Mataram (ANTARA) - Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Nusa Tenggara Barat (NTB) menegaskan komitmen mempercepat laju realisasi investasi guna menjamin keberlanjutan pembangunan ekonomi di wilayah tersebut.
"Investasi yang meningkat dapat menyerap tenaga kerja dan menekan angka kemiskinan, sehingga memperbaiki kesejahteraan rakyat secara menyeluruh dan merata," kata Plt Kepala DPMPTSP Nusa Tenggara Barat Wahyu Hidayat di Mataram, Rabu.
Pada triwulan I 2024, realisasi investasi di Nusa Tenggara Barat mencapai Rp8,84 triliun atau 33 persen dari target nasional dan 35 persen dari target daerah.
Realisasi investasi itu didominasi oleh penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp6,51 triliun. Sedangkan, penanaman modal asing (PMA) tercatat sebanyak Rp2,33 triliun.
Baca juga: Realisasi investasi triwulan I di NTB capai Rp8,84 triliun
Wahyu menuturkan pihaknya memiliki empat strategi untuk mencapai realisasi investasi. Pertama, regulasi percepatan perizinan berusaha.
Penyusunan Peraturan Daerah RTRW guna mendukung penyiapan lahan dan ketersediaan lahan untuk kebutuhan investasi serta mendorong pemerintah kabupaten maupun kota menyusun RDTR dengan mengacu pada RTRW Provinsi Nusa Tenggara Barat, sehingga tercipta pemetaan bagi investasi baru.
Kedua, promosi potensi investasi. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten maupun kota berkolaborasi dalam menyediakan peta potensi, video promosi, serta penyusunan dokumen investment project ready to offer.
Ketiga, pemerintah provinsi bersama pemangku kepentingan terkait terutama satuan tugas percepatan investasi Nusa Tenggara Barat terus berkoordinasi dan berkolaborasi dalam mengawal dan memfasilitasi penyelesaian permasalahan investasi yang menjadi hambatan.
Strategi keempat berupa pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal. Pemerintah daerah memberikan kemudahan dan insentif bagi pelaku usaha yang menjalankan aktivitas bisnisnya di Nusa Tenggara Barat dalam bentuk pendampingan, kemudahan, dan percepatan proses perizinan serta insentif lain.
Saat ini sektor penyumbang realisasi investasi terbesar di Nusa Tenggara Barat masih didominasi oleh sektor energi dan sumber daya mineral, perindustrian, dan pariwisata.
Pada Januari sampai Maret 2024, sektor energi dan sumber daya mineral menyumbang angka realisasi investasi sebesar Rp5,56 triliun, perindustrian Rp1,84 triliun, dan pariwisata Rp762 miliar.
"Investasi yang meningkat dapat menyerap tenaga kerja dan menekan angka kemiskinan, sehingga memperbaiki kesejahteraan rakyat secara menyeluruh dan merata," kata Plt Kepala DPMPTSP Nusa Tenggara Barat Wahyu Hidayat di Mataram, Rabu.
Pada triwulan I 2024, realisasi investasi di Nusa Tenggara Barat mencapai Rp8,84 triliun atau 33 persen dari target nasional dan 35 persen dari target daerah.
Realisasi investasi itu didominasi oleh penanaman modal dalam negeri (PMDN) sebesar Rp6,51 triliun. Sedangkan, penanaman modal asing (PMA) tercatat sebanyak Rp2,33 triliun.
Baca juga: Realisasi investasi triwulan I di NTB capai Rp8,84 triliun
Wahyu menuturkan pihaknya memiliki empat strategi untuk mencapai realisasi investasi. Pertama, regulasi percepatan perizinan berusaha.
Penyusunan Peraturan Daerah RTRW guna mendukung penyiapan lahan dan ketersediaan lahan untuk kebutuhan investasi serta mendorong pemerintah kabupaten maupun kota menyusun RDTR dengan mengacu pada RTRW Provinsi Nusa Tenggara Barat, sehingga tercipta pemetaan bagi investasi baru.
Kedua, promosi potensi investasi. Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat bersama pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten maupun kota berkolaborasi dalam menyediakan peta potensi, video promosi, serta penyusunan dokumen investment project ready to offer.
Ketiga, pemerintah provinsi bersama pemangku kepentingan terkait terutama satuan tugas percepatan investasi Nusa Tenggara Barat terus berkoordinasi dan berkolaborasi dalam mengawal dan memfasilitasi penyelesaian permasalahan investasi yang menjadi hambatan.
Strategi keempat berupa pemberian insentif dan kemudahan penanaman modal. Pemerintah daerah memberikan kemudahan dan insentif bagi pelaku usaha yang menjalankan aktivitas bisnisnya di Nusa Tenggara Barat dalam bentuk pendampingan, kemudahan, dan percepatan proses perizinan serta insentif lain.
Saat ini sektor penyumbang realisasi investasi terbesar di Nusa Tenggara Barat masih didominasi oleh sektor energi dan sumber daya mineral, perindustrian, dan pariwisata.
Pada Januari sampai Maret 2024, sektor energi dan sumber daya mineral menyumbang angka realisasi investasi sebesar Rp5,56 triliun, perindustrian Rp1,84 triliun, dan pariwisata Rp762 miliar.