Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), segera melakukan penutupan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya dan mengalihkan semua kegiatan ke TPST modern yang juga berada di wilayah Sandubaya.
"Insya Allah, bulan depan (Juni 2024) kita sudah mulai uji coba TPST modern Sandubaya," kata Kepala Bidang (Kabid) Persampahan DLH Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Selasa.
Namun demikian, katanya, penutupan TPST Sandubaya yang saat ini berada di belakang pusat pertokoan Sweta itu tidak dilakukan serta merta, tetapi dilakukan secara bertahap untuk melihat kemampuan pengolahan sampah oleh petugas.
Baca juga: DLH Mataram menyiapkan APD khusus bagi petugas di TPST Modern Sandubaya
Sesuai data, TPST Sadubaya saat ini mengolah sampah dari dua kecamatan yakni Kecamatan Cakranegara dan Sandubaya dengan volume sekitar 40-50 ton per hari atau sebanyak 120 kendaraan roda tiga.
Karenanya untuk mengoptimalkan proses pengolahan sampah di TPST modern, pada hari pertama Senin akan diuji coba 30 sampah kendaraan roda tiga, sisanya masih diarahkan ke TPST Sandubaya.
Kemudian hari Selasa, jumlah kendaraan roda tiga yang masuk ke TPST modern bertambah menjadi 60 kendaraan, selanjutnya Rabu 90 unit dan pada Kamis menjadi 120 sampah kendaraan roda tiga.
"Setelah semua kendaraan roda tiga bisa terakomodasi di TPST modern. Maka pada hari-hari berikutnya TPST Sandubaya kosong dari sampah dan saat itu juga operasional kita tutup secara resmi," katanya.
Baca juga: TPST modern Sandubaya Mataram siap diuji coba
Untuk mendukung operasional di TPST modern, DLH telah menyiapkan 50 orang petugas yang sudah dilatih untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya yakni organik dan anorganik.
Kemudian mengolah sampah tersebut untuk beberapa kegiatan seperti menjadi pakan maggot dari sampah rumah tangga sisa makanan, kemudian membuat kompos dari bekas daun-daun hasil penyapu jalan, dan membuat batako dari limbah plastik atau kantong kresek yang sudah tidak bisa dimanfaatkan oleh para pemulung.
"Untuk peralatan pengolahan sampah itu, kita sudah punya mesin yang merupakan bantuan satu paket dengan pembangunan TPST modern dari pemerintah pusat," katanya.
Karenanya, untuk menyeimbangkan kondisi TPST modern yang dibangun pemerintah pusat dengan anggaran Rp19,5 miliar, DLH sudah menyiapkan menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) khusus lengkap dengan sarung tangan untuk para petugas.
Untuk petugas dari DLH akan menggunakan APD warna biru, sedangkan tenaga swadaya masyarakat diberikan APD warna putih.
"TPST kita terbangun megah, keren, dan modern, jadi petugas kita juga harus terlihat lebih rapi meskipun bergelut dengan sampah," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram siapkan pelatihan pengelola TPST modern Sandubaya
Ia mengatakan tenaga swadaya yang dilibatkan saat TPST modern Sandubaya beroperasi untuk tahap awal diberdayakan sebanyak 12 orang.
Mereka ini, kata dia, merupakan warga sekitar yang biasa mengambil sampah plastik seperti botol dan gelas plastik di TPST Sandubaya yang ada saat ini.
Hasilnya bisa mereka jual ke bank sampah atau pengepul seperti biasa tempat mereka jual sebab DLH tidak mengambil botol atau gelas plastik yang biasa diambil pemulung.
"Mereka ini pemulung yang biasa di TPST, kita akomodasi menjadi pemulung resmi di TPST modern," katanya.
"Insya Allah, bulan depan (Juni 2024) kita sudah mulai uji coba TPST modern Sandubaya," kata Kepala Bidang (Kabid) Persampahan DLH Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Selasa.
Namun demikian, katanya, penutupan TPST Sandubaya yang saat ini berada di belakang pusat pertokoan Sweta itu tidak dilakukan serta merta, tetapi dilakukan secara bertahap untuk melihat kemampuan pengolahan sampah oleh petugas.
Baca juga: DLH Mataram menyiapkan APD khusus bagi petugas di TPST Modern Sandubaya
Sesuai data, TPST Sadubaya saat ini mengolah sampah dari dua kecamatan yakni Kecamatan Cakranegara dan Sandubaya dengan volume sekitar 40-50 ton per hari atau sebanyak 120 kendaraan roda tiga.
Karenanya untuk mengoptimalkan proses pengolahan sampah di TPST modern, pada hari pertama Senin akan diuji coba 30 sampah kendaraan roda tiga, sisanya masih diarahkan ke TPST Sandubaya.
Kemudian hari Selasa, jumlah kendaraan roda tiga yang masuk ke TPST modern bertambah menjadi 60 kendaraan, selanjutnya Rabu 90 unit dan pada Kamis menjadi 120 sampah kendaraan roda tiga.
"Setelah semua kendaraan roda tiga bisa terakomodasi di TPST modern. Maka pada hari-hari berikutnya TPST Sandubaya kosong dari sampah dan saat itu juga operasional kita tutup secara resmi," katanya.
Baca juga: TPST modern Sandubaya Mataram siap diuji coba
Untuk mendukung operasional di TPST modern, DLH telah menyiapkan 50 orang petugas yang sudah dilatih untuk memilah sampah sesuai dengan jenisnya yakni organik dan anorganik.
Kemudian mengolah sampah tersebut untuk beberapa kegiatan seperti menjadi pakan maggot dari sampah rumah tangga sisa makanan, kemudian membuat kompos dari bekas daun-daun hasil penyapu jalan, dan membuat batako dari limbah plastik atau kantong kresek yang sudah tidak bisa dimanfaatkan oleh para pemulung.
"Untuk peralatan pengolahan sampah itu, kita sudah punya mesin yang merupakan bantuan satu paket dengan pembangunan TPST modern dari pemerintah pusat," katanya.
Karenanya, untuk menyeimbangkan kondisi TPST modern yang dibangun pemerintah pusat dengan anggaran Rp19,5 miliar, DLH sudah menyiapkan menyiapkan Alat Pelindung Diri (APD) khusus lengkap dengan sarung tangan untuk para petugas.
Untuk petugas dari DLH akan menggunakan APD warna biru, sedangkan tenaga swadaya masyarakat diberikan APD warna putih.
"TPST kita terbangun megah, keren, dan modern, jadi petugas kita juga harus terlihat lebih rapi meskipun bergelut dengan sampah," katanya.
Baca juga: Pemkot Mataram siapkan pelatihan pengelola TPST modern Sandubaya
Ia mengatakan tenaga swadaya yang dilibatkan saat TPST modern Sandubaya beroperasi untuk tahap awal diberdayakan sebanyak 12 orang.
Mereka ini, kata dia, merupakan warga sekitar yang biasa mengambil sampah plastik seperti botol dan gelas plastik di TPST Sandubaya yang ada saat ini.
Hasilnya bisa mereka jual ke bank sampah atau pengepul seperti biasa tempat mereka jual sebab DLH tidak mengambil botol atau gelas plastik yang biasa diambil pemulung.
"Mereka ini pemulung yang biasa di TPST, kita akomodasi menjadi pemulung resmi di TPST modern," katanya.