Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat mengimbau masyarakat di daerahnya untuk menghindari euforia berlebihan saat merayakan Lebaran Idul Fitri 1445 Hijriah, yang akan dirayakan pada Rabu 10 April 2024.
"Euforia berlebihan bisa memicu berbagai potensi persoalan dan gangguan ketertiban masyarakat di tengah perayaan Idul Fitri," kata Asisten I Bidang Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram H Lalu Martawang di Mataram, Selasa.
Berbagai euforia berlebihan, katanya, bisa memicu potensi gangguan keamanan antara lain seperti penggunaan mercon dan kembang api yang berlebihan, sehingga dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan warga sekitar.
Baca juga: Pemudik Terminal Mandalika mencapai 17.324 penumpang
Apalagi masyarakat di Kota Mataram sangat heterogen sehingga rasa toleransi antar-umat beragama hal yang harus diperhatikan adalah merawat persaudaraan.
"Karenanya, harapan kita momentum Idul Fitri bisa menjadi ajang merawat silaturahim dan persaudaraan termasuk antar-umat beragama," katanya.
Terkait dengan itu, Martawang mengajak masyarakat untuk merayakan rangkaian Idul Fitri sesuai kaidah sosial dan budaya menurut syariat Islam.
"Tentunya dengan mempedomani dan memperbanyak bertakbir serta berdoa untuk kemaslahatan dan kebaikan umat Islam sedunia. Terutama untuk saudara-saudara kita di Palestina, Kota Mataram, dan umat Muslim pada umumnya," katanya.
Baca juga: Cuaca di NTB saat Lebaran diprakirakan hujan sedang hingga lebat
Lebih jauh Martawang juga mengimbau agar warga tidak berlebihan dalam merayakan pawai takbiran yang digelar di enam kecamatan se-Kota Mataram untuk menyambut 1 Syawal 1445 Hijriah.
Hal itu sebagai upaya meminimalkan potensi gangguan saat pelaksanaan pawai takbiran seperti letupan petasan atau mercon yang bisa mengganggu pelaksanaan pawai takbiran.
Karena itu, untuk menjaga keamanan selama pawai takbiran telah dikeluarkan SE wali kota Mataram, yang menekankan semua kafilah tidak ada yang membawa mercon, kembang api yang berlebihan atau di luar batas kenormalan.
"Yang terpenting nilai spiritual, syiar agama, dan girah kemenangan tersampaikan," katanya.
Baca juga: Penumpang di Bandara Lombok capai 9.202 pada puncak mudik Lebaran 2024
"Euforia berlebihan bisa memicu berbagai potensi persoalan dan gangguan ketertiban masyarakat di tengah perayaan Idul Fitri," kata Asisten I Bidang Administrasi Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Kota Mataram H Lalu Martawang di Mataram, Selasa.
Berbagai euforia berlebihan, katanya, bisa memicu potensi gangguan keamanan antara lain seperti penggunaan mercon dan kembang api yang berlebihan, sehingga dapat mengganggu keamanan dan kenyamanan warga sekitar.
Baca juga: Pemudik Terminal Mandalika mencapai 17.324 penumpang
Apalagi masyarakat di Kota Mataram sangat heterogen sehingga rasa toleransi antar-umat beragama hal yang harus diperhatikan adalah merawat persaudaraan.
"Karenanya, harapan kita momentum Idul Fitri bisa menjadi ajang merawat silaturahim dan persaudaraan termasuk antar-umat beragama," katanya.
Terkait dengan itu, Martawang mengajak masyarakat untuk merayakan rangkaian Idul Fitri sesuai kaidah sosial dan budaya menurut syariat Islam.
"Tentunya dengan mempedomani dan memperbanyak bertakbir serta berdoa untuk kemaslahatan dan kebaikan umat Islam sedunia. Terutama untuk saudara-saudara kita di Palestina, Kota Mataram, dan umat Muslim pada umumnya," katanya.
Baca juga: Cuaca di NTB saat Lebaran diprakirakan hujan sedang hingga lebat
Lebih jauh Martawang juga mengimbau agar warga tidak berlebihan dalam merayakan pawai takbiran yang digelar di enam kecamatan se-Kota Mataram untuk menyambut 1 Syawal 1445 Hijriah.
Hal itu sebagai upaya meminimalkan potensi gangguan saat pelaksanaan pawai takbiran seperti letupan petasan atau mercon yang bisa mengganggu pelaksanaan pawai takbiran.
Karena itu, untuk menjaga keamanan selama pawai takbiran telah dikeluarkan SE wali kota Mataram, yang menekankan semua kafilah tidak ada yang membawa mercon, kembang api yang berlebihan atau di luar batas kenormalan.
"Yang terpenting nilai spiritual, syiar agama, dan girah kemenangan tersampaikan," katanya.
Baca juga: Penumpang di Bandara Lombok capai 9.202 pada puncak mudik Lebaran 2024