Mataram (Antara NTB) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat, mencatat nilai investasi di kota ini hingga bulan November 2017 tercatat Rp20,8 triliun lebih.

"Capaian nilai investasi tersebut merupakan angka kumulatif dari tahun 2014 hingga November 2017," kata Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTST) Kota Mataram Cokorda Sudira Muliarsa di Mataram, Jumat.

Dikatakan, nilai investasi itu bersumber dari beberapa jenis bidang usaha yang meliputi bidang usaha pengadaan barang dan jasa, rumah sakit, bidang usaha konstruksi atau real estate, jasa travel, telekomunikasi, "ticketing", "finance", pariwisata dan terakhir bidang usaha rumah makan.

Jumlah perusahaan di kota ini berdasarkan data tahun 2014 hingga Oktober 2017 sebanyak 3.094 perusahaan, dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebanyak 33.566 orang.

"Dari tahun ke tahun nilai investasi di Kota Mataram terus menunjukkan peningkatan. Harapannya, dengan akan dibangunnya empat hotel besar tahun depan, bisa lebih mendongrak nilai investasi di kota ini," katanya.

Menurutnya, tahun depan ada empat hotel berbintang akan dibangun dengan jumlah lantai di atas delapan lantai.

Empat hotel tersebut adalah, Swiss Bellhotel di kawasan Rembiga sebanyak 13 lantai, Hotel PP di Jalan Udayana dengan 12 lantai, kemudian hotel Lombok Hotel sembilan lantai di Jalan Sriwijaya dan SIM hotel di kawasan Rembiga merencanakan membangun dengan delapan lantai.

"Saat ini hotel dengan jumlah lantai tertinggi adalah hotel Golden Tulip yang saat ini sudah berganti nama dengan Lombok Aston dengan 11 lantai," sebutnya.

Menurutnya, rencana pembangunan empat hotel berbintang masih menunggu pengesahan Perda Rencaan Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang saat ini masih dalam tahap evaluasi di tingkat pemerintah pusat.

"Apabila Perda RTRW sudah rampung, investor siap melaksanakan tahapan pembangunan selanjutnya, sebab sebenarnya mereka tahun ini sudah siap," katanya.

Menyinggung tentang lantai 13 apakah memungkinkan di Mataram atau tidak, Sudira mengatakan hal itu tentunya akan dilakukan kajian teknis lebih lanjut, mengingat keterbatasan lahan di Mataram membuka peluang untuk pengembangunan bangunan vertikal. (*)

Pewarta :
Editor : Awaludin
Copyright © ANTARA 2025