Jakarta (ANTARA) - Staf khusus Presiden, Grace Natalie yang menjadi perwakilan Presiden Joko Widodo mengatakan bahwa Kejuaraan 1st FOBI World Barongsai Championship 2024 menjadi simbol kemajemukan bangsa Indonesia karena pesertanya berasal dari beragam suku, ras dan agama.
"Saya pikir ini bukan hanya sebuah kompetisi olahraga, tetapi ada makna yang jauh lebih dalam, bahwa hari ini ada sebuah pengakuan nasional bahwa suku Tionghoa berikut juga dengan budaya Tionghoa adalah juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kekayaan ragam budaya Indonesia, kita bangga sekali," kata Grace Natalie dalam pembukaan di Mahaka Square, Jakarta, Jumat.
Kejuaraan 1st FOBI World Barongsai Championship akan diikuti oleh 550 atlet yang terbagi ke dalam 58 tim. 550 atlet tersebut berasal dari sepuluh negara di antaranya Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Hong Kong, Myanmar, Vietnam, China, Taiwan dan Australia.
Ajang yang berlangsung hingga 19 Mei mendatang tersebut memperebutkan tiga kategori yakni barongsai (southern lion dance) yang memperebutkan Piala Presiden Republik Indonesia. Kedua, kategori pekingsai (northern lion dance) yang memperebutkan Piala Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Lalu ketiga, kategori naga (dragon dance) yang memperebutkan Piala Menteri Pertahanan Republik Indonesia.
"Kita tidak sekedar memandang olahraga ini hanya dari semangat luarnya saja. Olahraga barongsai memiliki kerja sama dan kekompakan tim yang satu dalam yang lainnya, yang luar biasa," kata Ketua Umum FOBI, Edy Kusuma.
Baca juga: Kejuaraan dunia barongsai di Jakarta bangkitkan sport tourism
Baca juga: Tim juara dunia barongsai bakal turun di PON 2024
"Kerja sama dan kekompakan ini adalah kebersamaan yang merupakan jiwa dari olahraga ini. Jiwa kerja sama dan kekompakan itu sendiri merupakan semangat gotong royong masyarakat di Nusantara," tambah Edy Kusuma.
Edy berharap olahraga barongsai ini ke depannya mendapatkan pengakuan dan perhatian yang lebih luas dari masyarakat Indonesia maupun di kancah internasional.
"FOBI berharap melalui ini Barongsai akan mendapat pengakuan dan perhatian yang lebih luas di masyarakat Indonesia maupun kancah internasional," ujar Edy Kusuma.
"Saya pikir ini bukan hanya sebuah kompetisi olahraga, tetapi ada makna yang jauh lebih dalam, bahwa hari ini ada sebuah pengakuan nasional bahwa suku Tionghoa berikut juga dengan budaya Tionghoa adalah juga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kekayaan ragam budaya Indonesia, kita bangga sekali," kata Grace Natalie dalam pembukaan di Mahaka Square, Jakarta, Jumat.
Kejuaraan 1st FOBI World Barongsai Championship akan diikuti oleh 550 atlet yang terbagi ke dalam 58 tim. 550 atlet tersebut berasal dari sepuluh negara di antaranya Indonesia, Malaysia, Thailand, Singapura, Hong Kong, Myanmar, Vietnam, China, Taiwan dan Australia.
Ajang yang berlangsung hingga 19 Mei mendatang tersebut memperebutkan tiga kategori yakni barongsai (southern lion dance) yang memperebutkan Piala Presiden Republik Indonesia. Kedua, kategori pekingsai (northern lion dance) yang memperebutkan Piala Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia. Lalu ketiga, kategori naga (dragon dance) yang memperebutkan Piala Menteri Pertahanan Republik Indonesia.
"Kita tidak sekedar memandang olahraga ini hanya dari semangat luarnya saja. Olahraga barongsai memiliki kerja sama dan kekompakan tim yang satu dalam yang lainnya, yang luar biasa," kata Ketua Umum FOBI, Edy Kusuma.
Baca juga: Kejuaraan dunia barongsai di Jakarta bangkitkan sport tourism
Baca juga: Tim juara dunia barongsai bakal turun di PON 2024
"Kerja sama dan kekompakan ini adalah kebersamaan yang merupakan jiwa dari olahraga ini. Jiwa kerja sama dan kekompakan itu sendiri merupakan semangat gotong royong masyarakat di Nusantara," tambah Edy Kusuma.
Edy berharap olahraga barongsai ini ke depannya mendapatkan pengakuan dan perhatian yang lebih luas dari masyarakat Indonesia maupun di kancah internasional.
"FOBI berharap melalui ini Barongsai akan mendapat pengakuan dan perhatian yang lebih luas di masyarakat Indonesia maupun kancah internasional," ujar Edy Kusuma.