Klaten, Jawa Tengah (ANTARA) - Danone Indonesia melalui produk air minum dalam kemasan AQUA berkomitmen untuk mengembalikan lebih banyak air ke alam dan masyarakat dibandingkan yang digunakan dalam proses produksi.
"Jadi kita memastikan bahwa 'water is replenish', air akan bisa dikembalikan dan juga memberikan manfaat ke ekosistem, ke alam dan yang kedua juga ke masyarakat," ujar Head of Climate and Water Stewardship Danone Indonesia Ratih Anggraini di Taman Kehati, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (23/7).
Ratih menjelaskan bahwa komitmen tersebut dilakukan lewat berbagai inisiatif. Pertama, pihaknya memastikan semua inisiatif yang dijalankan berdasarkan penelitian ilmiah yang mendalam.
Studi hidrologi, pemetaan air tanah, analisis kimia, dan analisis hidroisotop dilakukan untuk memastikan sumber air AQUA berkelanjutan.
Selain itu, pemetaan biologi dan studi air bawah permukaan dilakukan untuk memastikan bahwa neraca air di wilayah produksi tidak akan defisit sehingga bisa digunakan oleh seluruh masyarakat di wilayah tersebut.
Untuk mengembalikan air ke alam, AQUA melakukan konservasi vegetatif dan buatan. Konservasi vegetatif melibatkan penanaman pohon, sementara konservasi buatan mencakup pembangunan sumur resapan dan kolam yang membantu air meresap langsung ke dalam akuifer di daerah hulu.
Teknologi digital, seperti barcode yang disematkan pada pohon dan dipantau secara rutin, digunakan untuk memastikan efektivitas penanaman.
"Ini yang kita pantau secara rutin, sehingga memastikan bahwa pohon itu kalau mati atau sakit, kita bisa segera gantikan atau kita sulam istilahnya, sehingga air itu akan bisa terus diresapkan," kata dia.
Ratih mengatakan AQUA juga menginisiasi Taman Kehati untuk menjaga keanekaragaman hayati, yang membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan memudahkan air meresap ke dalam tanah.
Selain itu, di area tengah, perusahaan mendorong praktik pertanian regeneratif untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dan air secara efisien. Infrastruktur irigasi juga diperbaiki untuk mengatasi isu keterbatasan air, memastikan distribusi air yang merata, dan mendukung pertanian lokal.
"Ini untuk mengatasi isu sosial. Karena ternyata banyak isu terkait keterbatasan air itu disebabkan karena irigasinya yang tidak merata, rusak, dibiarkan, jadi tidak sampai ke ujung dan lain sebagainya. Ini juga jadi salah satu intervensi yang dilakukan secara masif di Klaten sini, di mana ini membantu masyarakat itu akhirnya bisa bercocok tanam kembali," ucapnya.
Di wilayah operasional pabrik, AQUA menerapkan berbagai teknologi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air. Target perusahaan adalah mencapai efisiensi air 50 persen lebih baik pada tahun 2030 dibandingkan tahun 2020. Teknologi seperti rainwater harvesting digunakan untuk kebutuhan domestik di pabrik.
Selain mengembalikan air ke alam, AQUA juga berkomitmen untuk mengembalikan air ke masyarakat. Ratih mengatakan perusahaan mendampingi masyarakat untuk memiliki akses air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai. Program ini telah dijalankan di 46 kabupaten.
Pendekatan berbasis daerah aliran sungai (DAS) juga digunakan untuk memastikan inisiatif konservasi berjalan efektif dari hulu ke hilir.
Forum DAS dibentuk untuk koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk industri lain dan petani, untuk memastikan keberlanjutan sumber daya air di seluruh wilayah operasi.
Baca juga: Starbucks Foundation bantu akses air bersih lewat "Water Station"
Baca juga: Kapal Pesiar kandas di terumbu karang Raja Ampat
Ratih mengatakan Komitmen yang dijalankan AQUA tersebut diaudit oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggunakan standar internasional untuk memastikan akurasi dan keberlanjutan upaya mereka.
"Ini untuk memastikan, untuk punya metodologi, dan punya hitungan yang akurat di masing-masing daerah aliran sungai itu sebenarnya berapa banyak air yang sudah dikembalikan, berapa banyak air yang sudah disediakan untuk masyarakat, apakah memang ini sesuai dengan komitmen kita untuk mengembalikan lebih banyak dari yang digunakan atau belum," kata Ratih.
"Jadi kita memastikan bahwa 'water is replenish', air akan bisa dikembalikan dan juga memberikan manfaat ke ekosistem, ke alam dan yang kedua juga ke masyarakat," ujar Head of Climate and Water Stewardship Danone Indonesia Ratih Anggraini di Taman Kehati, Klaten, Jawa Tengah, Selasa (23/7).
Ratih menjelaskan bahwa komitmen tersebut dilakukan lewat berbagai inisiatif. Pertama, pihaknya memastikan semua inisiatif yang dijalankan berdasarkan penelitian ilmiah yang mendalam.
Studi hidrologi, pemetaan air tanah, analisis kimia, dan analisis hidroisotop dilakukan untuk memastikan sumber air AQUA berkelanjutan.
Selain itu, pemetaan biologi dan studi air bawah permukaan dilakukan untuk memastikan bahwa neraca air di wilayah produksi tidak akan defisit sehingga bisa digunakan oleh seluruh masyarakat di wilayah tersebut.
Untuk mengembalikan air ke alam, AQUA melakukan konservasi vegetatif dan buatan. Konservasi vegetatif melibatkan penanaman pohon, sementara konservasi buatan mencakup pembangunan sumur resapan dan kolam yang membantu air meresap langsung ke dalam akuifer di daerah hulu.
Teknologi digital, seperti barcode yang disematkan pada pohon dan dipantau secara rutin, digunakan untuk memastikan efektivitas penanaman.
"Ini yang kita pantau secara rutin, sehingga memastikan bahwa pohon itu kalau mati atau sakit, kita bisa segera gantikan atau kita sulam istilahnya, sehingga air itu akan bisa terus diresapkan," kata dia.
Ratih mengatakan AQUA juga menginisiasi Taman Kehati untuk menjaga keanekaragaman hayati, yang membantu menjaga keseimbangan ekosistem dan memudahkan air meresap ke dalam tanah.
Selain itu, di area tengah, perusahaan mendorong praktik pertanian regeneratif untuk mengurangi penggunaan bahan kimia dan air secara efisien. Infrastruktur irigasi juga diperbaiki untuk mengatasi isu keterbatasan air, memastikan distribusi air yang merata, dan mendukung pertanian lokal.
"Ini untuk mengatasi isu sosial. Karena ternyata banyak isu terkait keterbatasan air itu disebabkan karena irigasinya yang tidak merata, rusak, dibiarkan, jadi tidak sampai ke ujung dan lain sebagainya. Ini juga jadi salah satu intervensi yang dilakukan secara masif di Klaten sini, di mana ini membantu masyarakat itu akhirnya bisa bercocok tanam kembali," ucapnya.
Di wilayah operasional pabrik, AQUA menerapkan berbagai teknologi untuk meningkatkan efisiensi penggunaan air. Target perusahaan adalah mencapai efisiensi air 50 persen lebih baik pada tahun 2030 dibandingkan tahun 2020. Teknologi seperti rainwater harvesting digunakan untuk kebutuhan domestik di pabrik.
Selain mengembalikan air ke alam, AQUA juga berkomitmen untuk mengembalikan air ke masyarakat. Ratih mengatakan perusahaan mendampingi masyarakat untuk memiliki akses air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai. Program ini telah dijalankan di 46 kabupaten.
Pendekatan berbasis daerah aliran sungai (DAS) juga digunakan untuk memastikan inisiatif konservasi berjalan efektif dari hulu ke hilir.
Forum DAS dibentuk untuk koordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan, termasuk industri lain dan petani, untuk memastikan keberlanjutan sumber daya air di seluruh wilayah operasi.
Baca juga: Starbucks Foundation bantu akses air bersih lewat "Water Station"
Baca juga: Kapal Pesiar kandas di terumbu karang Raja Ampat
Ratih mengatakan Komitmen yang dijalankan AQUA tersebut diaudit oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menggunakan standar internasional untuk memastikan akurasi dan keberlanjutan upaya mereka.
"Ini untuk memastikan, untuk punya metodologi, dan punya hitungan yang akurat di masing-masing daerah aliran sungai itu sebenarnya berapa banyak air yang sudah dikembalikan, berapa banyak air yang sudah disediakan untuk masyarakat, apakah memang ini sesuai dengan komitmen kita untuk mengembalikan lebih banyak dari yang digunakan atau belum," kata Ratih.