Mataram (ANTARA) - PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat mengalami lonjakan pemakaian kWh SPKLU sebesar 631 persen pada tahun 2023 jika dibandingkan tahun sebelumnya.
Tercatat pemakaian SPKLU sebesar 3.824 kWh pada SPKLU yang terpasang di sejumlah lokasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. PLN NTB sendiri telah memasang sejumlah 11 SPKLU yang memudahkan pengguna kendaraan listrik roda empat untuk mengisi ulang daya kendaraan listrik mereka.
Lokasi SPKLU yang dipasang PLN, tersebar di sejumlah lokasi yang bisa diakses melalui aplikasi PLN Mobile, antara lain SPKLU Kantor Gubernur NTB, SPKLU Dinas Perhubungan Provinsi NTB, SPKLU PLN UIW NTB, SPKLU Mandalika, SPKLU Lombok Epicentrum Mall, SPKLU Santika Mataram, SPKLU MVP Grand Natura, SPKLU SMK3 Mataram, SPKLU PLN UP3 Sumbawa, SPKLU PLN UP3 Bima dan SPKLU PLN ULP Bima Kota.
Pencapaian ini tak lepas dari dukungan Pemprov NTB yang ditandai dengan penandatanganan Kesepakatan Bersama antara PLN dan Pemprov NTB pada tanggal 27 Desember 2022 silam.
Hal inilah yang menandai komitmen terhadap program pengurangan emisi karbon di Provinsi NTB melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan menggunakan biomassa dalam proses Co Firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap serta peningkatan penggunaan kendaraan listrik.
Aulidina Adillia, seorang ibu rumah tangga yang berdomilisi di Praya, Lombok Tengah mengungkapkan ketertarikannya terhadap mobil listrik.
"Saya menggunakan kendaraan listrik dari sembilan bulan yang lalu. Mobil listrik ini sangat nyaman karena nggak ada suara, jadi enak aja gitu, apalagi bisa mengurangi emisi," katanya.
Terkait biaya operasional mobil listrik, Alin mengakui bisa menghemat pengeluarannya.
"Efisien banget sih, karena menurut saya kalau dibandingkan dengan mobil konvensional lainnya, lebih irit, malah sangat irit. Saya biasanya pulang pergi dari Praya ke Mataram antar anak-anak les hampir tiap hari. Dari 100 persen batere penuh, biasanya baru ngecas lagi 5-6 hari kemudian," ujarnya.
Tak lupa, Alin pun mengajak masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. "Yuk untuk electrizen, mari kita bersama-sama untuk menjaga lingkungan dengan beralih ke electrifying lifestyle," ucap Alin.
Kepala Dinas Perhubungan NTB, H. Lalu M. Faozal mengungkapkan bahwa Pemprov NTB cukup gembira terhadap peningkatan penggunaan SPKLU.
"Terima kasih PLN dengan berbagai upaya bersama kita meyakinkan masyarakat, untuk mengkonversi alat transport ini dari berbahan bakar fosil ke listrik, semakin hari semakin diminati. Karena memang harus ada fasilitas yang disiapkan oleh negara untuk mereka yang menggunakan kendaraan listrik ini," katanya.
"Dan terlepas dari itu, pertumbuhan kendaraan di NTB yang sekarang menggunakan listrik, dengan fasilitas SPKLU yang terus kita bangun di beberapa titik, tentunya akan mendorong masyarakat untuk semakin yakin mengkonversi, mengalihkan alat transport dari bahan bakar fosil ke listrik," ucapnya.
Ia menambahkan Pemprov NTB mendorong terciptanya "Green Transportation" untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE) di NTB.
"Regulasi yang sudah didesain secara nasional oleh Pemerintah Pusat, sudah memastikan bahwa konversi kendaraan dari moda transportasi yang berbahan bakar fosil itu, semakin kesininya sudah harus berubah. Seiring dengan itu, tentu NTB juga harus siap," ujarnya.
"Kita terus terang sangat terbantu oleh semangat yang terus dikembangkan oleh teman-teman PLN untuk meyakinkan masyarakat bahwa melakukan konversi itu fasilitasnya sudah didukung oleh PLN. Itu artinya, masyarakat NTB sudah semakin yakin bahwa pengalihan alat transport itu tidak menyulitkan," ucap Faozal.
General Manager PT PLN (Persero) UIW NTB, Sudjarwo mengaku bersyukur atas animo positif masyarakat NTB terhadap penggunaan kendaraan listrik.
Peningkatan penggunaan kendaraan listrik yang berdampak pada pemanfaatan SPKLU menandakan masyarakat NTB mulai sadar terhadap lingkungan.
"Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat terhadap upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekosistem Electrifying Vehicle (EV). Upaya ini akan mustahil apabila tidak didukung oleh semua pihak," katanya.
Pada tahun 2024, PLN akan kembali membangun infrastruktur SPKLU di Provinsi NTB.
"PLN akan membangun tambahan SPKLU sejumlah 9 unit. Semoga hal ini semakin memberikan kemudahan dan menambah keyakinan masyarakat terhadap penggunaan kendaraan listrik," ucap Sudjarwo.
Tercatat pemakaian SPKLU sebesar 3.824 kWh pada SPKLU yang terpasang di sejumlah lokasi di Provinsi Nusa Tenggara Barat. PLN NTB sendiri telah memasang sejumlah 11 SPKLU yang memudahkan pengguna kendaraan listrik roda empat untuk mengisi ulang daya kendaraan listrik mereka.
Lokasi SPKLU yang dipasang PLN, tersebar di sejumlah lokasi yang bisa diakses melalui aplikasi PLN Mobile, antara lain SPKLU Kantor Gubernur NTB, SPKLU Dinas Perhubungan Provinsi NTB, SPKLU PLN UIW NTB, SPKLU Mandalika, SPKLU Lombok Epicentrum Mall, SPKLU Santika Mataram, SPKLU MVP Grand Natura, SPKLU SMK3 Mataram, SPKLU PLN UP3 Sumbawa, SPKLU PLN UP3 Bima dan SPKLU PLN ULP Bima Kota.
Pencapaian ini tak lepas dari dukungan Pemprov NTB yang ditandai dengan penandatanganan Kesepakatan Bersama antara PLN dan Pemprov NTB pada tanggal 27 Desember 2022 silam.
Hal inilah yang menandai komitmen terhadap program pengurangan emisi karbon di Provinsi NTB melalui pengembangan Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan menggunakan biomassa dalam proses Co Firing di Pembangkit Listrik Tenaga Uap serta peningkatan penggunaan kendaraan listrik.
Aulidina Adillia, seorang ibu rumah tangga yang berdomilisi di Praya, Lombok Tengah mengungkapkan ketertarikannya terhadap mobil listrik.
"Saya menggunakan kendaraan listrik dari sembilan bulan yang lalu. Mobil listrik ini sangat nyaman karena nggak ada suara, jadi enak aja gitu, apalagi bisa mengurangi emisi," katanya.
Terkait biaya operasional mobil listrik, Alin mengakui bisa menghemat pengeluarannya.
"Efisien banget sih, karena menurut saya kalau dibandingkan dengan mobil konvensional lainnya, lebih irit, malah sangat irit. Saya biasanya pulang pergi dari Praya ke Mataram antar anak-anak les hampir tiap hari. Dari 100 persen batere penuh, biasanya baru ngecas lagi 5-6 hari kemudian," ujarnya.
Tak lupa, Alin pun mengajak masyarakat untuk beralih ke kendaraan listrik. "Yuk untuk electrizen, mari kita bersama-sama untuk menjaga lingkungan dengan beralih ke electrifying lifestyle," ucap Alin.
Kepala Dinas Perhubungan NTB, H. Lalu M. Faozal mengungkapkan bahwa Pemprov NTB cukup gembira terhadap peningkatan penggunaan SPKLU.
"Terima kasih PLN dengan berbagai upaya bersama kita meyakinkan masyarakat, untuk mengkonversi alat transport ini dari berbahan bakar fosil ke listrik, semakin hari semakin diminati. Karena memang harus ada fasilitas yang disiapkan oleh negara untuk mereka yang menggunakan kendaraan listrik ini," katanya.
"Dan terlepas dari itu, pertumbuhan kendaraan di NTB yang sekarang menggunakan listrik, dengan fasilitas SPKLU yang terus kita bangun di beberapa titik, tentunya akan mendorong masyarakat untuk semakin yakin mengkonversi, mengalihkan alat transport dari bahan bakar fosil ke listrik," ucapnya.
Ia menambahkan Pemprov NTB mendorong terciptanya "Green Transportation" untuk mewujudkan Net Zero Emission (NZE) di NTB.
"Regulasi yang sudah didesain secara nasional oleh Pemerintah Pusat, sudah memastikan bahwa konversi kendaraan dari moda transportasi yang berbahan bakar fosil itu, semakin kesininya sudah harus berubah. Seiring dengan itu, tentu NTB juga harus siap," ujarnya.
"Kita terus terang sangat terbantu oleh semangat yang terus dikembangkan oleh teman-teman PLN untuk meyakinkan masyarakat bahwa melakukan konversi itu fasilitasnya sudah didukung oleh PLN. Itu artinya, masyarakat NTB sudah semakin yakin bahwa pengalihan alat transport itu tidak menyulitkan," ucap Faozal.
General Manager PT PLN (Persero) UIW NTB, Sudjarwo mengaku bersyukur atas animo positif masyarakat NTB terhadap penggunaan kendaraan listrik.
Peningkatan penggunaan kendaraan listrik yang berdampak pada pemanfaatan SPKLU menandakan masyarakat NTB mulai sadar terhadap lingkungan.
"Terima kasih atas partisipasi dan kepercayaan masyarakat Provinsi Nusa Tenggara Barat terhadap upaya pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekosistem Electrifying Vehicle (EV). Upaya ini akan mustahil apabila tidak didukung oleh semua pihak," katanya.
Pada tahun 2024, PLN akan kembali membangun infrastruktur SPKLU di Provinsi NTB.
"PLN akan membangun tambahan SPKLU sejumlah 9 unit. Semoga hal ini semakin memberikan kemudahan dan menambah keyakinan masyarakat terhadap penggunaan kendaraan listrik," ucap Sudjarwo.