Jakarta (ANTARA) -
Politeknik Kesejahteraan Sosial (Poltekesos) mendukung tarian Tarawangsa yang masih dipegang teguh di Desa Pasirbiru, Kecamatan Rancakalong, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat menjadi alat ketahanan sosial.
 
Rilis Poltekesos di Jakarta, Jumat, tarian Tarawangsa mengandung filosofi keseimbangan hidup serta bersifat transversal dan transendental. Tarawangsa merepresentasikan siklus hidup silih asah, asih, dan asuh.
 
“Kemensos memiliki perhatian penuh pada penguatan kearifan lokal, karena ini bagian dari kesejahteraan sosial, dalam kaitan dengan pemberdayaan komunitas adat, dan ada bagian yang secara khusus menanganinya Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial,” kata Direktur Poltekesos yang juga anggota Tim Pengabdian Masyarakat Poltekesos Suharma.
 
Pihaknya melihat suatu potensi untuk menjaga kearifan lokal dan ketahanan sosial masyarakat melalui penguatan tarian tersebut, yang dapat menjadi modal sosial warga Pasirbiru di tengah serbuan nilai-nilai baru zaman globalisasi dan milenial.
 
Poltekesos sebagai perguruan tinggi kedinasan milik Kementerian Sosial mengemban misi turunan dari visi dan misi utama Kemensos dalam hal memaknai dan mengimplementasikan kesejahteraan sosial.

Baca juga: Clever Moose pernah terpisah sebelum menggelar konser di Malaysia
Baca juga: Penyanyi Mahalini kembali ramaikan panggung Java Jazz Festival

Pada kesempatan yang berbeda, tokoh adat Desa Pasirbiru Mamat menyampaikan tarian adat tersebut menjadi tali pengikat persaudaraan untuk hidup selaras dengan alam dan pencipta. Desa Pasirbiru saat ini masuk ke desa maju, terimbas juga dengan keberadaan jalan Tol Cisumdawu. Dinamika masyarakatnya beragam, baik sisi aktivitas maupun pola mata pencaharian.
 
Dinamika generasi muda juga berkembang, sudah terbiasa dengan teknologi informasi. Meski begitu, keadaban, kesantunan budaya masih terasa kental, salah satu pengaruhnya berupa kekuatan tarian adat Tarawangsa yang menjadi alat menjaga kohesivitas sosial warga Desa Pasirbiru.
 

Pewarta : Hana Dewi Kinarina Kaban
Editor : I Komang Suparta
Copyright © ANTARA 2024