Lombok Timur, NTB (ANTARA) - Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) Hassanudin, didampingi beberapa pejabat pemerintah provinsi melakukan ziarah ke Makam Pahlawan Nasional TGKH Zainuddin Abdul Madjid di Pancor, Lombok Timur, Sabtu.

Kedatangan Pj Gubernur NTB disambut oleh cucu Maulana Syaikh Hj Sitti Rohmi Djalilah dan Ketua Yayasan Pendidikan Hamzanwadi Pondok Pesantren Darunnahdlatain Nahdlatul Wathan Pancor, HM.Jamaluddin.

Di hadapan Pj Gubernur Hassanudin, Hj Sitti Rohmi Djalilah yang biasa dipanggil Umi Rohmi, banyak menceritakan tentang bagaimana sejarah Maulana Syaikh melakukan perlawanan kepada penjajah Belanda dari jalur pendidikan.

Umi Rohmi mengatakan perjuangan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid sejak sekembalinya dari Makkah pada 1934, mendirikan Nahdlatul Wathan Diniyah Islamiyah (NWDI) pada 22 Agustus 1937.

"Madrasah ini didirikan khusus untuk mendidik kaum pria," kata Umi Rohmi.

Pada saat itu pemerintah kolonial melakukan pengawasan yang ketat terhadap madrasah, meski sudah diizinkan beroperasi. Namun, karena dianggap membahayakan, pemerintah kolonial sempat ingin menutup madrasah tersebut.

Upaya yang dilakukan TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid membuahkan hasil, sehingga madrasah tetap beroperasi. Satu tahun setelah kedatangan Jepang, ia juga memulai pendidikan bagi kaum perempuan, sebagai penyempurnaan dan pengembangan visi dalam aspek keadilan bagi setiap orang. Upaya itu diwujudkan dengan mendirikan Madrasah Nahdlatul Banat Diniyah Islamiyah (NBDI), satu tahun setelah kedatangan Jepang.

Kedua madrasah ini menjadi madrasah pertama di Pulau Lombok yang terus berkembang. Pada zaman penjajahan, Maulana Syaikh juga menjadikan kedua madrasah sebagai pusat pergerakan kemerdekaan. Keduanya juga dijadikan tempat untuk menggembleng para patriot bangsa yang siap melawan dan mengusir penjajah.

Bahkan, secara khusus, TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid membentuk Gerakan Laskar Al-Mujahidin.

"Gerakan tersebut bergabung dengan gerakan-gerakan rakyat lainnya di Pulau Lombok untuk bersama-sama membela dan mempertahankan kemerdekaan bangsa Indonesia," ungkap Umi Rohmi.

Kunjungan Pj Gubernur ini bagian dari ikhtiar untuk dapat menjalankan roda pemerintahan di NTB dengan baik, melalui silaturahmi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat untuk membangun komunikasi, masukan dan doa untuk kepentingan NTB secara luas, sehingga terjalin harmoni pada semua aspek kehidupan.

Setelah mendapat penjelasan sejarah Maulana Syaikh, Pj Hassanudin melakukan ziarah ke TGKH Muhammad Zainuddin Abdul Madjid, yang diawali dengan zikir, doa dan dilanjutkan dengan tabur bunga oleh Pj Gubernur NTB.

Usai ziarah Pj Gubernur menyempatkan menyapa santri dan santriwati yang sedang melaksanakan taklim di sekitar kompleks makam. Usai dari kompleks Al-Abror, Pj Gubernur berkunjung ke rumah Hj Sitti Rauhun yang juga ibu dari ulama NTB, yakni Tuan Guru Bajang (TGB) Muhammad Zainul Majdi. Kedatangan Hassanudin disambut oleh Umi Rauhun dengan penuh kebahagiaan, dalam usia-nya yang sepuh, Umi Rauhun nampak berbincang dengan Hassanudin.

Setelah beberapa menit, Pj Gubernur pamit untuk melanjutkan perjalanan ke Bendungan Pandan Duri, sambil menyampaikan terima kasih kepada Umi Rauhun dan keluarga yang telah menerima kunjungan silaturahmi dengan hangat, dan berharap sinergi yang baik akan terus terbangun untuk kebaikan bersama dalam membangun NTB.

Pj Gubernur menyampaikan silaturahmi yang sama akan dilakukan dengan semua pihak dan dalam waktu dekat juga akan melakukan hal yang sama kepada Hj Sitti Raehanun yang juga putri dari Maulana Syaikh TGKH Zainuddin Abdul Madjid.

"Sebagai Pj Gubernur NTB maka hal ini memang harus dilakukan untuk membangun komunikasi dan sinergi dengan semua pihak di NTB," kata Hassanudin didampingi nampak Kepala Dinas Sosial NTB, Ahsanul Khalik.

Pewarta : Nur Imansyah
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024