Jakarta (ANTARA) - Menteri Pertahanan sekaligus presiden terpilih Prabowo Subianto bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan pada Kamis (13/6/2024) untuk makan siang bersama.

Sebagai presiden terpilih yang akan berkuasa hingga lima tahun mendatang, pertemuan tersebut memiliki arti penting bagi bangsa ini ke depan. Bagaimana Indonesia dibangun dengan suatu kesinambungan dan keadilan di tengah perkembangan dunia yang berubah. Seperti biasanya, acara makan bersama Presiden Jokowi digunakan sebagai kesempatan untuk membahas isu-isu nasional terkini.

Di ujung masa pemerintahan Jokowi, Menhan Prabowo diberi kepercayaan mewakili Indonesia dalam sejumlah lawatan luar negeri, di antaranya Forum Ekonomi Qatar pada medio Mei 2024, kemudian mengikuti "Sangri la Dialogue" di Singapura, sebagai pertemuan pertahanan-keamanan dunia yang penting.

Selain itu, Prabowo melanjutkan lawatan diplomasi keamanan ke negara Teluk, di mana ia mengikuti KTT di Yordania. Pada forum ini, Prabowo menunjukkan kemampuannya dalam pemahaman state power.

Seperti yang dikatakannya dalam Sangri la Dialogue, "big state with big responsibility, small state with small responsibility.”

Dalam forum KTT tentang Gaza itu, Indonesia mengajukan usulan bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Gaza yang terdampak serangan militer Israel. Perhatian Indonesia terhadap masyarakat internasional yang terdampak konflik dan perang merupakan satu tujuan penting dalam menegakkan amanat konstitusi untuk menciptakan perdamaian dunia.

Selain pernyataan dan diplomasi dalam berbagai perundingan internasional, Indonesia perlu menunjukkan aksi nyata melalui bantuan-bantuan kemanusiaan dan pengiriman pasukan perdamaian, seperti yang dilakukan melalui program peace keeping force Indonesia.

Salah satu keunggulan Indonesia dalam dinamika diplomasi internasional adalah karena Indonesia merupakan negara multietnik dengan dasar Pancasila sebagai ideologi terbuka yang mengakomodasi isu keadilan, demokrasi, persamaan nasib, dan toleransi.

Diplomasi Prabowo tersebut menunjukkan bahwa Indonesia ke depan akan menjadi salah satu kekuatan internasional yang menentukan, terutama sebagai kekuatan penyeimbang di antara kekuatan-kekuatan besar yang bertarung.

Jika mengacu pada konstitusi UUD 1945, maka Indonesia didorong untuk menciptakan perdamaian dunia yang abadi. Sementara saat ini dunia mengalami banyak konflik, perang, dan sengketa antarnegara di berbagai kawasan.

Selain perang Rusia dan Ukraina, Israel dan Palestina, juga terdapat arena baru konflik yang memerlukan penanganan, yaitu Laut China Selatan, Taiwan dan isu keamanan di Pasifik.

Oleh karena itu, peran Prabowo relevan untuk menunjukkan posisi strategis Indonesia sebagai kekuatan penyeimbang. Secara geopolitik dan elemen-elemen, negara ini memiliki nilai tawar yang cukup kuat untuk memainkan peran membangun dialog, diplomasi, dan kerja sama dalam beberapa sektor yang menentukan dalam mengatasi konflik dan krisis, di antaranya diplomasi pertahanan keamanan, diplomasi energi, diplomasi ekonomi, dan terutama diplomasi kemaritiman yang menjadi potensi bangsa Indonesia.


Jokowi dan Prabowo

Selama kepemimpinannya sebagai kepala negara dan pemerintahan Indonesia hampir 10 terakhir, Jokowi dikenal mengutamakan kepentingan nasional (national interest first). Oleh karena mempunyai kepekaan yang tinggi dalam membela kepentingan rakyat, bukan saja telah menunaikan tugas dan darmanya dengan komprehensif, tetapi juga berhasil mengantarkan salah satu anggota kabinetnya, Prabowo Subiyanto sebagai presiden terpilih yang berpasangan dengan Gibran Rakabuming Raka sebagai wakil presiden terpilih dalam satu putaran.

Hal itu suatu kemajuan dalam perkembangan sosial, politik, dan keamanan Indonesia dimana perhelatan Pilpres 2024 lebih efisien dari pada sebelumnya karena digelar dalam satu putaran, sehingga menghemat anggaran negara.

Sejumlah pembangunan prioritas telah didesain dan dikembangkan skala prioritas pada model pembangunan baru yang dikenal dengan Indonesia-sentris untuk mewujudkan cita-cita negara ideal Indonesia menurut UUD 1945, melindungi segenap bangsa, menyejahterakan rakyat dan mencerdaskan kehidupan bangsa.

Strategi pembangunan Jokowi tersebut telah meyakinkan Prabowo untuk semakin percaya diri dalam membawa prestasi dan kemajuan bangsa di luar negeri. Sebaliknya apabila strategi pembangunan Indonesia sentris kurang berhasil, maka bukan saja diplomasi internasional mengalami kegagalan dan tidak mendapatkan respons dari negara-negara sahabat sesuai fatsun politik luar negeri Indonesia, “thousand friends, zero enemy”.

Indonesia memang memiliki target jangka panjang untuk membangun keunggulan saat bangsa ini berada di usia 100 tahun, pada 2045. Oleh karena itu, pemerintahan baru di bawah Prabowo-Gibran perlu berkonsentrasi pada upaya memanfaatkan bonus demografi kaum muda milenial dan bahkan generasi Z yang jumlahnya di atas 100 juta.

Mereka merupakan salah satu harapan dan tulang punggung pembangunan Indonesia ke depan. Karena pada kaum muda ini diharapkan menjadi modal sosial penting dalam mencapai keunggulan kompetitif dan keunggulan komparatif untuk meraih target sebagai negara kuat dan menempati urutan 5-10 besar negara dengan tingkat ekonomi menegah ke atas (mindle upper income country).

Berbagai potensi sumber daya alam dan lingkungan dapat menjadi kekuatan baru apabila dapat dikelola dengan baik ke depan oleh generasi muda, dengan mengutamakan kepentingan negara dan publik di atas kepentingan kelompok dan diri sendiri.

Melalui model kepemimpinan yang berkesinambungan dari Jokowi ke Prabowo ini, maka sebuah upaya pembangunan manusia Indonesia dapat diwujudkan. Hanya dengan manusia unggul yang dapat membawa bangsa ini ke arah yang lebih maju di tengah persaingan antarbangsa, baik di kawasan Asia Tenggara dan global. Sehingga generasi muda, khususnya generasi milenial, dapat melanjutkan estafet kepemimpinan nasional ke depan agar Indonesia mencapai cita-citanya menuju negara dan masyarakat adil dan makmur dapat diwujudkan.

*) Emi Wiranto adalah Mahasiswi program doktor STIK-PTIK
 



 

Pewarta : Emi Wiranto *)
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024