Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram Provinsi Nusa Tenggara Barat mulai melakukan penataan fisik bangunan tua bersejarah di kawasan Kota Tua Ampenan untuk mendukung terciptanya destinasi wisata sejarah di daerah itu.
"Penataan fisik bangunan tua saat ini sudah mencapai di atas 25 persen," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Jumat.
Menurutnya, penataan terhadap puluhan bangunan tua di Jalan Pabean Ampenan itu dilakukan dengan menyervis titik bangunan yang rusak tanpa mengubah bentuk asli.
Baca juga: Bangunan tua bersejarah Ampenan Mataram mulai ditata
Perbaikan dilakukan terhadap kondisi bangunan tua yang rusak, seperti tembok, atap, lis plang dan bagian-bagian lain yang dinilai lapuk dan bisa mengganggu pekerjaan pengecatan ke depan.
"Untuk kegiatan perbaikan fisik bangunan yang rusak, kita gunakan anggaran Rp200 juta termasuk untuk ongkos pekerja," katanya.
Setelah, proses perbaikan titik-titik bangunan yang rusak, barulah dilakukan pengecatan secara menyeluruh dan seragam yang akan dilakukan oleh pihak ketiga.
"Untuk pengecatan ini, kita dapat bantuan dari salah satu perusahaan cat di kota ini," katanya.
Baca juga: Merawat cagar budaya Kota Tua Ampenan di Mataram
Sementara untuk warna cat bangunan tua di sepanjang Jalan Pabean yang merupakan jalan utama menuju objek wisata Pantai Ampenan ini, akan dicat dengan warna hijau giok.
"Warna hijau giok disepakati karena warna tersebut memiliki nuansa tionghoa selain warga merah dan kuning," katanya.
Selain itu, dalam ilmu Feng Shui China menyebutkan warna giok hijau yang merata sebagai keberuntungan dan kebahagiaan.
Karena itu, diharapkan dengan pemilihan warna tersebut, bisa menarik minat wisatawan datang ke Kota Tua Ampenan, sehingga bisa menjadi keberuntungan bagi warga Kota Mataram.
Baca juga: Mataram siapkan anggaran Rp9 miliar beli bangunan tua bekas Bank Belanda
Lebih jauh Lale mengatakan dalam konsep besar sesuai desain setelah dilakukan pengecatan, Pemerintah Kota Mataram akan melakukan penataan terhadap pedestrian, lampu, serta aksesori lainnya di kawasan tersebut.
Untuk pedestrian juga akan ditambah dengan "bollard" atau aksesori bol-bola serta kursi sebagai tempat istirahat seperti di sepanjang Jalan Pejanggik, maka dibutuhkan anggaran lagi sekitar Rp300 juta.
"Jika kita lihat desain besar penataan Kota Tua Ampenan ini, dari hitungan kami sementara membutuhkan sekitar Rp850 juta. Tapi kemungkinan itu akan dikerjakan bertahap sesuai kemampuan anggaran daerah," katanya.
Baca juga: Mataram siapkan konsep pembuatan museum di Kota Tua Ampenan
"Penataan fisik bangunan tua saat ini sudah mencapai di atas 25 persen," kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram Lale Widiahning di Mataram, Jumat.
Menurutnya, penataan terhadap puluhan bangunan tua di Jalan Pabean Ampenan itu dilakukan dengan menyervis titik bangunan yang rusak tanpa mengubah bentuk asli.
Baca juga: Bangunan tua bersejarah Ampenan Mataram mulai ditata
Perbaikan dilakukan terhadap kondisi bangunan tua yang rusak, seperti tembok, atap, lis plang dan bagian-bagian lain yang dinilai lapuk dan bisa mengganggu pekerjaan pengecatan ke depan.
"Untuk kegiatan perbaikan fisik bangunan yang rusak, kita gunakan anggaran Rp200 juta termasuk untuk ongkos pekerja," katanya.
Setelah, proses perbaikan titik-titik bangunan yang rusak, barulah dilakukan pengecatan secara menyeluruh dan seragam yang akan dilakukan oleh pihak ketiga.
"Untuk pengecatan ini, kita dapat bantuan dari salah satu perusahaan cat di kota ini," katanya.
Baca juga: Merawat cagar budaya Kota Tua Ampenan di Mataram
Sementara untuk warna cat bangunan tua di sepanjang Jalan Pabean yang merupakan jalan utama menuju objek wisata Pantai Ampenan ini, akan dicat dengan warna hijau giok.
"Warna hijau giok disepakati karena warna tersebut memiliki nuansa tionghoa selain warga merah dan kuning," katanya.
Selain itu, dalam ilmu Feng Shui China menyebutkan warna giok hijau yang merata sebagai keberuntungan dan kebahagiaan.
Karena itu, diharapkan dengan pemilihan warna tersebut, bisa menarik minat wisatawan datang ke Kota Tua Ampenan, sehingga bisa menjadi keberuntungan bagi warga Kota Mataram.
Baca juga: Mataram siapkan anggaran Rp9 miliar beli bangunan tua bekas Bank Belanda
Lebih jauh Lale mengatakan dalam konsep besar sesuai desain setelah dilakukan pengecatan, Pemerintah Kota Mataram akan melakukan penataan terhadap pedestrian, lampu, serta aksesori lainnya di kawasan tersebut.
Untuk pedestrian juga akan ditambah dengan "bollard" atau aksesori bol-bola serta kursi sebagai tempat istirahat seperti di sepanjang Jalan Pejanggik, maka dibutuhkan anggaran lagi sekitar Rp300 juta.
"Jika kita lihat desain besar penataan Kota Tua Ampenan ini, dari hitungan kami sementara membutuhkan sekitar Rp850 juta. Tapi kemungkinan itu akan dikerjakan bertahap sesuai kemampuan anggaran daerah," katanya.
Baca juga: Mataram siapkan konsep pembuatan museum di Kota Tua Ampenan