Seoul (ANTARA) - Militer Korea Selatan telah memutuskan untuk tidak mengoperasikan pengeras suaranya yang berisi propaganda dekat perbatasan dengan Korea Utara pada Senin, sehari setelah menyalakannya untuk pertama kalinya dalam enam tahun.
Kepala Staf Gabungan (JCS) mengumumkan langkah tersebut di tengah pertanyaan mengenai kemungkinan pengoperasian pengeras suara untuk hari kedua berturut-turut setelah Korea Utara meluncurkan sekitar 310 balon pembawa sampah semalaman. Balon-balon itu diterbangkan sebagai pembalasan terhadap siaran pengeras suara yang dilakukan Korsel pada Minggu (9/6).
“Siaran melalui pengeras suara belum dilakukan, dan tidak ada satu pun yang diketahui dilakukan hari ini,” kata JCS dalam sebuah pernyataan, Senin.
Kendati demikian, JCS memperingatkan bahwa bahwa siaran tambahan akan bergantung sepenuhnya pada tindakan Korea Utara. Jika Korea Utara melakukan tindakan tercela, kata JCS, pihaknya siap untuk segera menyiarkan pengeras suara propaganda.
JCS juga mencatat bahwa pihaknya mendeteksi tanda-tanda Korea Utara memasang pengeras suara dekat perbatasan, namun belum melakukan siarannya.
Gelombang baru balon-balon yang memuat limbah dikirim pada Minggu malam dan berisi kertas bekas serta plastik. Sejauh ini tidak ada bahan beracun yang terdeteksi, menurut JCS. Selain itu, tidak ada balon tambahan yang terdeteksi mengambang di udara pada pukul 8.30.
Juru bicara JCS Kolonel Lee Sung-jun mengatakan banyak balon gagal mencapai Korea Selatan karena angin bertiup ke arah timur. Hanya sekitar 50 balon ditemukan melintasi perbatasan. Meski Korea Utara tidak melakukan peluncuran lagi pada Senin pagi, namun jumlah balon yang jatuh di Korea Selatan diperkirakan akan meningkat karena militer terus menerima laporan mengenai pergerakan tersebut.
Baca juga: Pemerintah Jepang minta Korsel, Korut jaga kestabilan Semenanjung Korea
Baca juga: Korea Utara kirim lagi 720 balon sampah ke Korsel
Peluncuran pada Minggu menandai gerakan pengiriman balon terbaru Korea Utara, yang dimulai pada tanggal 28 Mei. Aksi itu digambarkan sebagai respons “balas dendam” terhadap selebaran anti-Pyongyang yang disebarkan oleh para aktivis di Korea Selatan. Korea Utara diperkirakan sejauh ini telah meluncurkan lebih dari 1.600 balon berisi sampah.
Sumber: Yonhap-OANA