Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) membukukan angka realisasi investasi sepanjang triwulan I tahun ini sebesar Rp8,84 triliun atau setara dengan 33 persen dari target nasional dan 35 persen dari target daerah.
"Penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp6,51 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebanyak Rp2,33 triliun," kata Plt Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Nusa Tenggara Barat Wahyu Hidayat di Mataram, NTB, Rabu.
Sepanjang Januari sampai Maret 2024, realisasi investasi tersebut mampu menyerap 6.914 tenaga kerja lokal dan 66 tenaga kerja asing.
Baca juga: Polda NTB umumkan tersangka investasi bodong FEC usai Lebaran 2024
Wahyu menuturkan tiga sektor penyumbang realisasi investasi terbesar bersumber dari sektor energi dan sumber daya mineral Rp5,56 triliun, perindustrian Rp1,84 triliun, dan pariwisata sebanyak Rp762 miliar.
"Kemudian diikuti sektor perdagangan sebesar Rp286 miliar, transportasi Rp130 miliar, dan ketenagakerjaan Rp104 miliar," ujarnya.
Perkembangan investasi di Nusa Tenggara Barat selalu menunjukkan tren yang positif dari tahun ke tahun. Hal itu tidak terlepas dari efek berganda dari pembangunan proyek strategis nasional, seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan Proyek Smelter.
DPMPTSP Nusa Tenggara Barat mencatat jumlah realisasi investasi menembus angka Rp13,91 triliun pada tahun 2021, lalu meningkat signifikan menjadi Rp21,60 triliun pada tahun 2022, dan sebanyak Rp14,72 triliun pada tahun 2023.
Baca juga: Kemenkeu edukasi masyarakat NTB tentang investasi SBN Ritel
Baca juga: Pj Gubernur NTB sebut kehadiran investor buka peluang ekonomi
"Penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp6,51 triliun dan penanaman modal asing (PMA) sebanyak Rp2,33 triliun," kata Plt Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Nusa Tenggara Barat Wahyu Hidayat di Mataram, NTB, Rabu.
Sepanjang Januari sampai Maret 2024, realisasi investasi tersebut mampu menyerap 6.914 tenaga kerja lokal dan 66 tenaga kerja asing.
Baca juga: Polda NTB umumkan tersangka investasi bodong FEC usai Lebaran 2024
Wahyu menuturkan tiga sektor penyumbang realisasi investasi terbesar bersumber dari sektor energi dan sumber daya mineral Rp5,56 triliun, perindustrian Rp1,84 triliun, dan pariwisata sebanyak Rp762 miliar.
"Kemudian diikuti sektor perdagangan sebesar Rp286 miliar, transportasi Rp130 miliar, dan ketenagakerjaan Rp104 miliar," ujarnya.
Perkembangan investasi di Nusa Tenggara Barat selalu menunjukkan tren yang positif dari tahun ke tahun. Hal itu tidak terlepas dari efek berganda dari pembangunan proyek strategis nasional, seperti Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan Proyek Smelter.
DPMPTSP Nusa Tenggara Barat mencatat jumlah realisasi investasi menembus angka Rp13,91 triliun pada tahun 2021, lalu meningkat signifikan menjadi Rp21,60 triliun pada tahun 2022, dan sebanyak Rp14,72 triliun pada tahun 2023.
Baca juga: Kemenkeu edukasi masyarakat NTB tentang investasi SBN Ritel
Baca juga: Pj Gubernur NTB sebut kehadiran investor buka peluang ekonomi