Mataram (ANTARA) - Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, mengoptimalkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Sandubaya lama sebagai upaya antisipasi penutupan sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat.
"Informasi dari provinsi mulai Sabtu (29/6) TPA akan ditutup sementara hingga lima hari ke depan," kata Kepala DLH Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Jumat.
Penutupan TPA itu karena akan dibuka landfill baru di samping landfill yang sudah ada. Sebelum digunakan lahan baru dilakukan pemasangan instalasi geomembrane untuk lapisan kedap air dan gas.
"Harapan kita pemasangan geomembrane bisa selesai tepat waktu. Jika tidak, kita khawatir terjadi penumpukan di areal publik," katanya.
Baca juga: Volume sampah di Mataram berkurang setelah TPST modern beroperasi
Terkait dengan itu, lanjutnya, selama TPA ditutup pihaknya mengoptimalkan TPST Sandubaya lama sebagai tempat penampungan sementara sampai TPA kembali dibuka.
Selama kapasitas TPST Sandubaya memadai, DLH menjamin tidak ada penumpukan sampah di areal publik karena sistem pengangkutan sampah akan tetap dilakukan setiap hari oleh petugas secara normal.
"Penumpukan di TPS mungkin ya ada peningkatan, tapi untuk di areal publik kita pastikan bisa tertangani maksimal," katanya.
Baca juga: Masyarakat Mataram didorong buang sampah ke TPST Sandubaya
Sedangkan untuk di TPST modern Sandubaya, katanya, saat ini masih tahap uji coba dan para pekerja masih tahap penyesuaian untuk pemilihan sampah secara cepat dengan volume sampah yang sudah bisa diolah lebih dari 20 ton dari target 46 ton sampah per hari di dua kecamatan.
"Kegiatan uji coba ditargetkan selama dua bulan, kita hanya terkendala SDM yang belum terbiasa," katanya.
Sementara volume sampah di Kota Mataram secara keseluruhan pada enam kecamatan saat ini mencapai 240 ton per hari, dengan rincian 60 persen merupakan sampah organik, 30 persen plastik, sisanya berupa limbah kayu, diapers, kaca, dan sejenisnya.
Baca juga: Petugas TPST Mataram dilengkapi alat pelindung telinga
"Informasi dari provinsi mulai Sabtu (29/6) TPA akan ditutup sementara hingga lima hari ke depan," kata Kepala DLH Kota Mataram Nizar Denny Cahyadi di Mataram, Jumat.
Penutupan TPA itu karena akan dibuka landfill baru di samping landfill yang sudah ada. Sebelum digunakan lahan baru dilakukan pemasangan instalasi geomembrane untuk lapisan kedap air dan gas.
"Harapan kita pemasangan geomembrane bisa selesai tepat waktu. Jika tidak, kita khawatir terjadi penumpukan di areal publik," katanya.
Baca juga: Volume sampah di Mataram berkurang setelah TPST modern beroperasi
Terkait dengan itu, lanjutnya, selama TPA ditutup pihaknya mengoptimalkan TPST Sandubaya lama sebagai tempat penampungan sementara sampai TPA kembali dibuka.
Selama kapasitas TPST Sandubaya memadai, DLH menjamin tidak ada penumpukan sampah di areal publik karena sistem pengangkutan sampah akan tetap dilakukan setiap hari oleh petugas secara normal.
"Penumpukan di TPS mungkin ya ada peningkatan, tapi untuk di areal publik kita pastikan bisa tertangani maksimal," katanya.
Baca juga: Masyarakat Mataram didorong buang sampah ke TPST Sandubaya
Sedangkan untuk di TPST modern Sandubaya, katanya, saat ini masih tahap uji coba dan para pekerja masih tahap penyesuaian untuk pemilihan sampah secara cepat dengan volume sampah yang sudah bisa diolah lebih dari 20 ton dari target 46 ton sampah per hari di dua kecamatan.
"Kegiatan uji coba ditargetkan selama dua bulan, kita hanya terkendala SDM yang belum terbiasa," katanya.
Sementara volume sampah di Kota Mataram secara keseluruhan pada enam kecamatan saat ini mencapai 240 ton per hari, dengan rincian 60 persen merupakan sampah organik, 30 persen plastik, sisanya berupa limbah kayu, diapers, kaca, dan sejenisnya.
Baca juga: Petugas TPST Mataram dilengkapi alat pelindung telinga