Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, segera memulai kegiatan fisik penataan dan revitalisasi objek wisata Pantai Ampenan, agar menjadi destinasi wisata unggulan yang aman dan representatif.
"Untuk tender dan kontrak sudah selesai. InsyaAllah, Senin (22/7), kegiatan fisik revitalisasi dimulai," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Jumat.
Kegiatan revitalisasi Pantai Ampenan ini dilaksanakan dengan menggunakan anggaran bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp4,5 miliar.
Baca juga: Pemkot Mataram butuh Rp45 miliar untuk pengaman tanggul pantai
Dikatakan, tahapan revitalisasi saat ini sedang dilakukan sosialisasi kembali kepada semua pihak pemangku kepentingan yang akan terdampak terhadap kegiatan tersebut.
Pemangku kepentingan yang dimaksudkan antara lain aparat lingkungan sekitar, kelurahan, kecamatan, TNI/Polri, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta para pedagang kaki lima (PKL) yang ada di kawasan Pantai Ampenan.
Pasalnya selama kegiatan revitalisasi dilaksanakan, pedagang akan direlokasi secara bertahap ke bagian selatan dan disesuaikan dengan lokasi.
"PKL ini menjadi bagian prioritas yang akan kita tata," katanya.
Baca juga: Lapangan futsal dibangun di pinggir Pantai Ampenan Mataram
Dalam konsep revitalisasi Pantai Ampenan dengan anggaran Rp4,5 miliar, menurut dia, dilaksanakan tiga kegiatan meliputi penataan lapak pedagang, plaza untuk menempatkan 17 "berugak" atau gazebo, dan mini "amphitheater" atau gelanggang pertunjukan seni dan budaya dengan kapasitas maksimal 1.000 orang.
Selain itu, objek wisata Pantai Ampenan juga akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas mitigasi bencana untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung sebab kawasan itu merupakan titik rawan abrasi, gelombang pasang, dan tsunami.
"Karena itu, dari anggaran Rp4,5 miliar, Rp200 juta diantaranya untuk pengadaan fasilitas mitigasi bencana," katanya.
Baca juga: Wisata Pantai Ampenan Mataram dilengkapi mitigasi bencana
Dengan anggaran itu, peralatan mitigasi bencana yang disiapkan antara lain, alat komunikasi darurat sebanyak 1 unit, rambu bencana atau papan informasi bencana sebanyak 15 unit, dan rambu titik kumpul 25 unit, rambu jalur evakuasi 25 unit, dan sirene tsunami 2 unit.
"Kita juga akan menyiapkan alat pemadam api ringan (apar). Dengan demikian, penataan destinasi wisata ini bisa paripurna," katanya.
Dikatakan, penyiapan mitigasi bencana tersebut merupakan rekomendasi dari kementerian untuk menciptakan sebuah destinasi wisata yang aman dan nyaman termasuk dari potensi bencana.
Cahya menambahkan, setelah kegiatan revitalisasi Pantai Ampenan rampung pada Desember 2024, pengelolaan akan diserahkan ke Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Ampenan.
"Tujuannya, agar objek wisata Pantai Ampenan dapat dikelola lebih maksimal," katanya.
Baca juga: Sebanyak 17 "berugak" disiapkan di Pantai Ampenan Mataram
Baca juga: Pantai Ampenan Mataram siap dilengkapi mini "amphitheater"
"Untuk tender dan kontrak sudah selesai. InsyaAllah, Senin (22/7), kegiatan fisik revitalisasi dimulai," kata Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kota Mataram Cahya Samudra di Mataram, Jumat.
Kegiatan revitalisasi Pantai Ampenan ini dilaksanakan dengan menggunakan anggaran bantuan dari pemerintah pusat sebesar Rp4,5 miliar.
Baca juga: Pemkot Mataram butuh Rp45 miliar untuk pengaman tanggul pantai
Dikatakan, tahapan revitalisasi saat ini sedang dilakukan sosialisasi kembali kepada semua pihak pemangku kepentingan yang akan terdampak terhadap kegiatan tersebut.
Pemangku kepentingan yang dimaksudkan antara lain aparat lingkungan sekitar, kelurahan, kecamatan, TNI/Polri, Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis), serta para pedagang kaki lima (PKL) yang ada di kawasan Pantai Ampenan.
Pasalnya selama kegiatan revitalisasi dilaksanakan, pedagang akan direlokasi secara bertahap ke bagian selatan dan disesuaikan dengan lokasi.
"PKL ini menjadi bagian prioritas yang akan kita tata," katanya.
Baca juga: Lapangan futsal dibangun di pinggir Pantai Ampenan Mataram
Dalam konsep revitalisasi Pantai Ampenan dengan anggaran Rp4,5 miliar, menurut dia, dilaksanakan tiga kegiatan meliputi penataan lapak pedagang, plaza untuk menempatkan 17 "berugak" atau gazebo, dan mini "amphitheater" atau gelanggang pertunjukan seni dan budaya dengan kapasitas maksimal 1.000 orang.
Selain itu, objek wisata Pantai Ampenan juga akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas mitigasi bencana untuk keamanan dan kenyamanan pengunjung sebab kawasan itu merupakan titik rawan abrasi, gelombang pasang, dan tsunami.
"Karena itu, dari anggaran Rp4,5 miliar, Rp200 juta diantaranya untuk pengadaan fasilitas mitigasi bencana," katanya.
Baca juga: Wisata Pantai Ampenan Mataram dilengkapi mitigasi bencana
Dengan anggaran itu, peralatan mitigasi bencana yang disiapkan antara lain, alat komunikasi darurat sebanyak 1 unit, rambu bencana atau papan informasi bencana sebanyak 15 unit, dan rambu titik kumpul 25 unit, rambu jalur evakuasi 25 unit, dan sirene tsunami 2 unit.
"Kita juga akan menyiapkan alat pemadam api ringan (apar). Dengan demikian, penataan destinasi wisata ini bisa paripurna," katanya.
Dikatakan, penyiapan mitigasi bencana tersebut merupakan rekomendasi dari kementerian untuk menciptakan sebuah destinasi wisata yang aman dan nyaman termasuk dari potensi bencana.
Cahya menambahkan, setelah kegiatan revitalisasi Pantai Ampenan rampung pada Desember 2024, pengelolaan akan diserahkan ke Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pantai Ampenan.
"Tujuannya, agar objek wisata Pantai Ampenan dapat dikelola lebih maksimal," katanya.
Baca juga: Sebanyak 17 "berugak" disiapkan di Pantai Ampenan Mataram
Baca juga: Pantai Ampenan Mataram siap dilengkapi mini "amphitheater"