Jakarta (ANTARA) - Kapolres Metro Jakarta Pusat, Kombes Pol Gidion Arif Setyawan mengatakan pihaknya melakukan dua upaya dalam mengatasi maraknya aksi tawuran di Jakarta Utara sepanjang bulan Ramadhan 1445 Hijriah.
"Kita gunakan soft skill dan hard skill dalam menghadapi maraknya aksi tawuran," kata Kombes Pol Gidion Arif Setyawan di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan kebanyakan pelaku aksi tawuran anak muda dan tawuran pertama terjadi di kawasan Islamic Center Koja pada malam pertama Ramadhan. Menurut dia upaya soft skill atau cara yang lembut dilakukan seperti melakukan pembinaan, sosialisasi kepada masyarakat, orang tua, guru dan anak remaja.
"Upaya ini terus kami lakukan agar anak-anak kita tidak menjadi korban atau pelaku kekerasan," kata dia.
Sementara jika pembinaan yang sudah dilakukan tidak berpengaruh maka aksi tegas akan dilakukan dengan hard skill. Pihaknya akan tindak tegas dengan melakukan penegakan hukum dengan pasal penganiayaan atau aturan terkait membawa senjata tajam. Ia mengatakan ada cara saat ini dilakukan tidak lagi dengan senjata tajam tapi menggunakan sarung yang diisi batu.
"Ini perlakuannya sama dengan benda yang dapat melukai dan mengancam nyawa seseorang bisa dijerat pasal 351 dan 340 KUHP," kata dia.
Ia mengajak masyarakat berperan aktif dalam mengantisipasi terjadinya aksi tawuran dengan memberikan nasehat dan arahan kepada anak-anak.
"Jika anak tidak berada di rumah di cari dan jangan biarkan masih berkeliaran di luar rumah jika hari sudah malam. Perlu peranan kita semua dalam menyelamatkan anak-anak kita," kata dia.
Baca juga: Kapolres melakukan dua upaya atasi maraknya aksi tawuran
Baca juga: Polisi tingkatkan patroli siber tindak akun penyebar informasi tawuran
Selain itu, pihaknya juga meningkatkan kegiatan rutin kepolisian dengan menambah jumlah personel yang patroli dan mengunjungi masyarakat. Menggelar aksi razia kendaraan yang tidak fokus pada surat kendaraan tapi barang apa yang mereka bawa serta memantau media sosial yang kerap membagikan aksi tawuran.
"Kami lakukan patroli siber untuk mencari pelaku dan akun yang mengunggah aksi tawuran dan jual beli senjata tajam yang digunakan untuk tawuran," katanya.
"Kita gunakan soft skill dan hard skill dalam menghadapi maraknya aksi tawuran," kata Kombes Pol Gidion Arif Setyawan di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan kebanyakan pelaku aksi tawuran anak muda dan tawuran pertama terjadi di kawasan Islamic Center Koja pada malam pertama Ramadhan. Menurut dia upaya soft skill atau cara yang lembut dilakukan seperti melakukan pembinaan, sosialisasi kepada masyarakat, orang tua, guru dan anak remaja.
"Upaya ini terus kami lakukan agar anak-anak kita tidak menjadi korban atau pelaku kekerasan," kata dia.
Sementara jika pembinaan yang sudah dilakukan tidak berpengaruh maka aksi tegas akan dilakukan dengan hard skill. Pihaknya akan tindak tegas dengan melakukan penegakan hukum dengan pasal penganiayaan atau aturan terkait membawa senjata tajam. Ia mengatakan ada cara saat ini dilakukan tidak lagi dengan senjata tajam tapi menggunakan sarung yang diisi batu.
"Ini perlakuannya sama dengan benda yang dapat melukai dan mengancam nyawa seseorang bisa dijerat pasal 351 dan 340 KUHP," kata dia.
Ia mengajak masyarakat berperan aktif dalam mengantisipasi terjadinya aksi tawuran dengan memberikan nasehat dan arahan kepada anak-anak.
"Jika anak tidak berada di rumah di cari dan jangan biarkan masih berkeliaran di luar rumah jika hari sudah malam. Perlu peranan kita semua dalam menyelamatkan anak-anak kita," kata dia.
Baca juga: Kapolres melakukan dua upaya atasi maraknya aksi tawuran
Baca juga: Polisi tingkatkan patroli siber tindak akun penyebar informasi tawuran
Selain itu, pihaknya juga meningkatkan kegiatan rutin kepolisian dengan menambah jumlah personel yang patroli dan mengunjungi masyarakat. Menggelar aksi razia kendaraan yang tidak fokus pada surat kendaraan tapi barang apa yang mereka bawa serta memantau media sosial yang kerap membagikan aksi tawuran.
"Kami lakukan patroli siber untuk mencari pelaku dan akun yang mengunggah aksi tawuran dan jual beli senjata tajam yang digunakan untuk tawuran," katanya.