Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat melakukan uji coba Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern di Sandubaya, dengan mengolah sampah sebanyak 15 ton.
"Uji coba ini kita laksanakan selama seminggu ke depan, dengan mengalihkan pengelolaan sampah secara bertahap dari TPST Sandubaya lama," kata Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Senin.
Vidi mengatakan dalam uji coba hari pertama ini, jumlah sampah yang masuk sebanyak 15 ton dari 46 ton sampah per hari di dua kecamatan, yakni Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara.
Baca juga: Keren!! TPST Mataram kini dilengkapi mesin cetak paving block dari sampah plastik
Sementara untuk hari-hari berikutnya, jumlah sampah yang diolah di TPST modern akan terus bertambah secara bertahap sampai 46 ton sampah yang selama ini dibuang ke TPST lama.
"Target kami minggu depan, TPST Sandubaya lama kita tutup dan semua kegiatan pengolahan sampah kita alihkan ke TPST modern Sandubaya," katanya.
Menurutnya, dari hasil pra-uji coba yang dilakukan pada 28-31 Mei 2024, residu yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Kebon Kongok Kabupaten Lombok Barat hanya sekitar 10-15 persen.
"Dari pra-uji coba terakhir kami lakukan pada Jumat (31/5), kita mengolah 4 ton sampah, residu yang kita buang ke TPA hanya sekitar 300 kilogram," katanya.
Baca juga: DLH Mataram menyiapkan APD khusus bagi petugas di TPST Modern Sandubaya
Minimnya residu yang dibuang ke TPA itu, katanya, karena semua sampah di TPST modern Sandubaya diolah menjadi barang yang bisa bermanfaat dengan menggunakan teknologi modern.
Dalam operasionalnya, sampah yang dibawa petugas harus melewati jembatan timbang yang dikontrol langsung oleh operator, kemudian masuk ke gedung TPST untuk dikeluarkan petugas.
Puluhan petugas kemudian memasukkan sampah ke dalam mesin pilah sampah dan sebagian akan mengambil sampah-sampah yang dinilai tidak bisa diolah.
Dalam proses itu, lanjutnya, sampah secara otomatis terpilah menjadi dua bagian, yakni sampah organik sisa makanan yang langsung diolah atau digiling menjadi "bubur" untuk pakan maggot dan organik dari dedaunan dibuat menjadi pupuk kompos.
Sedangkan sampah plastik atau kantong kresek yang sudah tidak punya nilai ekonomis mencapai sekitar 20-30 persen dari volume sampah yang masuk per hari, secara otomatis terpisah dan masuk ke kontainer berkapasitas 8 ton.
"Sampah plastik tersebut kemudian masuk ke mesin pencetak batako," katanya.
Baca juga: DLH siap tutup TPST Sandubaya dan beralih ke TPST modern
Untuk batako ini, dari hasil pra-uji coba yang dilakukan pekan lalu, para petugas dapat mencetak hingga 30 batako per hari.
"Hari ini kami kasih tantangan agar mereka bisa mencetak lebih banyak, sebab volume sampah yang kita masukkan hari ini lebih banyak," katanya.
Vidi mengatakan apabila semua sampah di TPST lama masuk ke TPST Sandubaya sebanyak 46 ton per hari, ditargetkan TPST Sandubaya bisa memproduksi 200 keping batako per hari dari sampah plastik.
"Batako ini nantinya digunakan untuk program jalan lingkungan, perkantoran, pemugaran rumah tidak layak huni, dan kegiatan lainnya," katanya.
Baca juga: DLH Mataram melatih 35 petugas pengolah sampah TPST Sandubaya
"Uji coba ini kita laksanakan selama seminggu ke depan, dengan mengalihkan pengelolaan sampah secara bertahap dari TPST Sandubaya lama," kata Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Senin.
Vidi mengatakan dalam uji coba hari pertama ini, jumlah sampah yang masuk sebanyak 15 ton dari 46 ton sampah per hari di dua kecamatan, yakni Kecamatan Sandubaya dan Cakranegara.
Baca juga: Keren!! TPST Mataram kini dilengkapi mesin cetak paving block dari sampah plastik
Sementara untuk hari-hari berikutnya, jumlah sampah yang diolah di TPST modern akan terus bertambah secara bertahap sampai 46 ton sampah yang selama ini dibuang ke TPST lama.
"Target kami minggu depan, TPST Sandubaya lama kita tutup dan semua kegiatan pengolahan sampah kita alihkan ke TPST modern Sandubaya," katanya.
Menurutnya, dari hasil pra-uji coba yang dilakukan pada 28-31 Mei 2024, residu yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA) Kebon Kongok Kabupaten Lombok Barat hanya sekitar 10-15 persen.
"Dari pra-uji coba terakhir kami lakukan pada Jumat (31/5), kita mengolah 4 ton sampah, residu yang kita buang ke TPA hanya sekitar 300 kilogram," katanya.
Baca juga: DLH Mataram menyiapkan APD khusus bagi petugas di TPST Modern Sandubaya
Minimnya residu yang dibuang ke TPA itu, katanya, karena semua sampah di TPST modern Sandubaya diolah menjadi barang yang bisa bermanfaat dengan menggunakan teknologi modern.
Dalam operasionalnya, sampah yang dibawa petugas harus melewati jembatan timbang yang dikontrol langsung oleh operator, kemudian masuk ke gedung TPST untuk dikeluarkan petugas.
Puluhan petugas kemudian memasukkan sampah ke dalam mesin pilah sampah dan sebagian akan mengambil sampah-sampah yang dinilai tidak bisa diolah.
Dalam proses itu, lanjutnya, sampah secara otomatis terpilah menjadi dua bagian, yakni sampah organik sisa makanan yang langsung diolah atau digiling menjadi "bubur" untuk pakan maggot dan organik dari dedaunan dibuat menjadi pupuk kompos.
Sedangkan sampah plastik atau kantong kresek yang sudah tidak punya nilai ekonomis mencapai sekitar 20-30 persen dari volume sampah yang masuk per hari, secara otomatis terpisah dan masuk ke kontainer berkapasitas 8 ton.
"Sampah plastik tersebut kemudian masuk ke mesin pencetak batako," katanya.
Baca juga: DLH siap tutup TPST Sandubaya dan beralih ke TPST modern
Untuk batako ini, dari hasil pra-uji coba yang dilakukan pekan lalu, para petugas dapat mencetak hingga 30 batako per hari.
"Hari ini kami kasih tantangan agar mereka bisa mencetak lebih banyak, sebab volume sampah yang kita masukkan hari ini lebih banyak," katanya.
Vidi mengatakan apabila semua sampah di TPST lama masuk ke TPST Sandubaya sebanyak 46 ton per hari, ditargetkan TPST Sandubaya bisa memproduksi 200 keping batako per hari dari sampah plastik.
"Batako ini nantinya digunakan untuk program jalan lingkungan, perkantoran, pemugaran rumah tidak layak huni, dan kegiatan lainnya," katanya.
Baca juga: DLH Mataram melatih 35 petugas pengolah sampah TPST Sandubaya