Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) memastikan ketersediaan dagang sapi impor tidak mengalami keterlambatan dan akan tiba di Indonesia sebelum Idulfitri 2024.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso membantah jika impor daging sapi mengalami keterlambatan. Sebab, Kemendag terus memantau perkembangan impor daging setelah memberikan izin.
"Enggak terlambat, kita sampaikan bahwa itu bisa sebelum Lebaran sampai, kita komunikasi terus. Kita komunikasi, koordinasi dengan pelaku usahanya dengan asosiasi kapan sampai, dia bilang sebelum Lebaran sampai semua," ujar Budi di Jakarta, Rabu.
Budi menyampaikan, permohonan impor daging sapi telah diterima Kemendag pada Februari 2024. Kemendag pun langsung mengeluarkan surat persetujuan impor.
Menurut Budi, sebelum surat permohonan tersebut masuk ke Kemendag, harus melalui perizinan dari kementerian atau lembaga terkait lainnya seperti Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Kemudian, setelah mendapat verifikasi dari Kementan dan Bapanas, permohonan tersebut diserahkan kepada Kemendag.
"Pada 22 Februari sudah dikeluarkan, jadi mungkin ngajuin (Kementan dan Bapanas) dari Desember (2023), kan melalui SiNas NK (Sistem Nasional Neraca Komoditas) dulu, terus dikirim ke kementerian/lembaga terkait. Setelah diverifikasi selesai, dikirim ke kita Februari sampai," kata Budi.
Budi menyebut, saat ini pengajuan izin impor daging sapi dari Perum Bulog dan Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan, ID FOOD belum masuk ke Kemendag. Menurut Budi, kemungkinan masih dalam proses verifikasi di Kementan dan Bapanas.
"Memang belum mengajukan, dari SiNas NK nya belum, belum sampai ke kita karena mungkin masih verifikasi di kementerian atau lembaga teknis," ucapnya.
Diketahui, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengemukakan Indonesia berpeluang menekan impor daging sapi melalui pengembangan peternakan sapi di Sulawesi, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: Wapres Ma'ruf meninjau penyembelihan sapi bersertifikasi halal di Selandia Baru
Baca juga: Capres Prabowo bantah program gizinya bisnis menggiurkan
Ia mengatakan otoritas terkait di Indonesia telah memulai proses perencanaan dalam pengembangan ternak sapi di Kalimantan, Sulawesi, dan NTT yang diharapkan mampu mengurangi impor daging sapi.
Kementerian Pertanian (Kementan) juga sedang mengembangkan proyek pembiakan sapi biru asal Belgia untuk menyokong swasembada daging.
Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Budi Santoso membantah jika impor daging sapi mengalami keterlambatan. Sebab, Kemendag terus memantau perkembangan impor daging setelah memberikan izin.
"Enggak terlambat, kita sampaikan bahwa itu bisa sebelum Lebaran sampai, kita komunikasi terus. Kita komunikasi, koordinasi dengan pelaku usahanya dengan asosiasi kapan sampai, dia bilang sebelum Lebaran sampai semua," ujar Budi di Jakarta, Rabu.
Budi menyampaikan, permohonan impor daging sapi telah diterima Kemendag pada Februari 2024. Kemendag pun langsung mengeluarkan surat persetujuan impor.
Menurut Budi, sebelum surat permohonan tersebut masuk ke Kemendag, harus melalui perizinan dari kementerian atau lembaga terkait lainnya seperti Kementerian Pertanian (Kementan) dan Badan Pangan Nasional (Bapanas). Kemudian, setelah mendapat verifikasi dari Kementan dan Bapanas, permohonan tersebut diserahkan kepada Kemendag.
"Pada 22 Februari sudah dikeluarkan, jadi mungkin ngajuin (Kementan dan Bapanas) dari Desember (2023), kan melalui SiNas NK (Sistem Nasional Neraca Komoditas) dulu, terus dikirim ke kementerian/lembaga terkait. Setelah diverifikasi selesai, dikirim ke kita Februari sampai," kata Budi.
Budi menyebut, saat ini pengajuan izin impor daging sapi dari Perum Bulog dan Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pangan, ID FOOD belum masuk ke Kemendag. Menurut Budi, kemungkinan masih dalam proses verifikasi di Kementan dan Bapanas.
"Memang belum mengajukan, dari SiNas NK nya belum, belum sampai ke kita karena mungkin masih verifikasi di kementerian atau lembaga teknis," ucapnya.
Diketahui, Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengemukakan Indonesia berpeluang menekan impor daging sapi melalui pengembangan peternakan sapi di Sulawesi, Kalimantan, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Baca juga: Wapres Ma'ruf meninjau penyembelihan sapi bersertifikasi halal di Selandia Baru
Baca juga: Capres Prabowo bantah program gizinya bisnis menggiurkan
Ia mengatakan otoritas terkait di Indonesia telah memulai proses perencanaan dalam pengembangan ternak sapi di Kalimantan, Sulawesi, dan NTT yang diharapkan mampu mengurangi impor daging sapi.
Kementerian Pertanian (Kementan) juga sedang mengembangkan proyek pembiakan sapi biru asal Belgia untuk menyokong swasembada daging.