Mataram (ANTARA) - Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, berupaya cakupan imunisasi polio melalui gerakan Pekan Imunisasi Nasional (PIN) Polio, dengan sasaran 62.023 anak, mencapai 100 persen.

"Cakupan imunisasi polio di Mataram kita upayakan harus mencapai target minimal 95 persen dan maksimal 100 persen," kata Wali Kota Mataram H Mohan Roliskana di Mataram, Selasa.

Hal tersebut disampaikan di sela kegiatan pencanangan PIN Polio di Posyandu Amal Sejati 1 Lingkungan Getap Timur, Kelurahan Cakranegara Selatan Baru yang dihadiri dan dibuka oleh Pj Gubernur NTB
Hasanudin.

Baca juga: Disdik Mataram siap dukung kegiatan imunisasi polio di sekolah

Untuk mencapai target tersebut, Pemerintah Kota Mataram, melalui Dinas Kesehatan sudah menyiapkan skenario dengan melaksanakan imunisasi polio secara masif dan serentak di sejumlah layanan kesehatan baik itu di puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu, maupun sekolah.

Layanan di sekolah dilakukan karena sasaran imunisasi polio ini merupakan anak usia 0 sampai 7 tahun 11 bulan 29 hari, sehingga sasaran termasuk anak usia PAUD, TK, dan sekolah dasar (SD).

"Untuk layanan polio di tempat-tempat tersebut, sudah disiapkan petugas oleh Dinas Kesehatan Kota Mataram," katanya.

Baca juga: Mataram targetkan cakupan imunisasi polio capai 95 persen

Pemberian layanan di sejumlah fasilitas tersebut, merupakan bagian dari program nasional untuk memberantas penyakit polio dan melindungi generasi muda dari risiko cacat permanen akibat infeksi virus polio.

Karena itu, sosialisasi berkaitan dengan pelaksanaan imunisasi polio secara masif diberikan kepada masyarakat dengan melibatkan kader posyandu dan lainnya.

"Insyaallah program menjadi perhatian kita agar kesehatan masyarakat tercapai dan kita bisa pastikan generasi mendatang bebas polio," katanya.

Pelaksanaan PIN Polio tahap pertama dilaksanakan serentak pada 23-29 Juli 2024 dan tahap kedua dilaksanakan 6 -12 Agustus 2024.

Baca juga: PNS Mataram Akan Gunakan Pin "Antipungli"

Sementara menyinggung tentang potensi adanya penolakan dan keraguan dari masyarakat yang menolak anaknya diberikan imunisasi polio, Wali Kota mengatakan, hal tersebut sudah diantisipasi.

Para kader posyandu sebelumnya sudah bertugas dengan baik untuk menjembatani komunikasi dengan tokoh agama dan tokoh masyarakat, komunikasi itu untuk memastikan imunisasi berjalan dan diterima dengan baik.

"Harapannya informasi yang diterima dari tokoh agama dan tokoh masyarakat mereka bisa membantu mengerahkan atau memobilisasi masyarakat agar mau di imunisasi polio," katanya.

Sebelumnya Kepala Dinas Kesehatan Kota Mataram Emirald Isfihan mengatakan, untuk mencapai target yang ditetapkan, pihaknya terus menggencarkan sosialisasi agar vaksinasi polio tidak ditolak para orang tua.

"Kami juga bersurat dan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan dan menyampaikan imunisasi polio diberikan tanpa suntikan tapi dengan cara diteteskan," katanya.

Selain itu, Dinkes Kota Mataram juga telah menjadwalkan kegiatan "sweeping" atau penelusuran dengan jemput bola ke sasaran yang belum mendapat imunisasi polio selama tiga hari yakni tanggal 30 Juli-3 Agustus 2024.

"Kendala masyarakat mungkin saat jadwal imunisasi, mereka tidak bisa datang ke layanan kesehatan yang ditetapkan," katanya.

 

Pewarta : Nirkomala
Editor : Abdul Hakim
Copyright © ANTARA 2024