Jakarta (ANTARA) -
Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meningkatkan kepakaran para pengajar lokal Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) sebagai agen diplomasi Bahasa Indonesia di luar negeri dengan menggelar forum diseminasi.
Kepala Pusat Penguatan dan Pemberdayaan Bahasa Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Iwa Lukmana dalam rilis Kemendikbudristek di Jakarta, Selasa, mengapresiasi para pengajar lokal BIPA yang berkontribusi penting terhadap penginternasionalan bahasa Indonesia.
“Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kepakaran mengajar para pengajar lokal BIPA yang saat ini sedang menjalankan tugas dan fungsi diplomasi Bahasa Indonesia di luar negeri, memutakhirkan ilmu dan informasi mengenai isu-isu terkini mengenai ke-BIPA-an, dan mendapatkan pengalaman langsung mempelajari Budaya Indonesia di negara Indonesia,” ujar dia.
Forum diseminasi bertajuk "Peningkatan Kepakaran Mitra Program BIPA untuk Pengajar Lokal" tersebut melibatkan 42 pengajar lokal BIPA yang merupakan warga negara asing dan diaspora Indonesia.
Para pengajar yang berasal dari Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Mesir, Rusia, Thailand, dan Tiongkok berpartisipasi sebagai peserta kegiatan tersebut.
Para pengajar yang berasal dari Amerika Serikat, Australia, Belanda, Jepang, Jerman, Korea Selatan, Mesir, Rusia, Thailand, dan Tiongkok berpartisipasi sebagai peserta kegiatan tersebut.
Pada kesempatan itu, para peserta juga mendapat pengenalan beberapa produk kebahasaan dan kebudayaan, yaitu BIPA Daring, Penerjemahan Daring (Penjaring), Uji Kemahiran Berbahasa Indonesia (UKBI), Buku Digital (Budi), Laboratorium Kebinekaan, dan Indonesiana TV.
Para peserta secara khusus mendapatkan materi mengenai berbagai hal ke-BIPA-an, antara lain isu mutakhir dan problematika pengajaran tata bahasa dalam pembelajaran BIPA disampaikan Soeharsono, pengembangan dan pemanfaatan bahan ajar BIPA oleh Niknik M Kuntarto, isu mutakhir dan problematika pengajaran budaya dalam pembelajaran BIPA oleh Gatut Susanto, isu mutakhir dan problematika pengajaran sastra dalam pembelajaran BIPA oleh Okky Madasari, serta evaluasi pembelajaran BIPA oleh Emi Emilia.
Baca juga: Buleleng meraih anugerah Merdeka Belajardari Kemendikbudristek
Baca juga: Kemendikbudristek ajak Laskar Rempah gali keragaman budaya
Baca juga: Buleleng meraih anugerah Merdeka Belajardari Kemendikbudristek
Baca juga: Kemendikbudristek ajak Laskar Rempah gali keragaman budaya
Peserta juga diperkenalkan dengan batik sekaligus dilibatkan dalam praktik membatik dipandu oleh Sri Ratna Handayani Budhie.
Mereka juga mengikuti tes UKBI dengan hasil tujuh orang berpredikat sangat unggul, tujuh orang berpredikat unggul, delapan orang berpredikat madya, 10 orang berpredikat semenjana, empat orang berpredikat marjinal, empat orang berpredikat terbatas, dan dua orang tidak berpredikat.
Mereka juga mengikuti tes UKBI dengan hasil tujuh orang berpredikat sangat unggul, tujuh orang berpredikat unggul, delapan orang berpredikat madya, 10 orang berpredikat semenjana, empat orang berpredikat marjinal, empat orang berpredikat terbatas, dan dua orang tidak berpredikat.
Selain materi di kelas, para peserta juga diajak melakukan wisata budaya di Jakarta dengan mengunjungi Monumen Nasional, Bundaran Hotel Indonesia (HI), dan Kota Tua, serta pusat batik di Thamrin City.