Lombok Barat (Antara NTB) - Pemerintah Kabupaten Lombok Barat menggelar syukuran atas dianugerahkannya gelar Pahlawan Nasional tahun 2017 kepada almarhum TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau Maulana Syaikh dari Nusa Tenggara Barat.
"Sebagai pendiri Nahdlatul Wathan (NW) di Pulau Lombok, Maulana Syaikh, juga dianggap sebagai seorang pejuang kemerdekaan dan penggerak pendidikan di NTB," kata Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid, di Gerung.
Almarhum TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dari NTB dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Tahun 2017, bersama dengan almarhum Laksamana Malahayati dari Aceh, almarhum Sultan Mahmud Riayat Syah dari Kepri dan Lafran Pane dari DI Yogyakarta.
Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Kamis (9/11), menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/TAHUN 2017 tanggal 6 November 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Dengan dianugerahkannya gelar tersebut, kata Fauzan, semoga mampu menjadi pemicu dan motivasi untuk pengabdian terbaik bagi rakyat NTB.
Menurut dia, almarhum TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau yang dikenal dengan sebutan Tuan Guru Pancor itu adalah pendiri Nahdlatul Wathan (NW), organisasi Islam berpengaruh di wilayah NTB.
"Nahdathul Wathan sendiri berarti `Kebangkitan Tanah Air`, di mana beliau mempunyai peran penting dalam mengusir penjajah di bumi pertiwi ini," kata Fauzan.
Syukuran tersebut juga dirangkai dengan pengajian umum dan tasyakuran atas keberhasilan kafilah Kabupaten Lombok Barat dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXVII Tingkat Provinsi NTB Tahun 2017 di Kabuapaten Bima beberapa waktu lalu.
Kabupaten Lombok Barat berhasil menjadi juara umum dengan mengoleksi 70 medali dari seluruh cabang lomba yang ada. Disusul Kabupaten Lombok Tengah sebagai juara dua dengan meraih 64 medali, dan Kota Bima berada di urutan tiga dengan 63 medali.
Sesuai komitmen atas keberhasilan tersebut, Pemkab Lombok Barat akan mengumrahkan sembilan peserta bersama dua orang pembimbingnya.
Bupati Fauzan berpesan agar para kafilah tetap fokus untuk menghadapi MTQ Tingkat Nasional Tahun 2018 di Sumatera Utara.
"Jangan terlalu jumawa atas keberhasilan ini, karena MTQ Tingkat Nasional sudah di depan mata. Maka dari sekarang kita persiapkan diri," kata Fauzan. (*)
"Sebagai pendiri Nahdlatul Wathan (NW) di Pulau Lombok, Maulana Syaikh, juga dianggap sebagai seorang pejuang kemerdekaan dan penggerak pendidikan di NTB," kata Bupati Lombok Barat H Fauzan Khalid, di Gerung.
Almarhum TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid dari NTB dianugerahi gelar Pahlawan Nasional Tahun 2017, bersama dengan almarhum Laksamana Malahayati dari Aceh, almarhum Sultan Mahmud Riayat Syah dari Kepri dan Lafran Pane dari DI Yogyakarta.
Presiden Joko Widodo di Istana Negara Jakarta, Kamis (9/11), menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional melalui Keputusan Presiden RI Nomor 115/TK/TAHUN 2017 tanggal 6 November 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional.
Dengan dianugerahkannya gelar tersebut, kata Fauzan, semoga mampu menjadi pemicu dan motivasi untuk pengabdian terbaik bagi rakyat NTB.
Menurut dia, almarhum TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid atau yang dikenal dengan sebutan Tuan Guru Pancor itu adalah pendiri Nahdlatul Wathan (NW), organisasi Islam berpengaruh di wilayah NTB.
"Nahdathul Wathan sendiri berarti `Kebangkitan Tanah Air`, di mana beliau mempunyai peran penting dalam mengusir penjajah di bumi pertiwi ini," kata Fauzan.
Syukuran tersebut juga dirangkai dengan pengajian umum dan tasyakuran atas keberhasilan kafilah Kabupaten Lombok Barat dalam ajang Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) XXVII Tingkat Provinsi NTB Tahun 2017 di Kabuapaten Bima beberapa waktu lalu.
Kabupaten Lombok Barat berhasil menjadi juara umum dengan mengoleksi 70 medali dari seluruh cabang lomba yang ada. Disusul Kabupaten Lombok Tengah sebagai juara dua dengan meraih 64 medali, dan Kota Bima berada di urutan tiga dengan 63 medali.
Sesuai komitmen atas keberhasilan tersebut, Pemkab Lombok Barat akan mengumrahkan sembilan peserta bersama dua orang pembimbingnya.
Bupati Fauzan berpesan agar para kafilah tetap fokus untuk menghadapi MTQ Tingkat Nasional Tahun 2018 di Sumatera Utara.
"Jangan terlalu jumawa atas keberhasilan ini, karena MTQ Tingkat Nasional sudah di depan mata. Maka dari sekarang kita persiapkan diri," kata Fauzan. (*)