Jakarta (ANTARA) - PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo) berkomitmen untuk meningkatkan literasi asuransi masyarakat Indonesia sejak dini, salah satunya di kalangan pelajar, demi mewujudkan sektor keuangan yang berkelanjutan.
Sekretaris Perusahaan Asuransi Jasindo Brellian Gema mengatakan di Jakarta, Selasa, bahwa mengenalkan asuransi kepada anak pada usia sekolah merupakan langkah edukasi finansial yang tepat.
“Pada usia ini merupakan masa transisi yang penting bagi generasi muda ketika mereka mulai memikirkan masa depan dan tindakan yang diperlukan untuk mencapainya. Di sinilah peran penting Jasindo dalam memberikan edukasi dan akses asuransi yang mudah dan terjangkau,” ujarnya.
Pihaknya telah melaksanakan program literasi asuransi yang menjangkau ribuan siswa sekolah di 30 kota di seluruh Indonesia beberapa waktu lalu. Program tersebut, katanya lagi, merupakan salah satu upaya perseroan untuk berperan aktif memberikan informasi tentang pentingnya asuransi kepada masyarakat.
Selain program literasi, Brellian mengatakan bahwa pihaknya juga memberikan polis asuransi gratis kepada lebih dari enam ribu pelajar di seluruh Indonesia selama kegiatan literasi tersebut dilakukan.
Program Asuransi Jasindo tersebut pun memecahkan rekor MURI sebagai “Pemberian Polis Asuransi Kecelakaan Diri Kepada Siswa Terbanyak”. Ia menuturkan bahwa langkah tersebut diharapkan dapat membantu meningkatkan kesadaran asuransi bagi pelajar dan keluarganya, serta sebagai upaya pengenalan manfaat asuransi secara langsung.
Baca juga: Jasindo dukung SDGs dengan berikanbeasiswa
Baca juga: Belanja asuransi kesehatan mesti seimbang antara FKTP dan RS
“Melalui kegiatan ini, kami berharap dapat mencetak generasi mendatang yang melek asuransi. Generasi ini diharapkan mampu membuat keputusan finansial yang cerdas dan bijak, serta memiliki kemampuan untuk merencanakan masa depan dengan lebih baik,” katanya pula.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 2022, tingkat literasi asuransi nasional baru mencapai 31,72 persen, jauh di bawah tingkat literasi keuangan nasional yang mencapai 49,68 persen.