Jakarta (ANTARA) - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.
IHSG ditutup melemah 122,06 poin atau 1,68 persen ke posisi 7.164,81. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 28,38 poin atau 2,95 persen ke posisi 935,34.
“Bursa Asia melemah akibat meningkatnya ancaman geopolitik di Timur Tengah yang mengangkat harga minyak dan emas global," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Sementara itu, penjualan ritel Amerika Serikat (AS) periode Maret 2024 tumbuh 0,7 persen month to month (mtm), atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 0,9 persen (mtm), namun lebih besar dibandingkan perkiraan pasar yang hanya sebesar 0,3 persen (mtm).
Dengan demikian, meningkatnya ancaman geopolitik dan membaiknya penjualan retail AS yang di atas perkiraan menyebabkan inflasi global sangat mungkin terjadi dan perkiraan pemangkasan tingkat suku bunga AS yang awalnya akan terjadi pada Juni 2024 mundur menjadi pada September 2024, dengan mempertimbangkan berbagai risiko tersebut.
Di sisi lain, China mulai pulih dengan GDP kuartal I-2024 tumbuh 5,3 persen year on year (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 5,2 persen (yoy), atau melampaui ekspektasi pasar yang hanya sebesar 5 persen (yoy), sehingga meningkatkan kepercayaan pasar terhadap perekonomian China yang sebelumnya dilanda krisis properti.
Baca juga: Harga saham gabungan hari ini berbalik menguat
Baca juga: Harga saham gabungan hari ini turun
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor meningkat dipimpin sektor barang baku sebesar 2,39 persen, diikuti sektor energi yang naik sebesar 2,33 persen. Sedangkan sembilan sektor terkoreksi yaitu dipimpin sektor barang konsumen non primer yang minus 3,30 persen, diikuti sektor properti dan sektor teknologi yang masing-masing turun sebesar 3,25 persen dan 2,84 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu MHKI, ATLA, SBMA, SSIA dan PSAB. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni PTPS, ARTO, BUKA, CTRA, dan GJTL.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.819.276 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,69 miliar lembar saham senilai Rp23,01 triliun. Sebanyak 165 saham naik, 457 saham menurun, dan 175 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Hang Seng melemah 351,49 poin atau 2,12 persen ke 16.248,96, indeks Shanghai melemah 50,30 poin atau 1,65 persen ke 3.007,07, dan indeks Strait Times melemah 33,85 poin atau 1,22 persen ke 3.144,76.
Sementara itu, indeks Nikkei (Jepang) libur memperingati hari libur nasional negara tersebut.
IHSG ditutup melemah 122,06 poin atau 1,68 persen ke posisi 7.164,81. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 turun 28,38 poin atau 2,95 persen ke posisi 935,34.
“Bursa Asia melemah akibat meningkatnya ancaman geopolitik di Timur Tengah yang mengangkat harga minyak dan emas global," sebut Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, Selasa.
Sementara itu, penjualan ritel Amerika Serikat (AS) periode Maret 2024 tumbuh 0,7 persen month to month (mtm), atau lebih rendah dibandingkan pertumbuhan bulan sebelumnya yang sebesar 0,9 persen (mtm), namun lebih besar dibandingkan perkiraan pasar yang hanya sebesar 0,3 persen (mtm).
Dengan demikian, meningkatnya ancaman geopolitik dan membaiknya penjualan retail AS yang di atas perkiraan menyebabkan inflasi global sangat mungkin terjadi dan perkiraan pemangkasan tingkat suku bunga AS yang awalnya akan terjadi pada Juni 2024 mundur menjadi pada September 2024, dengan mempertimbangkan berbagai risiko tersebut.
Di sisi lain, China mulai pulih dengan GDP kuartal I-2024 tumbuh 5,3 persen year on year (yoy) atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya yang sebesar 5,2 persen (yoy), atau melampaui ekspektasi pasar yang hanya sebesar 5 persen (yoy), sehingga meningkatkan kepercayaan pasar terhadap perekonomian China yang sebelumnya dilanda krisis properti.
Baca juga: Harga saham gabungan hari ini berbalik menguat
Baca juga: Harga saham gabungan hari ini turun
Dibuka melemah, IHSG betah di teritori negatif sampai penutupan sesi pertama perdagangan saham. Pada sesi kedua, IHSG masih betah di zona merah hingga penutupan perdagangan saham.
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, dua sektor meningkat dipimpin sektor barang baku sebesar 2,39 persen, diikuti sektor energi yang naik sebesar 2,33 persen. Sedangkan sembilan sektor terkoreksi yaitu dipimpin sektor barang konsumen non primer yang minus 3,30 persen, diikuti sektor properti dan sektor teknologi yang masing-masing turun sebesar 3,25 persen dan 2,84 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan terbesar yaitu MHKI, ATLA, SBMA, SSIA dan PSAB. Sedangkan saham-saham yang mengalami pelemahan terbesar yakni PTPS, ARTO, BUKA, CTRA, dan GJTL.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 1.819.276 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 24,69 miliar lembar saham senilai Rp23,01 triliun. Sebanyak 165 saham naik, 457 saham menurun, dan 175 tidak bergerak nilainya.
Bursa saham regional Asia sore ini antara lain, indeks Hang Seng melemah 351,49 poin atau 2,12 persen ke 16.248,96, indeks Shanghai melemah 50,30 poin atau 1,65 persen ke 3.007,07, dan indeks Strait Times melemah 33,85 poin atau 1,22 persen ke 3.144,76.
Sementara itu, indeks Nikkei (Jepang) libur memperingati hari libur nasional negara tersebut.