Surabaya (ANTARA) -
Indonesia Darurat Hacker, Istilah itu mungkin yang menjadi trending saat ini. Betapa tidak? Publik digegerkan dengan berhasil diretas atau dibobolnya Pusat Data Nasional (PDN) oleh hacker. Tak tanggung-tanggung, 56 instansi pemerintah pusat pun diretas lewat serangan Ransomware sejak 20 Juni 2024 hingga kemudian Menkominfo Budi Arie Setiadi pun melakukan rapat kerja bersama Komisi I DPR RI guna membahas peretasan PDN pada Kamis (27/6/2024).
Namun ternyata, tanggal peristiwa serangan siber atas data PDN tersebut, sama dengan tanggal peretasan akun google anggota DPD RI Terpilih asal Jawa Timur.
Adalah Lia Istifhama, perempuan cantik yang selama ini dikenal sebagai aktivis sosial yang kerap menyuarakan gagasan di tengah publik. Secara gamblang, ia pun menceritakan kronologinya.
“Iya, akun Google pribadi, yaitu liaistifhama@gmail.com, diretas oleh hacker pada 20 Juni 2024. Saat saya tiba di rumah setelah acara di Jember, tiba-tiba akun Google sudah log out dari perangkat HP saya yang saat itu saya tinggal di rumah. Ini kan aneh. Padahal ada autentifikasi dua faktor. Sehingga jikalau saya tidak menekan ‘Iya, izinkan itu saya’, seharusnya kan gagal login. Tapi ternyata ini berhasil tanpa ada permitted atau izin dari saya.”
“Dan hacker ini memang canggih sekali. Terbukti ia bisa mematikan semua autentifikasi dua faktor yang seharusnya muncul di perangkat HP, mengubah sandi, mengubah nomer telpon dan email pemulihan. Semua mereka ubah tanpa ada history di email. Karena kebetulan melalui layar perangkat HP, saya masih bisa membaca email tapi hanya mode membaca. Tidak bisa menulis apapun karena terkunci.”
Kata canggih yang diucapkannya, bukan isapan jempol. Karena ning Lia, sapaan akrab keponakan Gubernur Jatim 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa tersebut, sudah mencoba meminta tolong banyak ahli IT bahkan mengunjungi kantor Google Indonesia, namun hasilnya masih nihil.
“Pasca kejadian peretasan, saya sudah mencoba menggali informasi dari banyak teman yang expert atau ahli IT, tapi mereka hanya bisa geleng-geleng karena case saya ini memang unik, rumit, dan sepertinya baru bagi mereka. Saya juga sampai mengunjungi langsung kantor resmi Google Indonesia di kawasan SCBD, tepatnya di gedung Pacific Century Place Jakarta pada 24/6/2024. Namun hanya disampaikan oleh petugas sekuritas, bahwa persoalan legal maupun peretasan seperti ini, dibawah kewenangan Google Singapura.”
“Petugas sekuritas yang menerima saya pada Senin pukul 11 siang itu, hanya memberikan saran untuk mengirimkan email ke reception-id@google.com, namun tidak ada respon sama sekali hingga saat ini,” terangnya.
Wajar jika senator terpilih itu kecewa, karena akun googlenya merupakan pusat data akses google foto dan google drive yang aktif berlangganan 2 terabyte (TB) per tahun.
“Kebetulan akun google saya menyatu sebagai akses google foto dan drive yang mana saya sudah langganan resmi dua terabyte (TB) per tahun. Tapi ternyata tidak ada keamanan data karena semua data pribadi dengan mudah dikuasai hacker. Autentikasi dua faktor maupun bentuk pengamanan lainnya, seperti rutin mengubah password dan sebagainya, namun ternyata tidak memiliki fungsi jika merujuk pada pengalaman saya.”
“Sampai saat ini, di HP saya, beberapa kali muncul notifikasi perubahan sandi semenjak akun tersebut dikuasai hacker. Tapi saya hanya membaca notif tanpa bisa melakukan apapun.,” jelasnya.
Ditambahkan olehnya, bahwa sebelum akun google-nya diretas, ia beberapa kali mengalami bentuk cyber crime.
“Sebelumnya, beberapa hari memang sempat ada upaya pembobolan yang dialami akun google saya yang lain dan juga google suami saya. Instagram pun sempat mengalami upaya pembobolan. Tapi semenjak akun google utama berhasil diretas, upaya pembobolan ke semua akses digital lainnya tidak lagi dilakukan. Namun diluar konteks peretasan oleh hacker, saya beberapa kali mengalami kejadian tidak menyenangkan dalam cyber crime ini.”
“Semenjak penetapan anggota DPD RI oleh KPU RI, memang saya berulang kali mengalami tidak nyamannya kejahatan cyber. Diantaranya, halaman Wikipedia dengan nama Lia Istifhama terblokir dan semua akun Wikipedia yang pernah mengisi di halaman tersebut, juga terblokir dan tidak bisa digunakan lagi. Kemudian, nomer Whatsapp saya juga mengalami kejadian aneh yang mana tidak bisa digunakan sekian menit dan semua pesan yang dikirim tidak masuk dalam history. Hingga kemudian terblokir tiba-tiba pada 27/4/2024.”
Bukan hanya akun sosial media miliknya sendiri, akun relawan pun mengalami hal yang tidak menyenangkan.
“Instagram saya dan relawan juga pernah mengalami shadow blokir. Hal ini mengingatkan kita pada yang dialami artis Tengku Dewi Putri tatkala ia membuka kasus perselingkuhan suaminya.”
Terkait peretasan PDN yang berujung pemerasan oleh hacker dengan meminta tebusan senilai Rp. 131 miliar, maka hal tersebut tidak dialami oleh Lia Istifhama.
“Kebetulan hacker tidak menghubungi saya terkait uang tebusan berkenaan dengan peretasan akun google saya. Jadi bedanya pada motif jika saya lihat,” tambahnya.
Dan kini, setelah melakukan beragam upaya namun belum menemukan solusi itulah, maka politisi yang meraih suara tertinggi nasional kategori senator perempuan non petahana itu, menyampaikan ke media agar menjadi pesan publik bahwa keamanan digital sangat lemah.
“Goal saya jelas, menyampaikan bahwa keamanan digital sangat lemah. Terbukti meskipun sudah menggunakan sandi yang tergolong ‘kuat’, menerapkan autentifikasi dua faktor, menyertakan akun pemulihan maupun nomer telpon, ternyata semua itu tidak berfungsi dan sangat mudah dibobol. Parahnya, kita sebagai pengguna google pun tidak bisa berbuat banyak. Padahal itu one stop information.”
“Dan dengan kejadian yang sama yang dialami oleh PDN, maka ini reminder bersama bahwa Indonesia memang daurat hacker,” pungkasnya.
Indonesia Darurat Hacker, Istilah itu mungkin yang menjadi trending saat ini. Betapa tidak? Publik digegerkan dengan berhasil diretas atau dibobolnya Pusat Data Nasional (PDN) oleh hacker. Tak tanggung-tanggung, 56 instansi pemerintah pusat pun diretas lewat serangan Ransomware sejak 20 Juni 2024 hingga kemudian Menkominfo Budi Arie Setiadi pun melakukan rapat kerja bersama Komisi I DPR RI guna membahas peretasan PDN pada Kamis (27/6/2024).
Namun ternyata, tanggal peristiwa serangan siber atas data PDN tersebut, sama dengan tanggal peretasan akun google anggota DPD RI Terpilih asal Jawa Timur.
Adalah Lia Istifhama, perempuan cantik yang selama ini dikenal sebagai aktivis sosial yang kerap menyuarakan gagasan di tengah publik. Secara gamblang, ia pun menceritakan kronologinya.
“Iya, akun Google pribadi, yaitu liaistifhama@gmail.com, diretas oleh hacker pada 20 Juni 2024. Saat saya tiba di rumah setelah acara di Jember, tiba-tiba akun Google sudah log out dari perangkat HP saya yang saat itu saya tinggal di rumah. Ini kan aneh. Padahal ada autentifikasi dua faktor. Sehingga jikalau saya tidak menekan ‘Iya, izinkan itu saya’, seharusnya kan gagal login. Tapi ternyata ini berhasil tanpa ada permitted atau izin dari saya.”
“Dan hacker ini memang canggih sekali. Terbukti ia bisa mematikan semua autentifikasi dua faktor yang seharusnya muncul di perangkat HP, mengubah sandi, mengubah nomer telpon dan email pemulihan. Semua mereka ubah tanpa ada history di email. Karena kebetulan melalui layar perangkat HP, saya masih bisa membaca email tapi hanya mode membaca. Tidak bisa menulis apapun karena terkunci.”
Kata canggih yang diucapkannya, bukan isapan jempol. Karena ning Lia, sapaan akrab keponakan Gubernur Jatim 2019-2024 Khofifah Indar Parawansa tersebut, sudah mencoba meminta tolong banyak ahli IT bahkan mengunjungi kantor Google Indonesia, namun hasilnya masih nihil.
“Pasca kejadian peretasan, saya sudah mencoba menggali informasi dari banyak teman yang expert atau ahli IT, tapi mereka hanya bisa geleng-geleng karena case saya ini memang unik, rumit, dan sepertinya baru bagi mereka. Saya juga sampai mengunjungi langsung kantor resmi Google Indonesia di kawasan SCBD, tepatnya di gedung Pacific Century Place Jakarta pada 24/6/2024. Namun hanya disampaikan oleh petugas sekuritas, bahwa persoalan legal maupun peretasan seperti ini, dibawah kewenangan Google Singapura.”
“Petugas sekuritas yang menerima saya pada Senin pukul 11 siang itu, hanya memberikan saran untuk mengirimkan email ke reception-id@google.com, namun tidak ada respon sama sekali hingga saat ini,” terangnya.
Wajar jika senator terpilih itu kecewa, karena akun googlenya merupakan pusat data akses google foto dan google drive yang aktif berlangganan 2 terabyte (TB) per tahun.
“Kebetulan akun google saya menyatu sebagai akses google foto dan drive yang mana saya sudah langganan resmi dua terabyte (TB) per tahun. Tapi ternyata tidak ada keamanan data karena semua data pribadi dengan mudah dikuasai hacker. Autentikasi dua faktor maupun bentuk pengamanan lainnya, seperti rutin mengubah password dan sebagainya, namun ternyata tidak memiliki fungsi jika merujuk pada pengalaman saya.”
“Sampai saat ini, di HP saya, beberapa kali muncul notifikasi perubahan sandi semenjak akun tersebut dikuasai hacker. Tapi saya hanya membaca notif tanpa bisa melakukan apapun.,” jelasnya.
Ditambahkan olehnya, bahwa sebelum akun google-nya diretas, ia beberapa kali mengalami bentuk cyber crime.
“Sebelumnya, beberapa hari memang sempat ada upaya pembobolan yang dialami akun google saya yang lain dan juga google suami saya. Instagram pun sempat mengalami upaya pembobolan. Tapi semenjak akun google utama berhasil diretas, upaya pembobolan ke semua akses digital lainnya tidak lagi dilakukan. Namun diluar konteks peretasan oleh hacker, saya beberapa kali mengalami kejadian tidak menyenangkan dalam cyber crime ini.”
“Semenjak penetapan anggota DPD RI oleh KPU RI, memang saya berulang kali mengalami tidak nyamannya kejahatan cyber. Diantaranya, halaman Wikipedia dengan nama Lia Istifhama terblokir dan semua akun Wikipedia yang pernah mengisi di halaman tersebut, juga terblokir dan tidak bisa digunakan lagi. Kemudian, nomer Whatsapp saya juga mengalami kejadian aneh yang mana tidak bisa digunakan sekian menit dan semua pesan yang dikirim tidak masuk dalam history. Hingga kemudian terblokir tiba-tiba pada 27/4/2024.”
Bukan hanya akun sosial media miliknya sendiri, akun relawan pun mengalami hal yang tidak menyenangkan.
“Instagram saya dan relawan juga pernah mengalami shadow blokir. Hal ini mengingatkan kita pada yang dialami artis Tengku Dewi Putri tatkala ia membuka kasus perselingkuhan suaminya.”
Terkait peretasan PDN yang berujung pemerasan oleh hacker dengan meminta tebusan senilai Rp. 131 miliar, maka hal tersebut tidak dialami oleh Lia Istifhama.
“Kebetulan hacker tidak menghubungi saya terkait uang tebusan berkenaan dengan peretasan akun google saya. Jadi bedanya pada motif jika saya lihat,” tambahnya.
Dan kini, setelah melakukan beragam upaya namun belum menemukan solusi itulah, maka politisi yang meraih suara tertinggi nasional kategori senator perempuan non petahana itu, menyampaikan ke media agar menjadi pesan publik bahwa keamanan digital sangat lemah.
“Goal saya jelas, menyampaikan bahwa keamanan digital sangat lemah. Terbukti meskipun sudah menggunakan sandi yang tergolong ‘kuat’, menerapkan autentifikasi dua faktor, menyertakan akun pemulihan maupun nomer telpon, ternyata semua itu tidak berfungsi dan sangat mudah dibobol. Parahnya, kita sebagai pengguna google pun tidak bisa berbuat banyak. Padahal itu one stop information.”
“Dan dengan kejadian yang sama yang dialami oleh PDN, maka ini reminder bersama bahwa Indonesia memang daurat hacker,” pungkasnya.