Denpasar (ANTARA) - Penjabat Gubernur Bali Sang Made Mahendra Jaya mengingatkan wisatawan yang berlibur ke Pulau Dewata agar dapat menghormati adat dan budaya setempat. Hal tersebut disampaikan Sang Made Mahendra Jaya menyikapi maraknya ulah nakal warga negara asing (WNA) yang terjadi akhir-akhir ini.
"Kita sebagai tuan rumah, kita terbuka kepada bule yang datang. Tetapi diharapkan juga wisatawan yang datang ke Bali dapat menghormati adat dan budaya yang ada di Bali," kata Sang Made di Denpasar, Senin.
Yang terbaru, ulah nakal WNA saat berada di Bali terjadi pada Minggu (9/6), yakni seorang WNA dengan menggunakan truk dalam kondisi mabuk menerobos ke terminal internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai sampai merusak fasilitas bandara seperti portal masuk dan tiang pembatas.
Sebelumnya juga ada kasus WNA yang menodai kesakralan pura dengan duduk di atas tempat suci, melanggar tata tertib berlalu lintas, melakukan tindak pidana, bekerja secara ilegal dan sebagainya.
Sang Made mengatakan untuk mencegah atau meminimalkan kasus wisatawan yang berulah nakal di Bali, maka perlu terus disosialisasikan terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan atau "do and don't" saat wisatawan berlibur ke Bali.
"Harus terus disosialisasikan, tetapi karena manusia itu banyak lupa, jadi harus terus diingatkan, melalui teman-teman di Dinas Pariwisata, Satpol PP Pariwisata dan semua pihak," ucapnya.
Dia juga menegaskan bahwa kehadiran Satpol PP Pariwisata bukan untuk melakukan penegakan hukum bagi para wisatawan yang berulah ketika berlibur ke Bali.
"Yang jelas Satpol PP Pariwisata itu untuk menolong atau membantu wisatawan, bukan penegakan hukum, termasuk mensosialisasikan 'do and don't . Bali harus kita jaga, Bali kan unik, Bali hanya ada satu di dunia," ucap Sang Made.
Baca juga: Diduga terpeleset, WNA tewas saat mendaki Bukit Anak Dara Sembalun Lotim
Baca juga: WNA diselundupkan ke Australia berpura-pura jadi nelayan
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun menambahkan, terkait ulah WNA yang menggunakan truk menerobos bandara yang viral tersebut, pihaknya menyerahkan proses berikutnya pada aparat keamanan.
"Kalau menurut aparat harus diproses secara hukum melalui mekanisme yang ada tentu harus diproses. Tetapi, kalau ini terkait penyalahgunaan visa, maka akan dilakukan langkah-langkah oleh Imigrasi," ucapnya.
"Kita sebagai tuan rumah, kita terbuka kepada bule yang datang. Tetapi diharapkan juga wisatawan yang datang ke Bali dapat menghormati adat dan budaya yang ada di Bali," kata Sang Made di Denpasar, Senin.
Yang terbaru, ulah nakal WNA saat berada di Bali terjadi pada Minggu (9/6), yakni seorang WNA dengan menggunakan truk dalam kondisi mabuk menerobos ke terminal internasional Bandara I Gusti Ngurah Rai sampai merusak fasilitas bandara seperti portal masuk dan tiang pembatas.
Sebelumnya juga ada kasus WNA yang menodai kesakralan pura dengan duduk di atas tempat suci, melanggar tata tertib berlalu lintas, melakukan tindak pidana, bekerja secara ilegal dan sebagainya.
Sang Made mengatakan untuk mencegah atau meminimalkan kasus wisatawan yang berulah nakal di Bali, maka perlu terus disosialisasikan terkait apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan atau "do and don't" saat wisatawan berlibur ke Bali.
"Harus terus disosialisasikan, tetapi karena manusia itu banyak lupa, jadi harus terus diingatkan, melalui teman-teman di Dinas Pariwisata, Satpol PP Pariwisata dan semua pihak," ucapnya.
Dia juga menegaskan bahwa kehadiran Satpol PP Pariwisata bukan untuk melakukan penegakan hukum bagi para wisatawan yang berulah ketika berlibur ke Bali.
"Yang jelas Satpol PP Pariwisata itu untuk menolong atau membantu wisatawan, bukan penegakan hukum, termasuk mensosialisasikan 'do and don't . Bali harus kita jaga, Bali kan unik, Bali hanya ada satu di dunia," ucap Sang Made.
Baca juga: Diduga terpeleset, WNA tewas saat mendaki Bukit Anak Dara Sembalun Lotim
Baca juga: WNA diselundupkan ke Australia berpura-pura jadi nelayan
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok Bagus Pemayun menambahkan, terkait ulah WNA yang menggunakan truk menerobos bandara yang viral tersebut, pihaknya menyerahkan proses berikutnya pada aparat keamanan.
"Kalau menurut aparat harus diproses secara hukum melalui mekanisme yang ada tentu harus diproses. Tetapi, kalau ini terkait penyalahgunaan visa, maka akan dilakukan langkah-langkah oleh Imigrasi," ucapnya.