024.
"Subhanallah dan Alhamdulillah, saya sangat bersyukur dan mensyukuri raihan suara di Ngawi. Dengan ucapan Bismillah, saya menyampaikan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada masyarakat Ngawi, terkhusus Bapak Bupati Ony," kata Ning Lia.
Mengucapkan nama Ony secara khusus, ternyata bukan tanpa alasan. Hal ini disebabkan, bupati Ony adalah Ketua HKTI Jatim, organisasi induk dari Perempuan Tani. Sedangkan ning Lia sendiri, adalah Ketua Perempuan Tani (Pertani) HKTI Jatim.
"Kebetulan Pak Ony memang Ketua saya di HKTI. Selama saya menjadi anak beliau di organisasi. Jujur memang saya lihat beliau ini sosok yang sangat baik. Beliau tidak pernah menunjukkan sikap tersinggung, melainkan selalu memaklumi segala dinamika organisasi," ucapnya.
"Saya sendiri, andai tidak mendapatkan izin dari beliau secara sepenuhnya, pasti kiprah saya di organisasi HKTI sebagai Ketua orsapnya, yaitu Pertani, pasti tidak seluas yang selama ini saya bangun. Jadi, apapun yang saya bina dan lakukan di dalam wadah HKTI, itu tak lepas dari sikap baik pak Ony," kata Ning Lia menambahkan.
Statement ning Lia yang begitu adem, tentu mengingatkan kita tatkala ia memilih memaafkan pelaku pancatutan foto dirinya dalam sebuah kampanye calon senator lainnya, yang berjenis kelamin dengan sama ning Lia.
"Dengan ucapan bismillah, bahwa kasus ini sudah klir dan terhenti dalam pada kalimat mentolerir dan memaafkan. Bahwa kami sangat memahami situasi ini tentu menjadi perbincangan publik, maka harus ada pelurusan fakta. Bahwa yang disampaikan kuasa hukum kami, itu benar, yaitu ini bagian proses edukasi etika berpolitik. Terkait somasi dan pelaporan ke Polda maupun Bawaslu, itu tidak kami lakukan karena kami sudah membuat keputusan memaafkan," ujarnya.
"Etika disini, bahwa siapapun yang menjadi timses atau juru kampanye salah seorang kontestan politik, wajib dan perlu tahu sosok asli yang ia promosikan. Jadi tidak salah ambil foto. Saya berharap fenomena langka dan mungkin pertama kali terjadi di kancah perpolitikan negeri ini, cukup terjadi saat ini saja. Ini semua semoga menjadi hikmah pembelajaran bersama agar tidak terjadi lagi di masa mendatang. Kita wujudkan politik jujur dan bermartabat," ucapnya.
Ning Lia, sapaan akrab Doktoral UINSA tersebut, juga menjelaskan bahwa pihak sebelah yang mencatut fotonya, hingga kini tampak menghilang.
"Akun tiktok tersebut, tidak menampakkan diri sama sekali. Untuk sementara memang nampak penuh misteri, ya. Mengklarifikasi pun tidak, apalagi mengindahkan sebuah permohonan maaf. Sedangkan niat kami, sepenuhnya edukasi dan ini menjaga jangan sampai ada disinformasi, manipulasi, dan segala bentuk hoaks di dalam proses demokrasi. Dan saya yakin, dengan kencangnya berita terkait rencana somasi, pihak terkait sudah mengambil pembelajaran berharga," katanya.
Sedangkan sebagai informasi, akun tiktok yang sempat viral karena kontroversi, disebut-sebut telah berubah sebagai akun online shop, tepatnya berubah nama menjadi Pojok RF.