Mataram (Antara NTB) - Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia Wilayah Nusa Tenggara Barat akan menyiapkan TKI berkualitas untuk mengisi peluang kerja sektor formal di beberapa negara kawasan Timur Tengah.
Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI) Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) H Muhammadon, di Mataram, Rabu, mengatakan Pemerintah Indonesia saat ini sedang mempersiapkan format baru penempatan TKI ke negara-negara di Timur Tengah.
"Pemerintah sedang menyiapkan sistemnya, meskipun moratorium penempatan TKI ke Timur Tengah belum dicabut," katanya.
Informasi sementara yang diperoleh, kata dia, jumlah kuota TKI untuk penempatan di Timur Tengah mencapai 10.000 orang. Namun untuk perekrutan dari NTB belum bisa dipastikan.
Meskipun demikian, pihaknya tidak mau kehilangan kesempatan. Upaya melatih para calon TKI sudah harus dilakukan agar Perusahaan Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) di NTB, siap memberangkatkan ketika pemerintah resmi membuka penempatan ke Timur Tengah,
Untuk melatih calon TKI, kata Muhammadun, dilakukan dengan memanfaatkan Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) Lombok Mandiri, milik PPTKIS Tekad Jaya Abadi, yang ada di Desa Lelede, Kabupaten Lombok Barat.
BLKLN yang sudah memiliki sertifikasi tersebut merupakan satu-satunya milik swasta yang ada di NTB. Bahkan, lembaga itu sudah mengirim TKW bersertifikat ke beberapa negara Asia-Pasifik untuk bekerja di sektor formal, seperti perawat orang lanjut usia dan pengasuh bayi.
APJATI NTB juga akan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTB dan kabupaten/kota yang mengelola BLK, untuk melatih calon-calon TKI berkualitas dan memiliki sertifikat dari lembaga diakui pemerintah.
"Semua pihak yang berkaitan dengan TKI harus menyiapkan calon TKI yang memiliki keahlian dan kompetensi melalui BLK. Jangan sampai NTB tidak mampu memanfaatkan peluang kerja yang terbuka di Timur Tengah," ujarnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Lombok Barat ini mengatakan, peluang kerja yang dicari di negara-negara Timur Tengah adalah perawat yang memiliki kemampuan berbahasa Arab dan sudah bersertifikat.
NTB sendiri banyak mencetak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Keperawatan, namun sebagian besar menjadi pengangguran karena terbatasnya peluang kerja di dalam daerah dan belum dianggap kompeten.
Oleh sebab itu, kata Muhammadon, upaya mencetak calon TKI berkualitas melalui BLKLN Lombok Mandiri bisa menjadi salah satu solusi agar peluang kerja di Timur Tengah yang akan segera dibuka bisa diambil oleh para pemuda NTB.
BLKLN Lombok Mandiri sudah memiliki fasilitas laboratorium sesuai standar dan menggunakan instruktur yang sudah berkompeten di bidangnya. Para peserta pelatihan juga nantinya diuji oleh Lembaga Sertifikasi Pelatihan Nusantara sebelum mereka diberikan sertifikat berkompetensi.
"BLKLN itu juga akan melatih calon-calon TKI bidang pengelasan untuk memenuhi peluang kerja di Petronas Malaysia. Sekarang sedang dalam penyiapan peralatan pendukung," ucap Muhammadon. (*)
Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (APJATI) Wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) H Muhammadon, di Mataram, Rabu, mengatakan Pemerintah Indonesia saat ini sedang mempersiapkan format baru penempatan TKI ke negara-negara di Timur Tengah.
"Pemerintah sedang menyiapkan sistemnya, meskipun moratorium penempatan TKI ke Timur Tengah belum dicabut," katanya.
Informasi sementara yang diperoleh, kata dia, jumlah kuota TKI untuk penempatan di Timur Tengah mencapai 10.000 orang. Namun untuk perekrutan dari NTB belum bisa dipastikan.
Meskipun demikian, pihaknya tidak mau kehilangan kesempatan. Upaya melatih para calon TKI sudah harus dilakukan agar Perusahaan Penempatan TKI Swasta (PPTKIS) di NTB, siap memberangkatkan ketika pemerintah resmi membuka penempatan ke Timur Tengah,
Untuk melatih calon TKI, kata Muhammadun, dilakukan dengan memanfaatkan Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKLN) Lombok Mandiri, milik PPTKIS Tekad Jaya Abadi, yang ada di Desa Lelede, Kabupaten Lombok Barat.
BLKLN yang sudah memiliki sertifikasi tersebut merupakan satu-satunya milik swasta yang ada di NTB. Bahkan, lembaga itu sudah mengirim TKW bersertifikat ke beberapa negara Asia-Pasifik untuk bekerja di sektor formal, seperti perawat orang lanjut usia dan pengasuh bayi.
APJATI NTB juga akan menjalin kerja sama dengan Pemerintah Provinsi NTB dan kabupaten/kota yang mengelola BLK, untuk melatih calon-calon TKI berkualitas dan memiliki sertifikat dari lembaga diakui pemerintah.
"Semua pihak yang berkaitan dengan TKI harus menyiapkan calon TKI yang memiliki keahlian dan kompetensi melalui BLK. Jangan sampai NTB tidak mampu memanfaatkan peluang kerja yang terbuka di Timur Tengah," ujarnya.
Pria yang juga menjabat sebagai Ketua DPC Partai Gerindra Kabupaten Lombok Barat ini mengatakan, peluang kerja yang dicari di negara-negara Timur Tengah adalah perawat yang memiliki kemampuan berbahasa Arab dan sudah bersertifikat.
NTB sendiri banyak mencetak lulusan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Keperawatan, namun sebagian besar menjadi pengangguran karena terbatasnya peluang kerja di dalam daerah dan belum dianggap kompeten.
Oleh sebab itu, kata Muhammadon, upaya mencetak calon TKI berkualitas melalui BLKLN Lombok Mandiri bisa menjadi salah satu solusi agar peluang kerja di Timur Tengah yang akan segera dibuka bisa diambil oleh para pemuda NTB.
BLKLN Lombok Mandiri sudah memiliki fasilitas laboratorium sesuai standar dan menggunakan instruktur yang sudah berkompeten di bidangnya. Para peserta pelatihan juga nantinya diuji oleh Lembaga Sertifikasi Pelatihan Nusantara sebelum mereka diberikan sertifikat berkompetensi.
"BLKLN itu juga akan melatih calon-calon TKI bidang pengelasan untuk memenuhi peluang kerja di Petronas Malaysia. Sekarang sedang dalam penyiapan peralatan pendukung," ucap Muhammadon. (*)