Jakarta (ANTARA) - Badan Pangan Nasional (Bapanas) meluncurkan rumah pangan beragam, bergizi, seimbang, dan aman (B2SA) di Lamongan, Jawa Timur, guna menurunkan dan menekan kasus stunting di daerah tersebut.
"Badan Pangan Nasional di tahun 2024 ini melaksanakan pengembangan Rumah Pangan B2SA di 175 titik lokasi desa prioritas penanganan stunting dan rentan rawan pangan, dan delapan lokasi ada di Provinsi Jawa Timur," kata Deputi Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan Bapanas Andriko Noto Susanto dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.
Andriko menyampaikan bahwa program B2SA menjadi salah satu fokus Bapanas dalam mendukung penurunan stunting melalui pemenuhan pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman sehingga setiap individu dapat hidup sehat, aktif, dan produktif.
Ia mengatakan bahwa hal itu juga menjadi arahan dan fokus dari Kepala Bapanas Arief Prasetyo Adi sehingga kasus stunting dapat di atasi terutama di daerah Lamongan.
Ia menjelaskan tujuan Rumah Pangan B2SA adalah menyosialisasikan, mengedukasi dan mengimplementasikan ke masyarakat untuk menerapkan pola konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang.
"Dan aman sehari-hari dalam meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat sekaligus mengintervensi dengan pemberian makanan B2SA kepada anak stunting, anak gizi buruk, anak gizi kurang, ibu hamil, dan ibu menyusui," ungkap Andriko.
Ia mengatakan bahwa pemerintah berkomitmen untuk menekan angka stunting melalui program Rumah Pangan B2SA. Dia berharap intervensi yang dilakukan pihaknya dapat menjadi salah satu upaya dalam penanganan angka stunting di Indonesia.
"Kami berharap kegiatan Rumah Pangan B2SA di Provinsi Jawa Timur ini dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan berkelanjutan dengan sumber pendanaan lainnya, misalnya dengan dana desa dan APBD, sehingga dapat menjadi percontohan untuk direplikasi di lokasi lainnya di Provinsi Jawa Timur," tutur Andriko.
Sementara itu, Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan Bapanas Rinna Syawal mengatakan Rumah Pangan B2SA menyediakan makanan yang akan diberikan kepada penerima manfaat, yaitu anak dengan gizi buruk, anak stunting, ibu hamil, dan ibu menyusui.
Pemberian makanan B2SA, kata Rinna, akan dilakukan sebanyak 40 kali dengan frekuensi tiga kali seminggu dan setiap pukul 09:00 WIB. Menurutnya, pemenuhan pangan sangat penting sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas, sehat, aktif, dan produktif.
Selain itu, pemenuhan kebutuhan pangan bagi masyarakat tidak hanya ditekankan pada aspek kuantitas, tetapi juga kualitas termasuk keragaman pangan lokal, keamanan pangan, keseimbangan gizi serta kelestarian lingkungan.
Rumah Pangan B2SA merupakan salah satu komponen dari program Bapanas bertajuk 'Desa B2SA' yang di dalamnya terdiri atas tiga pilar komponen ketahanan pangan antara lain Teras Pangan, Gerai Pangan, dan Rumah Pangan itu sendiri.
"Program ini sudah dilaksanakan di 75 lokus yang ditetapkan pada tahun 2023 dan pada tahun 2024. Bapanas menambah jumlah lokus menjadi 175 desa pada 33 provinsi di seluruh Indonesia," kata Rinna.
Baca juga: Stok beras candangan pangan pemerintah aman hadapi Idul Adha
Baca juga: Bapanas sebut Presiden Jokowi setujui bantuan beras 10 kilogram dilanjutkan
Pelaksanaan program Rumah Pangan B2SA bekerjasama dengan pemerintah daerah serta Tim Penggerak PKK (TP PKK) dan bidan desa/kelurahan setempat. Bidan desa/kelurahan akan melakukan identifikasi dan pendataan penerima manfaat, serta memantau perkembangan kesehatan dan gizi mereka.
Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Lamongan Anis Kartika Yuhronur Efendi berharap program itu dapat membantu meningkatkan status gizi anak-anak dan kesadaran ibu-ibu di Lamongan tentang asupan makanan yang beragam, bergizi seimbang, serta aman.
“Dengan asupan gizi yang seimbang dan aman, diharapkan angka stunting di Lamongan dapat ditekan," kata Kartika.