Jakarta (ANTARA) -
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas meresmikan Sekolah Tinggi Agama Hindu Negeri (STAHN) Jawa Dwipa Klaten, Jawa Tengah sekaligus meluncurkan kitab suci agama Hindu ramah disabilitas.
"Dengan adanya STAHN Jawa Dwipa kita berharap akan lahir generasi muda Hindu yang tidak hanya unggul dalam bidang akademis, tetapi juga memiliki integritas, moralitas, dan spiritualitas yang kuat," ujar Menag dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.
Dua agenda besar yang menjadi program Prioritas Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu (Ditjen Bimas Hindu) tersebut dirangkai dengan satu ajang besar yaitu festival keagamaan Hindu Utsawa Dharmagita (UDG) Nasional XV 2024.
Dengan peresmian itu, STAHN Jawa Dwipa yang sebelumnya bernama Sekolah Tinggi Hindu Dharma (STHD) resmi menjadi lembaga Pendidikan Tinggi Keagamaan Hindu Negeri (PTKHN) pertama di Pulau Jawa.
Menag mengatakan STAHN Jawa Dwipa diharapkan mampu menjadi pusat keunggulan dalam pendidikan agama Hindu di Pulau Jawa.
"Dengan kurikulum yang integratif dan inovatif, serta dukungan dari tenaga pengajar yang kompeten, saya yakin STAHN Jawa Dwipa akan mampu melahirkan lulusan-lulusan yang siap berkontribusi positif bagi masyarakat, bangsa, dan negara," kata dia.
Selain meresmikan STAHN Jawa Dwipa, Menag juga meluncurkan secara resmi Kitab Suci Agama Hindu Ramah Disabilitas.
Menag mengungkapkan bahwa Indonesia telah lama dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, kemanusiaan, dan inklusivitas.
Menag mengungkapkan bahwa Indonesia telah lama dikenal sebagai negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi, kemanusiaan, dan inklusivitas.
"Salah satu wujud dari komitmen ini adalah memberikan perhatian khusus kepada saudara-saudara kita yang memiliki disabilitas. Inisiatif untuk menghadirkan Kitab Suci Agama Hindu dalam format yang ramah bagi penyandang disabilitas adalah langkah nyata yang sangat mulia," katanya.
Kitab suci, kata Menag, merupakan pedoman hidup yang penting bagi setiap umat beragama. Oleh karena itu, akses yang setara terhadap kitab suci adalah hak dasar yang harus dipenuhi.
Dengan adanya kitab suci yang ramah disabilitas, Menag berharap bahwa semua umat Hindu tanpa terkecuali dapat mengakses dan memahami ajaran-ajaran suci yang terkandung di dalamnya.
Sementara itu, Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija mengungkapkan bahwa Peraturan Menteri Agama (PMA) ini menjadi momen bersejarah bagi umat Hindu khususnya di Pulau Jawa, karena dengan perubahan status ini menjadikan STAHN Jawa Dwipa satu-satunya kampus Negeri berbasis keagamaan Hindu di Pulau Jawa.
Selain itu, Ditjen Bimas Hindu pada 2024 ini juga mengadakan Kitab Suci bagi penyandang disabilitas sebanyak 242 set dengan rincian dalam bentuk braille sebanyak 82 set, audio book 80 set, dan dalam bentuk bahasa isyarat sebanyak 80 set.
Baca juga: Bali menjadi pilot project pendidikan Widyalaya
Baca juga: Widyalaya adalah terobosan baru pendidikan Hindu di Indonesia
Baca juga: Bali menjadi pilot project pendidikan Widyalaya
Baca juga: Widyalaya adalah terobosan baru pendidikan Hindu di Indonesia
Pustaka Suci Upadesa dan Panca Sraddha dipilih sebagai sumber Ajaran Agama Hindu dalam bentuk Braille dan Audio book untuk penyandang disabilitas Tuna Netra dan Pustaka Suci Panca Sraddha dalam bentuk bahasa isyarat untuk penyandang disabilitas Tuna Rungu.
Adapun Penyediaan Kitab Suci Hindu ramah disabilitas ini bekerja sama dengan Yayasan Mitra Netra Jakarta Selatan dan Genta Media Kreasi Jakarta Timur.
"Penyebarannya/pendistribusian Kitab Suci ramah disabilitas akan dilakukan berdasarkan data umat Hindu penyandang disabilitas yang diterima Ditjen Bimas Hindu dari beberapa provinsi di seluruh Indonesia," kata dia.