Bali (ANTARA) - Para pegiat lingkungan yang tergabung dalam Gerakan Bersih-Bersih Bali berkolaborasi dengan komunitas eco enzyme di Provinsi Bali memberikan edukasi terkait upaya pelestarian dan cinta lingkungan kepada para siswa SMA.
"Kegiatan ini sekaligus untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Bulan Bung Karno dan memperingati Hari Tempe Nasional," kata leader sekaligus pendiri Gerakan Bersih-Bersih Bali Gus Norma di Agro Learning Center Denpasar, Kamis.
Menurut Gus Norma, pihaknya bersama para relawan dari berbagai daerah di Bali rutin masuk ke sekolah-sekolah untuk mengedukasi siswa dari jenjang PAUD/TK, SD, SMP, SMA sampai mahasiswa terkait upaya dan aksi nyata menanamkan kecintaan pada lingkungan.
Untuk kegiatan edukasi kali ini bahkan diikuti para siswa dari luar Bali, yakni dari SMA Cahaya Bangsa Classical School, Bandung, Jawa Barat.
"Mereka mungkin melihat aksi-aksi yang sudah kami lakukan melalui media sosial, sehingga tertarik untuk datang langsung ke Bali," ucap Gus Norma yang juga telah melakukan berbagai aksi sosial pengelolaan sampah sejak 2018 itu.
Dalam kesempatan tersebut, para siswa tidak saja mendapatkan presentasi dari para pegiat lingkungan dan juga motivasi dari anggota DPD RI Made Mangku Pastika, juga diajak untuk praktik membuat cairan eco enzyme, sabun eco enzyme, tempe organik dan membuat biopori.
Ia berpandangan, wujud kecintaan pada lingkungan dapat mulai dilakukan dengan cara-cara sederhana dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya dengan biopori itu dapat mencegah banjir dan penggunaan eco enzyme itu dapat meminimalkan penggunaan produk-produk kimia, sekaligus mampu menjernihkan air dan udara.
"Selain itu akan menjadi lebih efektif jika didukung komitmen dari pemerintah daerah, seperti halnya Pemerintah Kabupaten Bangli, Bali, sudah mengeluarkan instruksi agar setiap ASN memproduksi lima liter eco enzyme dan setiap desa mampu membuat 1 ton eco enzyme. Kami berharap hal ini juga diikuti pemerintah daerah yang lain," katanya lagi.
Sementara itu, anggota DPD RI Made Mangku Pastika yang turut hadir dalam agenda kunjungan daerah pemilihan itu mengapresiasi berbagai upaya penyelamatan lingkungan Bali yang telah dilakukan Gerakan Bersih-Bersih Bali dan para pegiat eco enzyme tersebut.
Ia berpandangan para pegiat lingkungan tidak hanya telah berbuat untuk menjaga lingkungan Bali tetapi juga menjaga lingkungan nasional. Terlebih ini juga dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Bulan Bung Karno.
"Bung Karno merupakan pahlawan nasional kita, proklamator kita, mudah-mudahan semangat beliau sebagai Bapak Bangsa terus memberikan semangat kepada kita semua," ujar Gubernur Bali periode 2008-2018 itu.
Foto bersama saat Gerakan bersih-bersih Bali edukasi siswa soal cinta lingkungan (Foto: ANTARA/ rhismawati)
Selain itu, dengan hadirnya siswa dari Bandung, Pastika mengatakan Bandung menjadi tempat yang sangat bersejarah bagi Bung Karno yang juga tamatan dari ITB Bandung.
"Jadi, mudah-mudahan acara hari ini memberikan makna yang cukup dalam dan berarti bagi lingkungan hidup kita, di mana kita hidup sesuai dengan filosofi Tri Hita Karana," kata pria yang tidak maju lagi sebagai anggota DPD itu.
Menurut Pastika, upaya menjaga kelestarian lingkungan sangat penting dilakukan oleh generasi muda karena mereka para pewaris di negeri ini.
"Generasi muda yang akan mewarisi planet bumi ini. Bahaya sekali kalau generasi muda acuh tak acuh terhadap lingkungan. Jadi sangat penting kepedulian mereka sejak dini," katanya.
Kepala SMA Cahaya Bangsa Classical School, Bandung, Abednego Abraham mengaku sangat bersyukur karena diizinkan membawa siswa belajar di Agro Learning Center ini.
"Kami ingin anak-anak belajar mencintai lingkungan, lebih peduli terhadap lingkungan demi kebaikan bersama. Kami belajar banyak di tempat ini, bagaimana pentingnya menjaga lingkungan dengan eco enzyme, membuat biopori dan lainnya," ujarnya.
Baca juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PLN gelar aksi bersih di 54 lokasi
Baca juga: Sambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PLN UIP Nusra gelar bersih Pantai Loang Baloq Mataram
Abednego berharap setelah kembali ke Bandung para siswa bisa cerita ke orang tua masing-masing, mereka bisa buat eco enzyme dan di rumahnya bisa buat biopori supaya tidak banjir.
"Di sekolah memang belum ada kegiatan seperti ini. Mungkin bisa terintegrasi di kelas biologi, praktiknya mungkin di laboratorium atau kebun sekolah," katanya.
"Kegiatan ini sekaligus untuk memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Bulan Bung Karno dan memperingati Hari Tempe Nasional," kata leader sekaligus pendiri Gerakan Bersih-Bersih Bali Gus Norma di Agro Learning Center Denpasar, Kamis.
Menurut Gus Norma, pihaknya bersama para relawan dari berbagai daerah di Bali rutin masuk ke sekolah-sekolah untuk mengedukasi siswa dari jenjang PAUD/TK, SD, SMP, SMA sampai mahasiswa terkait upaya dan aksi nyata menanamkan kecintaan pada lingkungan.
Untuk kegiatan edukasi kali ini bahkan diikuti para siswa dari luar Bali, yakni dari SMA Cahaya Bangsa Classical School, Bandung, Jawa Barat.
"Mereka mungkin melihat aksi-aksi yang sudah kami lakukan melalui media sosial, sehingga tertarik untuk datang langsung ke Bali," ucap Gus Norma yang juga telah melakukan berbagai aksi sosial pengelolaan sampah sejak 2018 itu.
Dalam kesempatan tersebut, para siswa tidak saja mendapatkan presentasi dari para pegiat lingkungan dan juga motivasi dari anggota DPD RI Made Mangku Pastika, juga diajak untuk praktik membuat cairan eco enzyme, sabun eco enzyme, tempe organik dan membuat biopori.
Ia berpandangan, wujud kecintaan pada lingkungan dapat mulai dilakukan dengan cara-cara sederhana dalam kehidupan sehari-hari, seperti halnya dengan biopori itu dapat mencegah banjir dan penggunaan eco enzyme itu dapat meminimalkan penggunaan produk-produk kimia, sekaligus mampu menjernihkan air dan udara.
"Selain itu akan menjadi lebih efektif jika didukung komitmen dari pemerintah daerah, seperti halnya Pemerintah Kabupaten Bangli, Bali, sudah mengeluarkan instruksi agar setiap ASN memproduksi lima liter eco enzyme dan setiap desa mampu membuat 1 ton eco enzyme. Kami berharap hal ini juga diikuti pemerintah daerah yang lain," katanya lagi.
Sementara itu, anggota DPD RI Made Mangku Pastika yang turut hadir dalam agenda kunjungan daerah pemilihan itu mengapresiasi berbagai upaya penyelamatan lingkungan Bali yang telah dilakukan Gerakan Bersih-Bersih Bali dan para pegiat eco enzyme tersebut.
Ia berpandangan para pegiat lingkungan tidak hanya telah berbuat untuk menjaga lingkungan Bali tetapi juga menjaga lingkungan nasional. Terlebih ini juga dalam memperingati Hari Lingkungan Hidup Sedunia dan Bulan Bung Karno.
"Bung Karno merupakan pahlawan nasional kita, proklamator kita, mudah-mudahan semangat beliau sebagai Bapak Bangsa terus memberikan semangat kepada kita semua," ujar Gubernur Bali periode 2008-2018 itu.
Selain itu, dengan hadirnya siswa dari Bandung, Pastika mengatakan Bandung menjadi tempat yang sangat bersejarah bagi Bung Karno yang juga tamatan dari ITB Bandung.
"Jadi, mudah-mudahan acara hari ini memberikan makna yang cukup dalam dan berarti bagi lingkungan hidup kita, di mana kita hidup sesuai dengan filosofi Tri Hita Karana," kata pria yang tidak maju lagi sebagai anggota DPD itu.
Menurut Pastika, upaya menjaga kelestarian lingkungan sangat penting dilakukan oleh generasi muda karena mereka para pewaris di negeri ini.
"Generasi muda yang akan mewarisi planet bumi ini. Bahaya sekali kalau generasi muda acuh tak acuh terhadap lingkungan. Jadi sangat penting kepedulian mereka sejak dini," katanya.
Kepala SMA Cahaya Bangsa Classical School, Bandung, Abednego Abraham mengaku sangat bersyukur karena diizinkan membawa siswa belajar di Agro Learning Center ini.
"Kami ingin anak-anak belajar mencintai lingkungan, lebih peduli terhadap lingkungan demi kebaikan bersama. Kami belajar banyak di tempat ini, bagaimana pentingnya menjaga lingkungan dengan eco enzyme, membuat biopori dan lainnya," ujarnya.
Baca juga: Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PLN gelar aksi bersih di 54 lokasi
Baca juga: Sambut Hari Lingkungan Hidup Sedunia, PLN UIP Nusra gelar bersih Pantai Loang Baloq Mataram
Abednego berharap setelah kembali ke Bandung para siswa bisa cerita ke orang tua masing-masing, mereka bisa buat eco enzyme dan di rumahnya bisa buat biopori supaya tidak banjir.
"Di sekolah memang belum ada kegiatan seperti ini. Mungkin bisa terintegrasi di kelas biologi, praktiknya mungkin di laboratorium atau kebun sekolah," katanya.